[TEENFICTION]
Genre: Romantis
°°°°°
Sebagai satu-satunya kolaborasi di acara tahunan sekolah, Dean dan Wendi harus bekerja sama untuk bisa menampilkan pertunjukan drama dan musik yang spektakuler. Walau terdengar mustahil, keduanya tetap berusaha u...
"Nanti, setelah Starlight selesai tampil, tolong turunkan semua pemeran pengganti, ya."
"A-apa?" Gadis itu membulatkan matanya, tampak tidak terima. "Kamu udah gila, ya? Semua orang pasti sadar kalau begitu caranya."
"Terserah kamu mau anggap aku gila atau apa, tapi itu satu-satunya cara yang terlintas di pikiranku sekarang." Dean menatap Yemima dengan dingin, seperti menegaskan jika keputusannya adalah mutlak. "Setelah itu, kamu bisa kasih pelajaran sama gadis yang udah buat kacau drama ini. Wendi biar jadi urusanku."
Sebenarnya, Yemima tidak setuju. Namun, dia merasa ucapan Dean memang benar. Lantas, dengan ekspresi wajah yang kelihatan pasrah dan terpaksa, gadis itu kembali menatap Dean.
"Aku akan lakukan permintaanmu," katanya dengan tatapan tajam. "Demi Wendi."
Mendengar itu, Dean mengangguk. "Tolong, ya, Yemima."
🎶🎶🎶
Setelah urusannya dengan Yemima selesai, Dean berlari untuk sampai di ruang tunggu Starlight yang terhubung dengan panggung. Begitu tiba di sana, tiga pasang mata menatapnya dengan tatapan terkejut, kecuali Zain.
"Jadi, dugaanku waktu itu benar, ya."
Dean mengangguk cepat, kemudian dia mulai melepaskan beberapa atribut yang menempel di tubuhnya. "Ini bukan saatnya membahas hal itu, Zain. Sekarang, aku minta tolong pada kalian semua, ya."
Kael yang melihat raut wajah Dean bertanya, "Minta tolong apa?"
"Nanti, aku enggak bisa ikut tampil bareng kalian," katanya cepat. "Jadi, bagianku dihilangkan saja."
Mendengar hal itu, Kael tiba-tiba tersenyum. "Kamu tenang aja. Bagianmu nanti biar aku yang nyanyikan. Toh bagianku juga enggak banyak-banyak banget."
"Kak Kael yakin?"
"Kalaupun bagian Kak Kael kebanyakan, nanti biar aku yang nyanyikan bagianmu." Ken ikut menimpali. "Lupa, ya? Aku ini vokalis utama, lo, Dean. Menyanyikan bagianmu yang tidak seberapa itu bukan masalah besar. Jadi, tenang aja, oke?"
Mendengar itu, Dean tersenyum tipis. Ken dan sifat super percaya dirinya memang tidak pernah berubah. Walau sering terlambat karena ketiduran dan hal lainnya, pemuda itu tetap selalu bisa diandalkan.
"Ya, udah, sana. Kejar Wendinya."
Mendengar ucapan Kael, Lukas tersenyum. "Harus dapat, ya. Pokoknya jangan sampai lepas."
Dean lagi-lagi tersenyum, merasa senang karena semua anggota Starlight mau mengerti keadaannya. Saat pemuda itu menoleh, dia bisa melihat Wendi dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan. Gadis itu mengentak-entakkan kakinya kesal, lalu berjalan menjauh dari ruang tunggu. Total mengabaikan teriakan Yemima dan Keenan yang terus-menerus memanggil namanya.
"Aku pergi dulu."
Zain dan Ken mengangguk. "Yo, semangat."
Tanpa membuang-buang waktu lagi, Dean langsung berjalan menuju taman belakang sekolah. Dari jauh, pemuda itu bisa melihat Wendi yang berjalan dengan langkah pelan dan bahu bergetar.
"Wendi!"
Gadis itu refleks menoleh dan tampak terkejut saat melihat Dean yang berjalan ke arahnya. Wendi bahkan tidak sempat berlari, sebab tubuhnya lebih dulu goyah. Beruntungnya sebelum jatuh, ada Dean yang cepat menahannya.
"Hati-hati, Wen," katanya sambil membantu Wendi berdiri. "Kalau kamu terluka sedikit saja, Yemima benar-benar akan membunuhku."
Saat keduanya saling tatap, Wendi bisa melihat keseriusan di wajah Dean. Tampaknya, ucapan tadi sama sekali tidak mengandung candaan.
"Kamu mau ke mana?"
"Ke mana lagi?" tanya Wendi dengan air mata yang mengalir. "Kamu bisa lihat sendiri, kan? Semua orang menatapku dengan tatapan yang memuakkan!"
Wendi kini terisak. Dia mengalihkan pandangan agar Dean tidak melihatnya yang sangat tampak rapuh dan menyedihkan. Mendadak saja, Wendi butuh sosok ayah dan kakaknya.
"Wen," panggil Dean sambil menyentuh pipi Wendi, mendorongnya pelan agar mereka bisa saling berpandangan lagi. "Enggak semua orang berpikir begitu. Coba, lihat dari sudut pandang yang berbeda."
Wendi terdiam. "M-maksudmu?"
Dean tersenyum. Diam-diam pemuda itu merasa senang karena Wendi mau meresponnya.
🎶🎶🎶
Surabaya, 15 Maret 2022 Love From Sia.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.