Book 1 of series pemburu
Singkat saja Griz. Hanya kau sendiri yang bisa menentukan jalan apa yang akan kau ambil. Mau bagaimanapun resikonya, jalanmu tetap akan berakhir kepada keputusan takdir. Hal pertama itulah yang perlu kau ingat sebagai manusi...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Osha POV
Jika saja aku boleh bertanya tentang alasan mengapa aku mengikuti tim kepada Griz ataupun Zayn. Mungkin sekarang ini aku tidak akan pusing mencari seseorang untukku bertanya.
Pada awalnya aku hanya berpikir jika masuk kedalam sekolah ini akan mudah-mudah saja. Aku juga bergabung kepada tim Zayn dan Griz hanyalah untuk membuatku bisa terus maju menjadi seorang pemburu.
Aku tidak ada niatan untuk membantu manusia dari ganasnya makhluk terlarang sebelumnya, karena aku tidak mengenal banyak manusia. Aku tidak pernah keluar rumah dan pertama kali ini aku keluar rumah. Aku tidak mau peduli dengan orang lain dan aku tidak akan pernah peduli. Tapi kali ini berbeda, terpaksa aku harus peduli kepada orang lain agar aku, bisa menjadi seorang pemburu. Namun mengapa aku harus mencari alasannya. Alasan bersama yang memang menjadi alasan yang sama.
Aku tau alasan kami bersama adalah untuk menjadi seorang pemburu. Namun kata Griz, itu hanyalah keinginan bersama di dalam kelas pemburu, atau disaat aku belajar di kelas pemburu bersama dengan murid beraura merah lainnya. Jadi alasan kami bertiga lebih berbeda dari alasan satu kelompok. Jika saja aku boleh memukul kepala sang kepala sekolah itu, kemarin sudah kupukul habis-habisan kepalanya.
Aku tidak pernah berfikir bersama orang lain seumur hidupku. Seumur hidup ini aku hanya terkurung dirumah dan hanya melihat sekitar rumah dari kaca jendela saja, aku tidak pernah diperbolehkan keluar dari rumah. Saat ini aku ada di sekolah ini saja karena aku melarikan diri dari rumah. Aku ingin bebas dan menentukan semua apa yang aku inginkan, masih ada jawaban yang perlu aku tau dengan melihat alam luar. Aku bukan bahaya.
Aku tidak tau akan pulang kepada orang tuaku lagi atau tidak, sepanjang ini aku masih berpikir akan dua hal. Pertama tentang diriku yang melarikan diri, dan tentang alasan yang harus aku ketahui jawabannya dan kepastiannya dengan cara bertanya kepada orang lain.
Aku ingin pulang pada waktu yang tepat. Tapi aku tidak yakin akan pulang dengan waktu yang tepat dengan sambutan yang baik. Jikalau aku pulang, apakah aku masih diterima di lingkungan? Lingkungan tempatku pulang tidaklah baik, mereka menganggap aku buruk, bahkan mereka melihat diriku sebagai anak pembunuh. Mereka melaporkanku kepada polisi, tapi karena bukti tidak ada, maka mereka kalah. Tapi mereka tidak berhenti disitu, mereka justru ingin membunuhku. Padahal apa yang mereka tau sedikit, namun mengapa mereka pintar sekali mengarang.
Di kelas pemburu ini aku tidak perlu banyak waktu untuk berkenalan, dengan mudah aku berkenalan dengan banyak orang di kelas ini. Mudah sekali berkenalan dengan manusia yang tidak mengenal diri kita sendiri, jika sudah kenal, apalagi hanya kenal satu keburukan. Itu akan susah.
Meskipun aku sudah mempunyai beberapa teman di kelas ini, namun belum ada seseorang yang benar-benar tulus ingin berteman denganku. Mereka hanya ingin berteman karena aku bisa mengendalikan pembentukan tubuh seperti air dengan mudah padahal aku baru memasuki tingkat Increase. Mereka bilang jika senior saja jarang ada yang menguasainya, tapi malah justru aku bisa menguasainya. Walaupun begitu, dalam urusan penyembuhan, aku selalu gagal. Teman-teman yang kukenal hanya melihatku dari dimana aku menguasai satu kemampuan. Jika ada praktek tentang itu dan berkelompok, pasti mereka mendekatiku. Aku tau itu, namun aku butuh mereka agar aku tidak kesepian di kelas. Kesepian itu sangat tidak menyenangkan.
