dua puluh

15K 3.9K 257
                                    

Di KBM dan KK udah bab 48 ya. Silahkan mampir dan gabung sama temen-temen yang maunya dobel up, tripel up, hahahha. Gempor eke, Neik.

***

Ketika 19

Meski kadang dianggap tidak ada, tinggal bersama mama adalah hal yang cukup menyenangkan buat Magnolia. Dia tidak habis pikir, dengan kecantikannya yang tiada tara, sebenarnya mustahil bagi mama untuk tidak membuat pria bertekuk lutut kepadanya. Tapi, mama tetap memilih setia dengan papa dan bergeming setiap ada yang menawarkan diri untuk menjadi penggantinya. 

Hal itu juga yang membuat Magnolia bertekad akan menjadi wanita setia seperti mama yang tetap kuat meski suaminya mendua. Walau dia adalah hasil dari perbuatan papa dengan wanita selain mama, Magnolia tidak pernah menyesal dia dilahirkan seperti itu. Saat ini dia berpikir dirinya belum paham alasan papa, tapi nanti, dia akan mencari tahu setidaknya tentang asal-usul keluarga ibunya.

Papa adalah anak tunggal. Kakek dan nenek berpulang di usia yang amat muda, wafat bersama saat menjalankan ibadah di tanah suci meninggalkan seorang anak lelaki yang kemudian menempa dirinya luar biasa keras hingga menjadi seorang abdi negara. Mereka juga memiliki nenek lain, saudara nenek mereka saat ini. Tetapi Magnolia tidak terlalu mengenal mereka. Lagipula keluarga tersebut tinggal di suatu daerah terpencil di Jawa Barat, dekat perbukitan yang tidak Magnolia ingat. Setiap dia hendak bertanya kepada mama, wanita itu selalu menghindarinya. 

Tapi, pagi ini, Magnolia bertemu mama sebelum wanita cantik tersebut berangkat bekerja sebagai staf di salah satu gedung di SCBD. Dandanannya pagi itu seperti biasa hanya ulasan bedak dan lipstik tipis di wajah, tapi, sudah membuat Magnolia tersenyum dan membayangkan penampilannya sendiri bila mendapat riasan seperti itu. 

"Ngapain lo liat-liat gue?" tanya mama ketus. Magnolia baru keluar dari kamar mandi belakang rumah dan hendak menjemur pakaiannya yang baru dicuci. Dia belum tuntas memeras baju kaosnya saat mama lewat dan percikannya membasahi celana panjang berwarna hitam milik mama yang pagi itu sedang menjemur handuknya.

"Basah semua celana gue. Lo punya mata nggak, sih?" 

Mama mendorong tubuh Magnolia yang saat itu tidak melihat kehadirannya. Hari memang masih gelap, baru pukul lima lewat tiga puluh dan tidak biasanya mama keluar ketika dia sedang berada di pekarangan belakang.

"Maaf, Ma. Mana yang basah? Yaya bantu lap."

Magnolia baru saja mengambil handuk bersih yang dia gantung di jemuran untuk membersihan percikan air di celana mama saat wanita berusia empat puluh tahun tersebut menendang betis kanannya sampai Magnolia terjungkal ke arah samping.

"Jaga tangan lo. Udah bagus gue kasih tinggal di sini."

Magnolia yang berusaha untuk membantu mama hanya bisa menatap undakan anak tangga menuju pintu belakang rumah dalam diam. Dia mengangguk pelan sewaktu mama tanpa menoleh lagi menutup pintu dengan sebuah bantingan kasar yang membuatnya memejamkan mata.

"Nggak Mama, nggak Abang, semuanya sensi lihat gue. Apa mesti gue operasi plastik jadi Beyonce atau Megan Fox gitu biar disayang mereka?" 

Magnolia bahkan belum beranjak dari tempat dia terjungkal tadi dan hanya duduk beralas tanah sambil mengelus betisnya yang ditendang dengan boot kulit hitam mama yang dia tebak berharga mahal. 

"Bakal biru, nih, kayaknya." Magnolia menghela napas, "harusnya nggak usah ditendang. Ngomong pelan aja udah pasti gue geser. Tadi gue nggak lihat Mama datang."

Magnolia mengerjapkan kelopak matanya berkali-kali, berusaha tetap kuat tapi nyatanya matanya makin panas dan perih. 

"Kayak apa, sih, disayang Mama kandung? Gue iri banget lihat Mamas sama Keke dipeluk tiap malam, diajak salat bareng. Emak gue ke mana, Ya Allah?" 

(Unpub Acak )Ketika Cinta Lewat Depan RumahmuWhere stories live. Discover now