Chapter 9 | Ratu Zeros

108 8 0
                                    

"GAK!" Arka berseru tak terima. "Crush gue gak boleh jadian sama lo. Dia harus jomblo."


"Sadar diri, Gas." Hideo menambahi. "Lo jelek dan bego. Masa mau pacaran sama Runa? Malu dong sama cicak-cicak di dinding."

"Jelek apanya? Gue ini ganteng abis! Titisan dewa."

"Titisan dajjal, sih, iya," nyinyir Dendi.

"Pokoknya Runa tetap sugar baby gue," final Anas. Dia tidak mau mendebat. Poin pentingnya Runa tetap miliknya. Status yang nanti berubah tidak menjadi masalah.

"Tadi diam. Sekarang baru koar-koar. Terlambat lo semua! Nasi sudah menjadi bubur." Bagas mendorong tubuhnya ke depan. "NA, MULAI DETIK INI LO CEWEK GUE."

Runa yang tengah mengatur napas menoleh. Pandangannya naik pada balkon lantai dua di mana para inti Zeros berada. Dia tahu, Bagas yang bersuara. Namun perhatiannya malah pergi kepada Naga.

Cowok itu menyorot dingin. Bibirnya terkatup rapat. Aura seram memang tidak pernah hilang dari sosok Naga. Anehnya, Runa malah suka. Itu unik untuknya.

"Buset dah, Na. Gue yang ganteng di sini. Masa malah ngeliatin si bos yang buruk rupa."

"Terima nasib, Gas," ujar Dendi. "Runa masih cinta sama Naga. Bukan masih lagi, tapi cuma Naga yang dia suka."

"Ini bukan tentang perasaan Runa ke siapa, ini tentang hak milik." Bagas melambaikan tangan. "NA, PACAR LO DI SINI!"

Barulah pandangan Runa bergeser pada Bagas. Dia tidak bodoh. Bagas termasuk salah satu dari inti Zeros yang memperlakukan dirinya dengan spesial. Akan tetapi Anas masih berada di atasnya. Jadi kalau bicara rasa suka, Runa percaya Anas lebih menyukainya daripada Bagas. Cowok itu barangkali hanya iseng. Begitulah menurut Runa.

Telunjuk Naga di bawah sana mencolek lengan Dendi. Cowok itu menoleh dan menaikkan alis. Tidak ada penjelasan, tapi dia mengikuti tajamnya pandangan Naga. Runa. Oke, Dendi mengerti.

"JANGAN MAU, NA!" Dendi berseru kencang. "SI BAGAS DADANYA KAYAK HUTAN RIMBA, DIA JUGA PELIT, BEGO, BAU DAN ENGGAK PUNYA AKHLAK."

"DADDY GAK NGELARANG, TAPI BAGAS MEMANG AGAK MEMALUKAN UNTUK DIMILIKI. JANGAN MAU, BABY!"

Bagas hanya mampu memasang wajah batu. Anas sudah ikut-ikutan. Dua yang lain pula bersiap-siap. Pokoknya dia kalah telak. Itu saja kesimpulannya.

"SAMA GUE AJA, NA."

Tuh kan. Arka sudah ikut menyahut.

"JANGAN, PRINCESS! SAMA DEO YANG UNYU-UNYU AJA."

Naga menghela napas sejenak. Rasanya takut disalah artikan, tapi dia sungguh tidak mau melihat Runa jadian dengan Bagas.

"Runa bukan barang yang bisa seenaknya kalian miliki. Runa juga mantan ratu Zeros. Bisa ngotak sedikit enggak?!"

"Tuh, denger!" teriak Dendi di telinga Bagas. Bagas melirik tajam. Ini setan dari mana, sih?

Keributan mereda. Runa memutar tubuh. Silas mengulurkan sebotol air.

Silas menggerakkan dagunya ke arah Faye. "Dia yang ngasih."

"Faye?"

Runa menatap tak percaya pada Silas. "Lo serius?"

"Iya."

Pandangan Runa menuju Faye. Perempuan berambut coklat itu langsung memasang wajah galak. "Apa lo lihat-lihat?!"

Runa meremas botolnya sebagai pelampiasan. Mereka pernah berteman, tapi Runa yakin Faye sekarang masih membencinya. Botol air untuknya ini pasti hanya sisa.

NagaNa | REVISINơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