DI GANTUNG SEPERTI JEMURAN

29 21 1
                                    

Indahnya melihat sosok remaja yang  tengah tersenyum tanpa beban. Di bawah guyuran air hujan mereka bercanda ria seolah-olah dunia milik berdua.

Tak lain dan tak bukan adalah Aksa dan Sasa. Entah racun apa yang di gunakan Aksa sampai-sampai Sasa mau di ajak bolos sekolah.

Aksa terkekeh pelan melihat senyuman yang terus tercetak di wajah Sasa. Ia berhamburan di pelukan Aksa ketika Aksa kembali dengan sebuah payung.

"Kan gue udah bilang kalau kemana-mana itu bawa payung." Tegur Sasa

"Kita kan udah terlanjur basah."

"Terus kenapa beli payung?" Tanya Sasa.

"Biar pas, si joks payung sama coconut lagi hujan-hujanan." Ucap Aksa sambil terkekeh diakhir kalimat.

Sasa pun mengambil Traffic Cone lalu ia kenakan di atas kepala. "Lo ngapain?" Tanya Aksa.

"Biar pas, tukang parkir sama tukang payung." Lantas mereka berdua tertawa renyah.

"Jadi kita ini apa?" Tanya Sasa sambil mendekat ke arah Aksa.

"Manusia."

"Maksud gue hubungan kita!" Aksa terdiam, Aksa paham kenapa Sasa menanyakan hal seperti itu, wanita memang butuh kepastian bukan?

"Kita...teman dekat, sahabat mungkin?"

"Iya juga ya, hehe." Ucap Sasa sambil tertawa hambar. "Sakit tau kak, di gantung kayak gini, tanpa kepastian tapi akunya baper." Ucap Sasa dalam hati.

"Ayo, nanti masuk angin." Mereka pun berteduh depan ruko sambil menikmati satu cup coklat panas. Lamat-lamat Sasa menatap Aksa dengan perasaan yang sulit di artikan.

"Ternyata selama ini kita cuman temenan ya kak, gue yang salah karena mengharapkan teduhnya payung dari sosok pecinta hujan." Monolog Sasa dalam hatinya.

Aksa merogoh ponselnya tatkala ponsel itu berdering. "Ada apa Min?"

"..."

"Maksud lo?"

"..."

"Sharelock, gue ke sana sekarang."
Sambungan telepon pun di putuskan sepihak oleh Aksa.

"Ada apa?" Tanya Sasa.

"Temen-temen gue dalam bahaya, gue harus kesana sekarang  dan lo gue pulangin ke sekolah." Jelas Aksa.

"Maksudnya dalam bahaya gimana?"

"Gue gabisa jelasin sekarang, yang jelas ini nyawa taruhannya. " Aksa pun segera kembali ke sekolah untuk mengantarkan Sasa.

Sesampainya mereka di sekolah, Sasa pun masuk melalui pintu belakang, sedangkan Aksa langsung meluncur ke lokasi yang Remin kirimkan. Dengan jantung yang berdebar, Sasa berjalan menyusuri koridor untuk kembali ke kelas, bagaimanpun juga Sasa sangat khawatir dengan Aksa saat ini.

Sasa ingin meminta pertolongan, namun tak tahu kepada siapa. Ketika melewati ruang laboratorium komputer, Sasa melihat Jessica yang sedang berjalan ke arahnya.

JOKS PAYUNG DAN SI COCONUT (END SUDAH TERBIT✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang