16

812 72 19
                                    

Flashback 2005


  Jenius, kata itu adalah kata-kata terpuji dan impian banyak orang. Tapi, jika jenius itu menyebab kan timbulnya obsesi gila bagaiman?

Baiklah, bukan jenius yang menyebabkan obsesi itu melainkan rasa serakah yang di miliki seorang yang jenius.


Amato bin Azam, seorang ahli kimia di usia muda nya. Ia di kenal sebagai orang dermawan dan bijaksana, tapi siapa sangka itu hanya tipu daya untuk menutupi akal busuk nya? Ia terobsesi ingin menjadi penguasa dunia dengan cara membuat boneka manusia untuk di jadikan alat perang di masa depan.

Percobaan ini tentu akan banyak merenggut banyak nyawa, sedangkan Amato berpikir tidak ingin di ketahui percobaan ini karena ilegal, ia bisa saja mendapat hukuman mati. Karena itulah Amato menggunakan orang yang tidak akan membuat semua usaha nya terbongkar. Jadilah Amato berpikir untuk mengorbankan ketujuh anak kembar nya untuk percobaan ini.


"Stttt.."


Istri Amato--Sarah, meletakan jari telunjuk nya tepat di bibir wanita itu. Ia berhasil membawa ketujuh anak nya lari dari rumah yang ternyata selama ini adalah neraka dengan penghuni iblis nya yang menyamar menjadi malaikat agar mereka nyaman dan tetap tinggal di sana, tapi siapa sangka ternyata itu hanya tipu daya seorang Amato? Bahkan hati nya terasa rapuh mengetahui tujuan Amato menikahi nya hanya untuk melahirkan anak pria itu agar bisa di jadikan percobaan untuk obsesi Amato.



"Ibu aku takut.." Rengek Thorn yang sedari tadi terus menangis di pelukan sang ibu, ia tidak menyangka sang ayah bisa sekeji ini terhadap mereka. Mempunyai anak hanya untuk menjadi percobaan obsesi nya.


"Thorn, tenanglah. Kita pasti akan selamat." Senyuman manis yang memenangkan Gempa berikan pada sang adik agar adik nya merasa lebih tenang, bohong jika Gempa mengatakan ia baik-baik saja, ia sama takut dan bergetar nya dengan adik dan kakak nya. Tapi ia hanya bisa berpikir positif dan terus berdo'a agar mereka bisa selamat dari sang ayah.





Sedangkan di luar gedung tua tempat mereka bersembunyi, sudah ada puluhan mobil yang sudah mengepung gedung itu. Bahkan sudah banyak pria bertubuh besar dan tegap serta otot-otot yang membuat mereka terkesan mengerikan.

"Kau yakin ia berada di sini?" Tanya Amato pada tarung. Tarung mengangguk yakin sebagai jawaban.

"Aku sudah memasukan alat pelacak pada tubuh mereka, ke mana pun mereka pergi mereka tidak akan bisa bersembunyi." Jelas Tarung yang membuat Amato tersenyum puas, inilah menjadi orang jenius. Bahkan hal yang tidak mungkin bisa ia buat. Termasuk memasukan alat pelacak pada tubuh anak-anak nya.


"Kalau begitu bawa sampah-sampah itu ke hadapan ku." Perintah Amato yang langsung di patuhi oleh orang-orang nya.





sedangkan di tempat persembunyian nya, kedelapan buronan Amato mendengar ada keributan di luar persembunyian mereka. Bahkan untuk bernafas pun mereka saat ini merasa takut.


"Kau menemukan mereka?" Tanya salah satu suara yang mengacak-ngacak tempat yang mungkin bisa menyembunyikan mereka.

"Tidak, kita cari terus mereka pasti ada di sekitar sini. Di alat kita mereka berada tepat di ruangan ini." Balas suara lain nya.

Debaran semakin kencang, keringat dingin semakin bercucuran. Rasanya ingin saja mereka menangis meminta pertolongan. Tapi apa daya? Kekuasaan dan kekuatan yang di miliki oleh Amato bukanlah lawan bagi orang biasa seperti Sarah.

Derap langkah semakin mendekat ke arah mereka, nafas mereka terasa tersekat seakan kematian mereka sudah berada tepat di hadapan mereka. Lafalan do'a dalam hati tidak henti-henti nya mereka panjat kan untuk keselamatan mereka.

Krekkk....

Tamat sudah riwayat mereka.

"Bagaimana dengan permainan petak umpet ini?" Tanya seseorang dengan senyuman sinis nya, kedelapan orang itu hanya diam sambil berpelukan dengan mata yang terpejam, mereka tidak ingin melihat apa yang akan terjadi setelah ini.

Setelah itu kedelapan manusia itu tidak tahu lagi apa yang terjadi, karena mereka sudah pingsan akibat di setrum oleh orang yang menemukan mereka.




-----------



Di sebuah labolatorium tersembunyi di mansion Amato, ketujuh anak nya sudah berada di dalam tabung yang terdapat banyak kabel yang menempel pada tubuh mereka. Sedangkan Sarah, dalam keadaan terikat kini ia di kurung di sebuah gudang.




"Bagaimana dengan cairan zat kimia? Apa sudah di campurkan dengan DNA mereka?" Tanya Amato kepada beberapa orang jenius yang sudah ia bayar. Orang-orang itu mengangguk tanda mereka sudah melaksanakan seperti apa yang di perintahkan oleh Amato.


"Tuan, hanya ada 5% keberhasilan dalam percobaan ini. Bagaimana jika kita sisakan satu orang? Mungkin akan berguna di masa depan jika percobaan kali ini gagal." Usul salah satu profesor yang turut andil dalam percobaan ini. Amato nampak berpikir sejenak sebelum salah satu dari ketujuh anak kembar itu menggerakkan jari nya.


"Tuan, Halilintar sadarkan diri." Ujar salah saru pekerja saat melihat pergerakan pada jari nya.

"Baiklah, cabut semua alat yang ada pada Halilintar, ia bisa kita gunakan di kemudian hari." Perintah Amato yang menerima usul dari salah satu pekerjanya tadi.


Setelah selesai melepas semua alat dari Halilintar, percobaan pun di mulai.




Awalnya Amato melihat detak jantung yang menguat sampai ada ledakan kecil dari tabung itu, Amato berharap semua percobaan itu berhasil namun ternyata yang ia dapat adalah kegagalan.



"Sial sekali!" Teriak Amato kesal, semua nya gagal dan Amato tidak terima dengan itu semua.


"Tuan, keenam anak mu sudah meninggal."

Bertepatan dengan itu Halilintar kini sudah sadar seutuh nya, dengan perlahan ia membuka mata nya. Kepala nya terasa sakit, dalam keadaan pandangan yang kurang jelas ia melihat sekitar nya. Namun ia sadar bahwa ia sedang berada di dalam sebuah tabung, ia melihat ada tabung lain nya yang mengeluarkan asap.



"Bersihkan mayat-mayat itu, dan informasikan pada media kematian mereka akibat kecelakaan."





Tbc

ELEMENTAL LOVE : HALIYA (MY COLD HUSBAND) TAMAT. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang