STRUGGLE - 05. Matematika

160 30 4
                                    

"Terkadang, hidup juga harus butuh rumus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Terkadang, hidup juga harus butuh rumus. Biar gak salah paham."

Happy reading ✨



"Udah, selesai?"

Saka Revaldo. Anak laki-laki dengan ciri khas tahi lalat di hidungnya itu berujar, dia baru selesai dengan urusan nya bersama Pak Edo, Guru olahraga di sekolahnya yang dalam dua hari kedepan akan mengadakan lomba futsal antar sekolah. Dia di suruh mengkoordinasi acara tersebut.

"Udah sih. Tapi pintu di pojok gak bisa di buka, gue gedong-gedor tetep gak ada yang nyahut."

"Pintunya rusak?"

"Ya kali, ada orang lah, sembunyi. Lo coba gantian gedor-gedor gih, tenggorokan gue udah sakit."

Saka mengangguk. "Biar gue, Lo catat nama-nama mereka. Biar nanti Pak Burhan yang kasih hukuman. Yang adil."

"Siap! Pak Ketos, wakil mu akan bersikap adil seadil-adilnya. Gak pandang kawan apalagi lawan, semangat!"

Saka menggeleng prihatin pada teman sengklek nya, menghela dia mengetuk pintu dari bahan plastik tersebut tak terlalu keras. Saka menunggu. Namun tak ada tanggapan sama sekali, dia mengernyit.

"Buka!" Ucapan penuh penekanan.

Suara grasak-grusuk dari dalam membuat keningnya semakin mengernyit, perlahan pintu di depannya terbuka.

Seorang gadis dengan pakaian putih abu polos; tanpa nama kelas dan atribut lengkap. Berdiri dengan raut wajahnya linglung, Saka hampir membuncah kan tawa jika tak sadar dia sedang bertugas.

Berdehem. "Lain kali kalo ke toilet ajak temannya ya dek, lihat papan nama di depan juga. Jangan sampai salah toilet -"

Belum sempat dia menyelesaikan ucapannya, sosok gadis yang tak di ketahui namanya itu sudah pergi begitu saja. Saka mengerjap dengan pergerakan cepatnya, bukan setan kan?

"Anjir! Tadi cewek?" Itu suara Arga, si wakil ketua OSIS. "Beneran, Kha?"

Dengan santai yang di tanya mengangguk, memasukan satu tangan kedalam saku sembari masih mengamati punggung sempit si adik kelas yang lari tunggang langgang.

"Malu pasti, pantes gue panggil gak nyahut. Betina ada-ada aja kelakuan lo."

Saka berbalik badan. "Udah semua?"

"Udah dong. Hapal gue nama-nama mereka, di luar kepala."

"Antar ke lapangan, suruh lari lima belas putaran sebelum ketemu Pak Burhan. Beliau nanti dateng, gue mau ke kantin beli makanan ke rosis."

"Sekalian Mie ayam, gue belum sarapan."

"Titip izin, besok gue mau adain razia atribut. Terutama buat anak kelas sepuluh, udah semester dua masih ada aja yang pake baju polos abu putih."

KETOS; StruggleWhere stories live. Discover now