376 - Meledak part 1

37 14 20
                                    

SuA masih berlari menyusuri lorong mengikuti Siyeon yang sedang memimpin jalan, kecepatan lari mereka saat ini tidak secepat yang biasanya tapi masih tetap lebih cepat dari manusia normal. Tampak pada tangannya ada benda cakram yang sebelumnya memperlihatkan rekaman video, SuA memang dipercayakan untuk membawa benda itu.



Mengenai rekaman yang ditonton SuA sebelumnya, rekaman itu adalah ketika JiU bersama Gahyeon, Dami dan Handong sedang melakukan percobaan mengerikan pada dirinya dan Siyeon, Seonghwa dan para pria lain ada bersama mereka, bahkan ada Yoohyeon yang sedang berada di dalam tabung berisi cairan. SuA masih terkejut karena ada video yang seperti itu.



Saat ini, ketika sedang mengikuti pergerakan Siyeon di depan sambil memperhatikan cakram yang memperlihatkan hologram tempat yang sedang mereka jelajahi, di sana juga ada peringatan daerah yang aman dan berbahaya. Dengan bantuan itu, mereka bisa bergerak ke tempat tujuan dengan aman tanpa ada halangan yang berarti.



Inilah yang beberapa waktu SuA inginkan dari Gahyeon untuk dilakukan, hal ini menjadikan pergerakan mereka lebih mudah. Sekarang, semua sudah selesai, ia sudah mendapatkan benda yang memang sangat dibutuhkan.



"Aku masih ingin tahu sesuatu, boleh aku menanyakan beberapa hal?" ucap SuA setelah beberapa lama mereka tidak berkata apa-apa saat berlari menyusuri lorong. Siyeon menoleh sesaat lalu memberikan senyum singkat.



"Aku tak tahu ini adalah waktu yang tepat untuk mengobrol, tapi silakan saja. Akan kujawab apa pun yang kutahu." Siyeon mempersilakan.



Maka SuA tidak ragu untuk mengajukan pertanyaan yang masih membuatnya tampak ragu.



"Siyeon, bagaimana tepatnya cara kamu melarikan diri?" Akhirnya pertanyaan utama langsung terlontar tanpa basa-basi. Ia kemudian melanjutkan kata-katanya. "Aku yakin para pria itu sangat kuat dan mereka memiliki keamanan yang tinggi untuk menahan kamu. Kupikir ... kupikir seharusnya mustahil bagi kamu untuk bisa melarikan diri.



Untuk beberapa detik, Siyeon tidak menjawabnya sehingga SuA merasa bahwa pertanyaan itu tidak akan dijawab. Tapi beberapa detik kemudian ....



"Aku tidak tahu persis apa yang sebenarnya terjadi. Yang kelas, ketika aku tak sadarkan diri, aku merasa bahwa ada seseorang yang menyuntikkan cairan energi padaku." Akhirnya Siyeon menjawab. SuA yang merasa penasaran sengaja tidak mengatakan apa-apa agar penjelasan Siyeon tidak terpotong.



"Jujur saja, aku tak tahu siapa yang telah melakukannya, karena ketika aku membuka mata, sudah tidak ada siapa-siapa." Pertanyaan SuA menguap begitu saja saat Siyeon mengatakan kalimat ini.



"Yang jelas, suntikan energi itu berefek besar padaku, aku merasa bahwa tubuhku kekuatan yang lebih besar. Ketika aku sadar, yang kulihat di tempat aku berada hanya ada robot penjaga dan AI yang mengendalikan senjata saja, dengan senjata ini aku mudah mengalahkan semuanya." Siyeon menjelaskan agak panjang, ia bahkan sampai menepuk senjatanya saat mengatakan kalimat terakhir.



"Apa mungkin keamanan melemah karena terfokuskan pada kami yang menyusup? Sepertinya Handong dan Dami melakukan tugas mereka jauh lebih baik dari yang kuperkirakan." SuA berucap dalam benaknya. Akan masuk akal apabila itu terjadi sehingga keamanan setiap sempat sedikit berkurang, atau lebih tepatnya menjadi melemah.



"Aku segera meninggalkan ruangan berisi banyak tabung aneh itu setelah semua keamanan kukalahkan." Siyeon menambahkan hal yang sebenarnya tidak penting.



"Lalu bagaimana dengan benda ini?" tanya SuA yang mengangkat cakram di tangannya, benda itu masih menampakkan layar hologram berwarna biru.



