[10] Batavia; Istiqlal & Katedral, Pasar Baroe.

331 61 9
                                    

Jangan lupa komen. Matur suwun, lur.


Lisa tersentak ketika bus Transjakarta akhirnya berhenti di stasiun tujuan mereka, halte Pasar Baru.

"Woy, diem aja lu," ucap Jungkook menyadarkan. "Ayo turun," lanjutnya sambil menarik pergelangan tangan Lisa, maksudnya dia menarik baju di pergelangan tangan Lisa.

"E-eh? Oh iya." Lisa linglung yang membuat Jungkook langsung mendengus kecil melihatnya.

Jungkook mengeluarkan e-moneynya, "Siapin e-money lu," perintahnya.

Saat mereka sedang berjalan ke luar dari halte menuju Katedral tiba-tiba Jungkook berceletuk, "Lu kenapa sih? Kepikiran?" tanyanya.

Lisa yang lagi bengong langsung menatap Jungkook, "Hah? Kepikiran apaan?" pura-pura nggak tahu.

"Menurut gua? Iya, pertemuan kita emang sejarah. Sejarah yang nggak akan gua lupain. Kalau menurut gua ya itu. Sekarang gua tanya balik, menurut lu gimana?" Jungkook mengulangi perkataannya saat mereka masih di Museum Nasional Indonesia.

"Lu kenapa sih?" Lisa hanya cengengesan saat menatap sahabatnya itu.

"Lu yang kenapa, kalau lu nggak papa harusnya ya biasa aja. Lu aneh," ucap Jungkook to the point.

Lisa hanya terus berjalan, "Iya, gue aneh ya."

[semesta]

"Katedral indah ya?" tanya Lisa tiba-tiba ketika mereka sudah berada di dalam museum Katedral.

Jungkook mengangguk setuju, "Gua suka banget sama arsitektur gaya neo gotiknya. Apalagi ini berseberangan sama Istiqlal. Maknanya dalem banget ini sumpah," ucap Jungkook. "Emang the best bapak Ir. Soekarno ini."

Lisa menarik lengan kiri Jungkook untuk berhenti sesaat. "Lihat deh. Istiqlal," ucapnya sambil menunjuk sebuah masjid megah di seberang sana.

"Istiqlal dan Katedral," gumamnya lalu tertawa. "Je," panggil Lisa.

Jungkook langsung menoleh, "Hah?"

"Istiqlal dan Katedral," ucap Lisa lagi yang membuat Jungkook bingung, ini sahabatnya kenapa jadi aneh banget sih?

"Gue bisa dibilang penulis di wattpad. Kalo boleh jujur ya, gue bisa bikin semua genre cerita kecuali genre tentang Istiqlal dan Katedral," ucap Lisa.

"Maksud lu beda agama?" tanya Jungkook.

Lisa hanya mengangguk, "Gue nggak akan pernah bisa bikin cerita tentang genre itu. Walaupun jika ada yang minta di wattpad, gue nggak akan pernah mau untuk ngepublish cerita genre itu, walaupun di lubuk hati gue sejujurnya gue bisa. Tapi ya susah aja."

"Gue juga tahu rata-rata alur dan ending dari setiap cerita di wattpad, ada yang gampang ditebak dari awal. Kecuali beberapa cerita dan genre sejenis itu. Biasanya cerita itu antara salah satu pindah atau mereka pisah. Terus dialognya juga yang selalu ada itu pasti tolong katakan pada Tuhanmu, apakah aku yang bukan hambanya boleh mencintai salah satu hambanya?" lanjut Lisa.

"Tahu banget lu?" tanya Jungkook.

Lisa langsung menatap Jungkook remeh, "Yaiyalah, gue lebih banyak di wattpad daripada belajar," ucapnya sok yang membuat Jungkook langsung memutar bola matanya malas.

Mereka terus berjalan sampai akhirnya mereka tiba di pintu keluar. "Kita ke Istiqlal ya, Zuhur sekalian Ashar di sana," ucap Jungkook yang dibalas anggukan Lisa.

"Eh, btw lu katanya penulis wattpad ya?" tanya Jungkook lagi.

"Iya, bukan penulis terkenal sih atau penulis yang bener-bener kayak hidup banget di wattpad gitu. Gue tipe penulis yang kayak buat iseng aja nggak tahunya yang baca cerita gue sekarang lumayan, ya udah gue lanjutin aja tuh cerita," jawab Lisa. "Kenapa emang?"

semestaWhere stories live. Discover now