50. Papa Gak Kreatif!

57.6K 10.6K 1.4K
                                    

Ruangan rumah sakit itu benar-benar dipenuhi kebahagiaan, walaupun hanya ada keluarga kecil di dalamnya. Namun, tawa terus saja terdengar dan senyum bahagia tercatat di wajah-wajah mereka.

"Papa! Adeknya bangun," pekik Azriel girang saat melihat mata adik perempuannya terbuka pelan-pelan.

"Sutt, jangan teriak-teriak di dekat adek! Telinga dia masih sensitif," tegur Zadkiel kesal. Ia beralih menatap Wylan yang duduk di pinggir ranjang Riona seraya menyuapi istrinya makan siang. "Papa, adek yang satunya belum boleh dijenguk?"

Merasa ditanya, Wylan menghentikan kegiatannya sejenak dan menoleh menatap Zadkiel. "Iya, adek cowoknya masih perlu perawatan lebih lanjut dulu. Nanti kalau udah sehat baru bisa kita gendong, sabar ya."

Terlahir dengan berat badan yang tidak normal dan kekurangan nutrisi membuat bayi kedua Riona sempat mengalami henti napas. Untung saja dokter mengambil tindakan cepat dan bayi laki-laki itu bisa diselamatkan, tetapi kini bayi mereka harus dimasukkan dalam inkubator untuk sementara waktu.

"Papa, nama adiknya siapa?" tanya Maureen yang duduk di sebelah box bayi.

Wylan berpikir sejenak, kemudian menatap istrinya ragu. Riona yang seolah mengerti arti tatapan suaminya hanya mengangguk kecil dengan senyum lembut. Mereka memang sudah menyiapkan nama sebelumnya, rupanya kedua nama itu kini terpakai semua.

"Lyora Camozal Illyana Mason dan Nalan Camozal Allteza Mason," ucap Wylan mantap.

Berbeda dengan saudara-saudara lainnya yang bertepuk tangan pelan dan bergembira mendengar nama adik baru mereka, Morfeo justru menatap jijik pada sang ayah.

"Papa gak kreatif amat sih!" protes Morfeo yang menjadikannya pusat perhatian. "Feo tau, ya! Lyora sama Nalan itu singkatan dari Wylan-Riona, kan?"

Sementara Wylan yang tak terima dikatai tak kreatif menatap sengit balik sang putra. "Yee, biarin. Iri banget, ya kamu? Orang mereka anaknya Mama sama Papa, masa mau pake nama kamu?"

"Dasar bulol!" ucap Morfeo yang merasa kalah berdebat. Wajahnya mendadak berubah cemberut, memancing gelak tawa Wylan.

"Kalian ini hobi banget berantem, ya? Kayaknya kalau sehari aja gak berdebat pasti gak seru hidup kalian," tegur Riona dengan kepala menggeleng kecil.

Ia beralih menatap putra-putranya plus Maureen yang duduk mengelilingi box bayi yang didalamnya terdapat bayi perempuan dengan rambut cukup lebat itu.

"Kalian tahu arti dari kata Camozal?" tanya Riona bersuara. "Camozal itu, singkatan nama kalian berempat. CA untuk Casvian. MO untuk Morfeo. ZAL untuk Zadkiel dan Azriel."

Seketika keempat remaja laki-laki itu menatap berbinar pada Riona, mereka tak menyangka jika nama tengah adiknya berisi singkatan nama mereka berempat. Riona berharap kedua anaknya bukan hanya akan mengingat dirinya, tetapi juga akan mengingat keempat saudaranya yang lain.

"Yah kasian namanya gak ada di nama Adek," ledek Azriel pada Maureen, sontak saja remaja itu mendapat pelototan dari Casvian.

"Yee biarin, yang penting nanti gue jadi orang yang paling dekat sama mereka berdua," balas Maureen tak mau kalah.

Oek, oek.

Pertengkaran keduanya terhenti dan ditengahi oleh suara tangisan Lyora yang terbangun, entah karena merasa lapar atau karena suara gaduh dari kedua kakaknya itu.

"Kayaknya lapar tuh, sini bawa ke Mama," pinta Riona seraya mengubah posisinya menjadi duduk dan menyandar di sandaran ranjang yang dinaikkan.

"Masa lapar sih? Perasaan beberapa menit lalu baru minum susu deh," ucap Wylan bingung.

Be a Good Mother [Terbit]Where stories live. Discover now