EYYO WATTSHUP BRO !

21 21 1
                                    

Remin mengendarai mobil dengan secepat yang ia bisa, meskipun kepalanya pusing bukan main, namun Remin tetap berjuang agar ke-dua temannya dapat tertolong dengan tepat waktu.

Di antara Jackson dan Aksa yang paling parah adalah Jackson, Jackson mengalami luka yang cukup serius di bagian kepala terutama di keningnya, namun Remin sudah membalut kepala Jackson dengan kain seadanya.

Setelah beberapa saat akhirnya mereka sampai di rumah sakit, beberapa suster langsung menyambut ketika Remin keluar dengan beberapa luka memar di tubuhnya.

Begitu juga dengan Jackson dan Aksa yang langsung di tangani oleh mereka. Remin menepuk-nepuk pipi Jackson agar tetap sadar, karena sedari tadi Jackson pingsan dan tak mengeluarkan reaksi apapun. Berbeda dengan Aksa yang sesekali masih bisa meringis.

Remin langsung menghubungi Vivi ketika luka-lukanya sudah di obati, mati-matian Remin mencoba untuk menenangkan dirinya agar tidak terlihat panik.

"Jackson sama Aksa mana? lo baik-baik aja kan?" Tanya Vivi yang tiba-tiba sudah datang.

"Sabar Vi, gue baik-baik aja, mereka lagi di tangani dokter. "

"Sekarang, ceritain semuanya kenapa bisa kejadian kayak gini, se-tau gue  kalian nggak punya musuh apa lagi sampai kalian separah ini. "

"Nanti aja setelah Aksa sadar."

"Keluarga pasien?" Ucap seorang dokter yang keluar dari ruangan Aksa.

"Saya kakak nya." Vivi pun mendekat ke arah dokter, Vivi sudah menganggap Aksa seperti adiknya sendiri, meskipun mereka hanya seorang sahabat.

"Syukurlah pasien baik-baik saja, hanya terdapat luka di bagian kepala dan akan sembuh seiiring berjalannya waktu, untuk saat ini pasien sudah bisa di jenguk." Vivi dan Remin pun bernapas lega setelah mendengar penjelasan dokter.

"Lalu dok, bagaimana dengan Jackson?" Tanya Remin.

"Saya akan segera ke ruangannya, sudah ada dokter yang lain di sana. "

"Baik dok baik, sekali lagi terima kasih banyak." Dokter itu pun mengangguk dan meninggalkan Vivi dan Remin.

Vivi dan Remin langsung masuk ke dalam ruangan Aksa, Aksa hanya tersenyum tipis melihat kehadiran mereka. Remin menahan bahu Aksa agar tetap terlentang tatkala Aksa ingin duduk.

"Nggak usah gaya, sok sok an mau duduk padahal masih lemes." Ledek Vivi yang mendapat tatapan mematikan dari Aksa.

"Lo sama Jackson kok bisa gitu Kenapa coba?" Tanya Aksa.

"Ceritanya panjang."

"Ya makanya ceritain, sialan!" Ketus Aksa.

"Jangkrek i! Lagi sakit juga emosi mulu." Ucap Vivi

"Jadi, awalnya gue sama Jackson lagi keluar waktu istirahat ke dua, kita mau-."

"To the poin!" Ketus Aksa.

"Anjing ya lo! Masih untung lo nggak disapa malaikat maut lagi!"  Vivi pun mulai merasa kesal lantaran Aksa yang tidak sabaran.

"Intinya gini! Gue sama Jackson di cegat sama beberapa orang di jalan, kejadian itu berlangsung cepet banget, bahkan Jackson sendiri kewalahan menghadapi mereka."

"Terus gue sama Jackson di bawa ke sebuah tempat, yang gue tau tempat itu bengkel bekas, di sana gue sama Jackson di hajar habis-habisan dan kenapa Jackson bisa separah itu karena ada orang yang mau mukul gue pakai tongkat baseball tapi malah Jackson yang kena."

"Terus, kok lo bisa nelfon gue?" Tanya Aksa.

Lantas Remin menggaruk tengkuk belakang nya yang tidak gatal.  "Itu karena, mereka lagi sibuk mukulin Jackson  dan gue keluar sebentar buat cari bantuan, setelah nelfon gue langsung di tarik lagi ke dalam."

JOKS PAYUNG DAN SI COCONUT (END SUDAH TERBIT✔️) Where stories live. Discover now