"Oh, itu adalah drive proyektor, aku mendapatkannya di komputer pusat AI yang kumatikan, kebetulan komputer itu ada di dekat ruangan penuh tabung. Awalnya aku hanya ingin menyalin data cetak biru tempat ini untuk mengetahui jalan keluar, tapi tak sengaja aku mendapatkan beberapa rekaman video yang sepertinya menjadi pemicu ingatan aku kembali." Siyeon menjelaskan panjang lebar mengenai rangkaian kejadian yang dialaminya.



"Oh, dan melalui alat itu juga aku tak sengaja menemukan kamu." Siyeon segera menambahkan sebelum SuA membalas.



"Begitu rupanya. Aku masih penasaran siapa yang menyuntikkan cairan energi itu padamu, kupikir ada orang yang sengaja ingin mengeluarkan kamu dari sini." SuA bergumam menerka-nerka.



"Andaikan aku tahu, aku akan berterima kasih padanya."



"Apa mungkin itu ..." SuA tak menyelesaikan ucapannya.



"Hm?"



Melihat Siyeon menunggu, SuA segera menggelengkan kepalanya.



"Ah lupakan, omong-omong apa petanya sudah benar? Kalau iya, kita masih cukup jauh dari tempat pesawat berada." SuA buru-buru mengalihkan topik. Tampak pada layar hologram itu, tempat yang mereka tuju memang masih jauh jaraknya.



"Tempat ini sangat besar, kita tak bisa berharap akan mendapatkan kemudahan."



"Kamu benar."



Setelah itu mereka tak berbicara lagi. Seolah mendapatkan kesempatan untuk berbicara, maka kini giliran Siyeon yang mengajukan pertanyaan.



"Omong-omong, bagaimana kamu bisa ke sini? Aku yakin tempat ini sangat jauh dari tempat berakhir kita bertemu." Siyeon kini nyang tampak penasaran dengan apa-apa saja yang telah SuA alami selama tanpa keberadaan ia di sampingnya.



Maka SuA menceritakan rentetan kejadian secara ringkas dan hanya garis besarnya saja, ditambah beberapa hal sengaja tidak SuA bahas sehingga ceritanya tidak banyak.



"Bukankah sudah jelas bahwa mereka berniat membawa kamu masuk ke tempat ini? Dilihat dari sisi mana pun itu jelas jebakan." Itulah yang pertama kali Siyeon ucapkan setelah SuA menyelesaikan ceritanya.



"Aku tahu."



"Lalu kenapa kamu masih tetap pergi?" tanya Siyeon menuntut jawaban.



"Ini satu-satunya pilihanku. Aku harus menyelamatkan kamu."



"Itu tindakan yang sangat ceroboh."



"Aku tak akan membantahnya." SuA membalas agak gugup, pada saat itulah pasang matanya tertuju pada hologram yang ditampilkan oleh cakram. "Sepertinya di depan kita ada banyak musuh, tidak ada jalur lain yang lebih aman dari ini untuk menuju ke pesawatnya."



"Kalau begitu kenapa tidak kita hadapi saja?" usul Siyeon yang tampak tak ragu untuk bertarung.



"Sebenarnya aku sedang menghemat tenaga, siapa tahu ada salah satu pria yang menghadang." SuA mengakui.



"Pria? Maksud kamu adalah orang-orang yang melawan kita? Orang yang sama yang membawaku ke sini?"



"Ya, mereka."



"Itu akan membahayakan apabila mereka pergi. Tapi tenang saja, tanpa melakukan keributan, kita akan aman."



"Kupikir kita akan tertangkap, kamu tahu batasan kekuatan kita sebesar apa, sedangkan lawan kita terlalu kuat. Kupikir kita tak akan sampai menuju pesawat, apalagi terbang menuju pulau langit." SuA kembali pada sifatnya yang pesimis.



"Aku tahu mereka kuat, tapi kalau kita bisa menghindarinya, maka semua bukan masalah."



"Memangnya kamu ada ide?" balas SuA mengajukan pertanyaan.



"Tentu saja, maka dari itu aku yang memimpin jalan."



"Oke, itu sudah lebih dari cukup."



Mereka kemudian menghentikan langkah saat SuA tiba behenti.



"Ada apa? Apa ada sesuatu yang ditampilkan di dalam hologram?" tanya Siyeon saat ikut berhenti.

***



Bab kali ini sedikit, sengaja dibuat segini. Ada yang komen kalau ragu bahwa Siyeon sekarang adalah yang asli, tapi ini adalah yang palsu. Yah, setelah keterangan di atas, apa ada yang bisa membuktikan kalau dia Siyeon asli atau palsu? Silakan dong komen yang banyak, lanjutan part SuA gak bakalan buru-buru kuupdate loh kalau komennya sepi.😋


Nightmare - Escape the ERA 3rd Stories (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang