27 (End)

1.2K 83 40
                                    

"Jangan pergi, aku mohon dengan sangat."

Halilintar yang merasa terkejut terdiam beberapa sebelum ia membalik tubuh nya, ia melepas pelukan Yaya dan menatap istri nya yang masih deras mengeluarkan air mata. Di hapus nya air mata Yaya menggunakan tangan nya.

"Kamu mau memaafkan ku?" Tanya Halilintar meyakinkan, dengan cepat Yaya menganggukkan kepala nya.

"Maafkan aku yang pergi tanpa meminta penjelasan mu.." Ujar Yaya dengan perasaan yang sangat bersalah dan menyesal sudah membuat Halilintar begitu tersiksa satu tahun ini.

Halilintar langsung tersenyum dan membawa Yaya kepelukannya.

"I love you yaya, akhirnya kita bersama lagi.."

Yaya membalas pelukan Halilintar, pelukan hangat yang ia rindukan selama ini.

"I love you too abang, emm maksud ku ayah?"

Halilintar terkikik kecil lalu melepas pelukan nya untuk menatap Yaya.

"Anak kita?"

"Kita memiliki sepasang anak kembar."

"Benar kah? Masha Allah, aku ingin menemui mereka."

Yaya menganggukkan kepala nya kemudian mengajak Halilintar untuk ke rumah yang ia huni selama satu tahun belakangan ini.

.
.
.
.

"Farhan, Faaz, kalian tidak tidak menyusahkan bunda kalian kan selama ini?" Tanya Halilintar pada kedua anak nya itu, Yaya yang baru selesai membuatkan kopi itu tersenyum melihat interaksi Halilintar, saat mereka sampai kedua anak nya dalam keadaan terbangun. Halilintar dengan tangisan langsung mengadzani kedua anak nya meski ini sudah terlambat dan sebelum nya sudah di adzani.

"Abang minum dulu, setelah ini aku ingin mencukur kumis dan jenggot mu yang nampak sudah sangat subur." Halilintar yang nampak sudah panjang, bahkan rambut pria ini juga sudah panjang tidak teratur. Badan nya juga nampak sangat kurus.

Sekarang Yaya baru sadar betapa jahat nya ia dulu sampai Halilintar begitu tersiksa oleh nya, kesalahpahaman ini tidak sebesar dengan hukuman yang di terima Halilintar dari nya.

"Maafkan aku.." Ujar Yaya yang kembali terisak dengan kepala yang tertunduk, Halilintar yang baru saja menghirup kopi nya tersenyum kecil lalu menarik Yaya untuk duduk di dekat nya.

"Sudah, ini cobaan pernikahan kita, kita sudah melalui nya." Ujar Halilintar.

"Allah sayang terhadap kita, maka nya kita di berikan cobaan seperti ini. Yang terpenting sekarang adalah, besok aku akan kembali ke sini untuk menjemput mu, ibu dan anak-anak kita."

Halilintar kembali menghapus air mata Yaya dengan senyuman tipis nya, ia memberikan usapan lembut di kepala Yaya dan kembali pada kedua anak nya untuk memberikan kecupan di pipi Farhan dan Faaz yang sangat tembam, pipi mereka bulat mengingatkan Halilintar pada bakpao.

Yaya tersenyum melihat suami nya itu, meskipun rindu tapi ia masih menghormati Yaya.

Mereka tidak bisa pindah secara terburu-buru dan mendesak karena harus ada yang di urus seperti laporan ke pemimpin desa ini. Dan kenapa Halilintar tidak tinggal di sini saja? Karena mereka sudah satu tahun berpisah tanpa memberi nafkah lahir maupun batin selama satu tahun. Mereka harus di nikahkan lagi, karena dalam perjanjian pernikahan mereka jika suami tidak memberikan nafkah selama 4 bulan arti nya sudah jatuh 1 talak.

Lama Halilintar melepas rindu terhadap kedua anak serta Yaya, tapi sore hari ia harus sudah kembali ke kota kemudian keesokan pagi nya ia harus kembali untuk menjeput Yaya, di kota ia juga sudah menghubungi Kaizo untuk mengurus persidangan untuk rujuk nya Yaya dan Halilintar.

ELEMENTAL LOVE : HALIYA (MY COLD HUSBAND) TAMAT. Where stories live. Discover now