"Jiminie, Ayolah bangun. ada Jungkookie tau!" Yoongi lagi - lagi mencoba menegur orang yang sedang memeluknya, Dia menghela napas saat lagi Jimin malah menggumam tak jelas upaya menjawab teguran si manis Min.

"Tidak mau," Jimin gumamkan kata tersebut pada dada Yoongi, sang empu mana mendengar jika gumaman Jimin amat sanagt kecil saat sampai ditelinganya. Yoongi kembali menghela napas pada kelakuan Jimin, pemudanya memang tak tahu malu astaga.

"Jimin hyung memang manja seperti ini ya?" Tanya Jungkook sambil melihat interaksi keduanya, lucu sekali pikirnya jika ia bisa seperti pasangan didepannya. Yoongi yang mendapat pertanyaan tentu hanya mampu mengangguk sambil tersenyum iya.

Layaknya kucing, Jimin malah makin mengeratkan pelukan disertai duselan manja pada dada penuh Yoongi. Jungkook menjadi pemeran ketiga alias pemeran pembantu dalam hangatnya keluarga Jimin dan Yoongi, Matanya tak sengaja menangkap antensi perut bulat Yoongi.

Sadar akan hal itu, Jungkook raba pelan perut datar miliknya. Bayi, Seorang bayi adalah jalan utama cerita miliknya. Hadirnya seorang anak dalam hubungan mereka membuat Taehyung berpikir negatif, ia memang harus menyelesaikan masalah yang terjadi diantara dia dan Taehyung.

Agar tak terjadi kesalahpahaman yang berujung kandasnya sebuah hubungan.

"Jimin sudah sana mandi," Si manis min alias pasangan Jimin lantas mendorong sang suami untuk pergi ke kamar mandi, Sementara yang dibangunkan hanya menguap lebar dan mulai bangun. Pemuda itu memang bangun tapi matanya masih asik terpejam enak.

"Hoam.. iya iyaa,"

•••••

Hari lahirnya seseorang ke dunia, atau hari ulang tahun tentu waktu yang ditunggu - tunggu oleh sebagian orang. begitu pula dengan hari lahirnya Park Jimin, pemuda itu ingat bahwasannya hari ini. Hari dirinya lahir, hari saat dirinya menangis keras digendongan sang Eomma.

Dia tak begitu mementingkan hari ulang tahun, jika itu orang lain. Meski dia akan sibuk mencari hadiah mewah untuk dia berikan, prinsip seorang Park Jimin. Tak menjadi masalah jika memang orang terdekatnya tak membawa hadiah ataupun semacam gift.

Untuk dirinya, Ada yang mengucap atau ada yang ingat saja dia sudah senang. Apalagi yang mengucapkan sang ibu tercinta, ayahnya, termasuk Yoongi. Meski si manis baru saja memasuki kehidupannya 11 bulan lalu, dia mencintai namja manis tersebut dengan segenap hati.

"Sayang.."

Jimin beri pelukan pada orang yang kini sedang memasak didepannya sambil menodongkan dagunya pada bahu Yoongi, sementara yang dipeluk hanya mampu terkekeh sambil mengelus pelan Surai Jimin yang mengenai lehernya.

"Sayang, kau tahukan hari ini ulang tahunku? aku mau minta sesuatu, boleh?"

"Jimin? Mau minta apa?" Yoongi bertanya sambil mematikan kompor, lalu membalikkan badan membuat pelukan mereka terlepas. Dirinya was - was takut Jimin meminta suatu barang, takut dia tak mempunyai uang yang cukup.

Pipinya diusap halus oleh si manis, dia tersenyum lalu mengecup pelan telapak tangan Yoongi yang ada di pipinya.

"Hari ini, akukan tidak berangkat ke kantor. bisakah kita pergi ke suatu tempat?" Jimin berucap sambil sumringah, berharap si manis menjawab iya untuk pernyataannya.

"Tentu Jiminie, boleh. Ajak Jungkook dan Minji ya, biar kita--"

"Tidak sayang, maksudku mengajakmu hanya kita. Kita berdua." Jimin mendadak menolak usulan Yoongi yang akan mengajak orang lain, ia hanya mau mereka berdua yang pergi. Hanya berdua.

MFLJ (Discontinue).Where stories live. Discover now