1. Pebisnis Hebat

79 6 0
                                    

Mentari pagi yang bersinar cerah mengembalikan aktivitas semua orang yang semalam mengistirahat tubuhnya untuk mengisi energinya kembali. Seorang gadis yang sedang berada di dalam kamarnya dan sudah terbangun sejak adzan subuh berkumandang kini memulai aktivitas di pagi hari ini dengan untaian senyuman yang begitu manis. Ruangan dengan nuansa baby pink terlihat bersih rapi dan wangi, begitu juga dengan sang pemilik yang sudah tampak cantik dan anggun dengan pakaian gamis syari berwarna dusty pink serta pashmina semi syari berwarna senada yang membaluti kepalanya dengan ukiran nama ''Zivana'' di ujung khimarnya.

''Bismillah, semoga hari ini Zivana hijab laris manis seperti pemiliknya yang nggak kalah manis,'' ucap gadis itu seraya tersenyum manis di pantulan cermin riasnya.

Usai merapikan tampilannya gadis muda yang bernama lengkap Ziva Kinanah ini akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Wajahnya tampak bersinar secerah mentari pagi kala menyambut kedua orang tuanya yang sedang bersiap diri untuk sarapan bersama.

''Good morning Mami and Papi,'' sapanya yang mulai bergabung bersama sepasang suami istri yang ia panggil dengan sebutan Mami dan Papi.

''Good morning too my baby,'' balas seorang perempuan paruh baya yang anggun dengan pakaian semi syarinya, Izma hazimah namanya.

''Good morning too my daughter,'' imbuh Zawir Wadihan, lelaki paruh baya yang berparas tampan khas timur tengah dan tak usang termakan usia.

''Ayo kita sarapan dulu ya, Mami sudah masak nasi goreng udang kesukaan putri kebanggaan Mami.''

''Maa syaa Allah, terima kasih Mami, Ziva saaayang Mami,'' ucap Ziva sambil memeluk gemas sang Mami yang berada tidak jauh darinya.

''Iya sama-sama, Mami juga saaayang Ziva,'' balas Izma tak kalah gemasnya dengan sang putri bungsu.

Ziva adalah anak bungsu dari dua bersaudara, tetapi ia hanya tinggal bertiga bersama Mami dan Papinya karena sang Abang yang sudah berkeluarga memilih tinggal di luar negeri untuk mengurusi bisnisnya. Umur Ziva kini sudah menginjak 23 tahun tetapi bagi kedua orang tuanya terkhusus Izma, putri bungsunya itu tetaplah anak kecil yang sering ia panggil dengan sebutan my baby sebagai panggilan sayangnya. Ziva tidak keberatan akan hal itu karena menyandang status anak bungsu terlebih hanya tinggal bertiga bersama orang tuanya ia mendapatkan limpahan cinta dan kasih sayang yang tak pernah berkurang justru akan bertambah setiap harinya.

Namun terkadang Ziva merasa sedikit jengkel karena Maminya masih menganggapnya sebagai anak kecil yang apa-apa perlu dilayani sehingga secara tidak langsung membuat karakternya terbentuk menjadi anak yang manja, seperti sekarang ini meskipun sudah menolak tetapi Izma tetap mengambilkan sarapan untuk sang putri usai ia melakukan kewajibannya untuk melayani sang suami terlebih dahulu. Tetapi di balik itu semua Ziva tetap mensyukurinya karena itu artinya sang Mami begitu menyayanginya.

''Mami, Papi, Ziva berangkat ke butik dulu ya.''

''Iya Sayang, kamu hati-hati ya, bawa mobilnya nggak usah ngebut-ngebut, hati-hati saja, nggak apa-apa terlambat yang penting selamat, lagipula itu kan butik kamu, jadi mau kamu datang terlambat nggak masalah kan.''

Itulah nasihat singkat yang sering Ziva dapatkan dari sang Mami ketika ia hendak berangkat kerja. Meskipun terdengar mononton dan kata-katanya terulang-ulang setiap harinya tetapi Ziva akan selalu mengingatnya karena itu adalah bentuk kasih sayang sang Mami yang menginginkan dirinya selalu dalam keadaan baik-baik saja.

''Semangat kerjanya ya my Daughter, Papi bangga sama kamu, masih muda sudah menjadi pebisnis hebat, sama seperti Abangmu dan sama seperti Papi waktu muda dulu.''

Ziva melayang tinggi mendengar pujian dari sang Papi yang secara terang-terangan menunjukkan rasa bangganya karena mempunyai anak-anak yang sudah sukses di masa mudanya sama seperti dirinya di masa mudanya dulu.

Imam IdamanWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu