7 : baik dan buruk

Start from the beginning
                                    

"Gak!"

"Kalo gue izin ke Ayah Yuta? Dan misalkan di kasih, Lo mau?" Tanya Hendery dengan senyuman termanisnya.

Entah mengapa wajah Xiaojun tiba-tiba merasa panas, ia mengalihkan pandangannya berusaha menghindari tatapan Hendery. "Gak tahu."

Hendery manggut-manggut sambil tersenyum, ia tidak bodoh melihat Xiaojun salah tingkah seperti ini, "Gue anggap jawaban tadi, Lo mau. Oke, gue tinggal ya. Good luck, sweetie." Hendery segera berjalan takut di amuk Xiaojun selepas ia mengatakan hal tadi. Sebelum itu ia mencubit pipi Xiaojun dan kabur dari sana.

Xiaojun hanya menahan sebisa mungkin gejolak yang ada di dalam hatinya. Wajahnya bahkan terasa panas, dan ia yakin wajahnya kini telah memerah. Entah ada apa dengan pria bermarga Seo itu. "Apa-apaan anak itu."

"Hai, Xia." Sapa Lucas.

Xiaojun melirik ke arah Lucas yang berdiri di sebelahnya. Dengan situasi yang seperti ini, Xiaojun mengedarkan pandangannya mencari seseorang. Dan syukurlah orang itu masih belum jauh.

"Hendery!"

Melihat Hendery berbalik, Xiaojun melepaskan apronnya. "Manggung yuk!"

Hendery mengangguk dan memberikan jempolnya menandakan setuju. Xiaojun tersenyum tipis, lalu melirik lagi ke arah Lucas.

"Sorry ya, gue cabut dulu." Xiaojun pun berlari ke arah Hendery yang berhenti demi menunggu si manis ke arahnya.

Xiaojun sudah tidak ingin berurusan dengan Lucas. Ia hanya ingin hidup bebas tanpa adanya gangguan. Namun, ia harus berusaha agar tidak menjadi musuh. Tetap bertegur sapa walaupun setelah itu ia mendirikan tembok begitu tinggi agar Lucas tidak bisa mencapainya. Xiaojun tahu kalau Lucas menyukainya, sebab itulah Xiaojun tidak terlalu merespon Lucas. Jika dirinya merespon, itu sama saja ia memberikan harapan pada Lucas.

Meninggalkan Lucas yang tersenyum hambar menatap kepergian pria manis yang ia sukai itu.










🍃🍃 MALAIKAT AYAH🍃🍃











️⚠️Warning self-harm⚠️

Renjun masuk ke kamar asramanya, dan menangis meraung-raung. Menyalahkan semua orang termasuk dirinya sendiri.

Ia tidak bisa berfikir jernih untuk saat ini, fikirannya kacau, kesalahan-kesalahan di masa lalu ia rekam ulang di ingatannya, merasakan sakitnya kembali. Ia memang tidak pernah dapat pukulan dari ayahnya tapi ia seringkali mendapat bentakan, dan terus di hakimi oleh ayahnya.

Dan barusan tadi, ia mendapati tamparan pertamanya dari sang ayah karena berani membentak. Rasanya ia tidak kuat lagi saat ia terus saja di salahkan padahal bukan ulahnya.

Kejadian empat tahun lalu terekam kembali, saat dimana ia melihat ayahnya membentak bahkan memukuli Xiaojun dengan rotan karena sengaja Menaruh ranting kayu di ban sepeda Shotaro yang saat itu masih dalam tahap belajar naik sepeda.

Setelah kejadian itu dia patuh apa yang ayah Katakan padanya, bahkan ia sampai menyalahkan salah satu saudaranya agar tidak kena amukan sang Ayah, yang paling sering ia tuduh itu adalah Jaemin. Karena ia tahu, jika menyalahkan Jaemin, anak itu tidak akan terkena pukulan atau bentakan dari ayahnya. Hanya mendapat teguran halus.

Pilih kasih memang.

Tapi selama ini ia cukup menahannya, kejadian tadi itu membuat kejanggalan di hatinya merasa lega, setidaknya ia bisa mengungkapkan isi hatinya selama ini.

Malaikat Ayah [REVISI]Where stories live. Discover now