DUA PULUH ENAM📍

Começar do início
                                    

"Peluk aku yang erat," suruh Santosa. Cowok itu pokus menyetir motornya ke depan.

Kedua tangan Fauna melingkari pinggang Santosa dengan erat, dan
dagunya berada dibahu cowok itu. Fauna merasa nyaman bila dekat dengan Santosa, pun sebaliknya.

Mereka berdua berada di jalan raya yang penuh oleh kendaraan itu. Santosa melajukan motornya dengan kecepatan sedang, dan saat ada lampu merah di depannya ia langsung menghentikan motornya.

Cowok yang memakai helm itu mengusap tangan istrinya dengan lembut seraya melihat Fauna dari kaca spion. "Gak dingin lagi, 'kan?" tanya Santosa pada Fauna.

"Enggak, 'kan udah meluk kamu," jawab Fauna membuat cowok itu tersenyum.

Lampu merah sudah berubah menjadi hijau. Santosa pun melajukan lagi motornya. Kini mereka berada di jalan yang sepi.

"Sa, mampir ke Alfamart dulu ya," kata Fauna.

"Iya yang," jawab Santosa seraya mengengam sebelah tangan Fauna.

Fauna semakin mengeratkan pelukannya pada cowok yang ada di depan, membuat cowok itu merasa senang.

Santosa menghentikan motornya di depan Alfamart. Lalu keduanya turun dari atas motor. Mereka berdua pun masuk ke dalam.

"Sa, ambilin mie instan dong di sana," titah Fauna.

"Emang di rumah udah abis?"

"Udah, makanya sekarang aja belinya."

Santosa mengagguk lalu pergi mencari mie instan itu di sebelah sana.

"Nih yang," ucap Santosa sudah kembali lagi. Cowok itu memasukannya ke dalam ranjang.

Fauna mengambil snak, wafer, keripik kentang, minuman, es crim. Saat sudah terasa cukup. Mereka berdua pun menuju kasir.

Santosa membayarnya, setelah selesai mereka berdua keluar dari dalam Alfamart.

Tiba-tiba Fauna di kejutkan oleh seseorang yang tiba-tiba datang.

"Hai, Fa. kebetulan banget ya kita ketemu di sini," ujar cowok itu.
"Eh bentar, itu dipipi lo ada apa?" lelaki dengan kameja putih tersebut mendekati tubuh Fauna, dan tanganya terangkat. Saat akan memegang pipi Fauna tiba-tiba tangannya di tepis oleh seseorang.

"Mau ngapain lo?!" tangkas Santosa menatap tajam kepada cowok di depannya.

"Siapa lo? Temanya bro? Gak usah so deh lo, cuma teman doang 'kan!" lelaki itu beralih melihat ke arah Fauna. "Fa, pulang sama siapa?"

"Sama gue!" sahut Santosa.

"Gue nanya sama Fauna bukan sama lo!" geram cowok itu. Ia mendekati tubuh Santosa. "Lo siapanya, hah? Cuma teman doang gak usah paling so deh. Kenalin gue Baskara cinta pertamanya Fauna, dan asal lo tau, dia---" lelaki itu menunjuk Fauna. "Cuma cinta sama gue," lanjutnya.

Santosa lantas tertawa
mendengarnya, cowok itu melipat kedua tangannya di depan dada. "Oh gitu.. Kenalin gue suaminya," papar Santosa membuat Baskara terkejut bukan maen.

"Halu banget si lo jadi orang. Ngaku-ngaku suaminya lagi," balas
Baskara geleng-geleng kepala seraya tertawa meremehkan. Baskara memegang bahu Fauna.
"Fa, temen lo gak waras ya,"

Fauna menepisnya. "Emang bener ko, dia itu suami gue," ungkap Fauna.

Seketika tubuh Baskara membeku, apa ia tidak salah mendengarnya?

"Fa, lo becanda 'kan?"

"Gue nggak becanda, kami emang udah nikah satu tahun yang lalu,"

"Fa, lo pasti bohong 'kan?" desis cowok itu menatap dalam ke pada Fauna.

