“Karna jika ia kecelakaan dihari dimana aku memintanya untuk menahan kepergianku, maka demi Tuhan, Tao… aku akan merebut Chanyeol dari Joohyuk detik ini juga”
“Itu gila—
“Joohyuk lebih gila, bukan?! Dia menikahi Chanyeol disaat Chanyeol sedang dalam keadaan koma. Kenapa? Karna dia tahu, Chanyeol tidak akan mau dinikahinya jika ia dalam keadaan sadar”
Membayangkannya saja membuat Kris sungguh menyesal dan marah. Joohyuk membohongi perasaan Chanyeol, menjadikan Chanyeol miliknya tanpa mengindahkan keinginan Chanyeol.
“Aku bahkan berpikir, mungkin kecelakaan itu diatur oleh Joohyuk. Dia mungkin membayar orang untuk membuat Chanyeol kecelakaan—
“Kris, sebentar. Tentang spekulasimu, jujur, seluruhnya masuk akal. Tapi kenapa?”
“Apa maksudmu?”
“Kenapa kau baru memikirkan ini? Kau membenturkan kepalamu pada dinding atau bagaimana? Sudah tujuh tahun, Kris. Kau masih mengira Chanyeol—
“Aku hanya ingin memastikan satu hal”
Tao menatap Kris yang kini menyalakan mesin mobilnya. “Apa?” tanya Tao yang dijawab senyuman tipis oleh Kris. Namun tangannya mengepal mencengkram stir kemudi.
“Kebahagiaan Chanyeol”
“Ge—
“Jika ia menikah dengan paksaan seperti itu, apa kau pikir dia akan bahagia?”
“Ya, masuk akal” ucap Tao lalu bersandar pada kursi kemudi. “Tapi kenapa baru sekarang?”
Kris menatap Tao sekilas lalu tersenyum tipis. “Karna aku sangat merindukannya”
“Bukan hanya hari ini kau merindukannya, kau merindukannya sejak berhari-hari lalu, tujuh tahun kau merindukannya. Hah… Demi Tuhan Ge, kenapa harus menunggu tujuh tahun untukmu menyadari bahwa kau merindukannya?”
“Karna kali ini aku merasa, aku harus menemukannya”
。
◕
◕
Chanyeol terdiam secara tiba-tiba dalam langkahnya yang tertuju kearah kantin. Ia menatap pintu ruang rawat Joohyuk. Joohyuk sedang tidur. Ia keluar karna tiba-tiba saja ia ingin memakan sesuatu yang dingin dan manis.
Ia mengusap perutnya, alisnya mengernyit namun ia kembali melangkahkan kakinya. Enggan larut dalam pikirannya sendiri.
Chanyeol mendesah kecewa ketika tidak menemukan es krim di kantin rumah sakit. Ada berbagai minuman dingin, namun ia merasa tidak mood minum minuman itu.
Ia memutuskan untuk keluar area rumah sakit dengan berjalan kaki. Menatap langit, ia melihat cercah sinar jingga. Tampaknya, jadwal mentari menghiasi langit akan digantikan oleh rembulan sebentar lagi.
Angin berhembus dengan kencang. Menerpa dedaunan kering. Chanyeol sudah mendapatkan eskrimnya. Ia membawanya menuju taman di area rumah sakit dan duduk pada salah satu bangku taman yang berada disana.
Ia menghembuskan nafasnya. Memakan es krimnya dalam diam, pikirannyya juga kosong. Seolah memang ia tidak ingin memikirkan apapun. Sudah lelah dengan rasa sakit di kepalanya, jadi ia memilih untuk mengosongkan kepalanya sejenak.
“Ahjushi”
Chanyeol menoleh. Bibirnya menyunggingkan senyumannya ketika ia menatap dua orang anak kecil yang bergandengan tangan menghampirinya.
“Ya?”
“Bisa tolong ambilkan bunga disana?”
“Bunga apa?”
Chanyeol mengikuti dua anak kecil itu. Keduanya menunjukkan sebuah bunga yang berada di pohon besar namun berdaun rendah.
“Apa ahjushi bisa?”
“Well, aku pikir aku cukup tinggi” ucap Chanyeol dan mencoba membantu dua anak kecil itu. Ia berjinjit. Tangannya terus mencoba mengambil bunga itu, namun tidak kunjung sampai.
“Sedikit lagi ahjushi!! Ayo semangattt!!!”
“W-waiittt.. hampir sampai-UH!”
Chanyeol menoleh. Matanya membulat. “Joohyuk! Apa yang kau—
“Kenapa kau pergi tanpa memberitahuku?”
“K-Kau sedang tidur” cicit Chanyeol pelan lalu melangkah mundur dan membiarkan Joohyuk yang mencabut bunga yang diinginkan dua anak kecil itu.
Dua anak kecil itu membungkuk mengucapkan terimakasih sebelum pergi meninggalkan Joohyuk dan Chanyeol dibawah pohon rindang itu.
“Ayo”
“K-kemana?”
“Pulang”
“Rumah saki-
“Our House”
Chanyeol ditarik oleh Joohyuk. Bukan tarikkan yang menyakitkan namun tetap saja Chanyeol tidak nyaman. Dia bukan barang yang bisa ditarik seenaknya begini.
Ia menghela nafasnya panjang. Chanyeol menarik tangannya paksa. Joohyuk menatapnya dengan alis mengerut.
“It hurts!”
“Okay, Im sorry”
Chanyeol memegang pergelangan tangannya. Matanya menatap Joohyuk dengan sedikit berkaca. Lalu melangkah lebih dulu dari Joohyuk menuju sebuah mobil audi yang terparkir dipinggir jalan, lengkap dengan supir Shin disamping mobilnya.
Angin berhembus lembut. Menerpa helai rambut Sehun yang acak. Ia menatap sosok lelaki yang begitu indah berada diatas trotoar tak jauh darinya.
Jantungnya berdegup dengan cepat. Meskipun ia tidak yakin, namun ia ingin melihatnya dari dekat.
Ia melepas genggaman tangan Jongin dan berlari. Jongin menatap Sehun kaget, “HUNNIE!” panggilnya sambil mengejar Sehun yang terus melangkah.
Bruk’
“SEHUN!!!”
STAI LEGGENDO
Krisyeol; The Immutable Truth
FanfictionI was in Love. Now, I'm in Pain. You were my Happiness. Now, You are my Sadness.
33 ◕ Speculations (🇮🇩 Vers)
Comincia dall'inizio
