“Tak ada salahnya tersenyum di saat terluka, karena percuma menangis pun tak dapat menyembuhkannya.”
Happy reading ✨
Saka mengulum senyum, jepretan foto yang beberapa jam lalu di unggah pada akun Instagram pribadinya itu menuai berbagai macam komentar nyeleneh. Saking kocaknya Saka gak bisa berhenti scroll bawah, tapi dia gak ada minat buat balas satu persatu.
Arganteng
@Rv__seyke kek kenal -_-Xc.Bobby
@Rv__seyke ceweknya pake seragam Biru-abu NusbaNaufal08
@Rv__seyke hujan-hujanan?Waka_81
@Rv__seyke plis Spil mukanyaKook.Rani
@Rv__seyke wkwk beranix punggung_Riki90
@Rv__seyke pj bang!!Nadinadi
@Rv__seyke wehh pak KETOS diem" dah punya pawangSeanoool
@Rv__seyke sapa tuuFani_jaa
@Rv__seyke ucull bet kek bocilJoniyes.paps
@Rv__seyke ada jg yg mau Ketos galak kek Lo ◕દ◕Galang.cool
@Rv__seyke kukira cupu ternyata suhu ಡ ͜ ʖ ಡAb.sarny
@Rv__seyke anak sklh kt?Dan masih banyak lagi. Anak laki-laki itu membaringkan tubuh terlentang dengan tangan sebagai bantalan dan satunya lagi bermain handphone, posisi terbaik Saka.
Namun, kegiatannya harus terganggu dengan suara ketukan pintu yang terdengar. Saka beranjak, memasukan ponsel kedalam saku sebelum membuka pintu perlahan.
“Kenapa, Bi?” Tanyanya pada Bi Lala, seorang asisten rumah tangga yang sudah bekerja hampir dua puluh tahun.
“Maaf Den, kata Bapak Aden di suruh anterin map coklat di atas meja. Bibi lupa tadi bilangin.”
Saka mengernyit. “Papa lembur lagi?”
“Iya den,”
Saka akhirnya mengangguk, berjalan gontai menuju ruang kerja ayahnya dan berdiri tepat di depan meja kayu jati dengan papan yang tertulis Dr. Mahendra Owen.
CITEȘTI
KETOS; Struggle
Ficțiune adolescenți"Bukan berarti, orang yang punya kelainan mental gak pantes buat dapet cinta." Start [ 03/03/22 ]