"Ngapain juga gue bohong, Bas. Kalo lo gak percaya juga lo bisa liat buku nikah kita," kata Fauna.

Rasanya seperti di tusuk jarum berkali-kali, dadanya sangat sesak setelah mengetahui kebenaran ini.

"Fa, kenapa lo gak bilang sama gue? Asal lo tau, Fa. Gue masih cinta sama lo Fauna!" Baskara mencengkeram kedua bahu Fauna.

Lantas Santosa mendorong tubuh Baskara. "Jangan pegang-pegang istri gue!" cowok tampan itu menatap tajam. "Pergi lo, gak usah gangguin istri gue!" lanjutnya.

Lalu Santosa mendekatinya dan mencengkeram kerah baju Baskara. "Gue peringatin sama lo! Kalo sampe lo macem-macem sama istri gue, lo.." Santosa menunjuk lelaki di depannya. "Habis di tangan gue."

Cowok tampan tersebut mencekal tangan Fauna. "Ayo pulang," ajaknya membuat Fauna mengagguk.

Kini kedua pasangan itu menaiki motornya. Saat Santosa sudah melajukan motornya, Fauna menoleh ke belakang melihat ke arah Baskara yang masih berdiri di sana.

Lelaki yang masih terdiam membeku tersebut menatap kepergian kedua pasangan itu yang sudah jauh. Malam ini hatinya sedang tidak baik-baik saja, dadanya benar-benar sesak. Baskara tidak pernah merasakan rasa sakit seperti ini. Ini untuk pertama kalinya, hatinya sangat sakit berkeping-keping.

Ada rasa sakit hati, kecewa, entahlah semuanya campur aduk.

"Fa, lo tega sama gue."

🌙🌙🌙🌙

"Jadi kamu masih berhubungan sama mantan kamu itu?" tanya Santosa.

"E-enggak ko," jawab Fauna. "Dia aja yang deket-deket aku," lanjutnya.

"Oh.. jadi selama ini kamu sering ketemu sama dia, gitu?!"

Fauna membulatkan matanya. "E-enggak, aku gak pernah ketemuan sama dia, dan yang peluk aku di taman waktu itu sebenarnya dia." Fauna langsung membekap mulutnya sendiri. Apa yang di katakannya barusan? Sungguh cewek itu telah keceplosan.

"Eh ma-maksud aku.. e-enggak gitu,"

"Apa barusan? Coba ulangin!" kata Santosa menatap tajam ke pada
Fauna.

"Apa?" tanya Fauna pura-pura tidak mengerti.

"Barusan kamu ngomong apa?! Aku denger!"

Cewek berkulit putih tersebut menundukkan kepalanya. "Iya aku mau jujur sama kamu, kalau yang peluk aku di taman itu---" Fauna menggantung kalimatnya. "Baskara, lanjutnya.

Cowok itu mengangkat dagu Fauna. "Kenapa kamu bohong sama aku?!"

"A-aku takut sama kamu, kalau jujur."

Cowok itu berdiri dari posisi duduknya. "Aku gak nyangka ya, kamu tega bohongin suami kamu sendiri!"

"Sa, bukan gitu," ucap Fauna sembari memegang tangan Santosa.

Namun, lelaki itu menepis tangan istrinya membuat Fauna terkejut.
"Kita udah janji 'kan kalau diantara kita gak boleh ada kebohongan, tapi kenapa kamu sendiri yang ngelanggar?!"

"Maafin aku Sa, aku gak maksud gitu."

"Aku kecewa sama kamu," tutur Santosa, lalu pergi meninggalkan istrinya.


Terima kasih 💓

Jangan lupa vote sama komennya😚

Mau up lagi kapan?


Aku males up nih, kalian gak komen soalnya😭

Part ini ada yang berantakan gak sama tulisanya?

Sukabumi
8 Maret 2022





Salam hangat
.
.
.
.
.
.
.
🌻Nura🌻

SANTOSA {END}Onde histórias criam vida. Descubra agora