17. Bocah Prik

91.2K 13.9K 1K
                                    

Casvian berjalan memasuki rumah dengan wajah heran, tak biasanya rumah sangat sunyi seperti ini. Padahal Azriel dan Zadkiel ada di rumah, biasanya kedua remaja itu yang paling heboh dan suaranya memenuhi seisi rumah.

Apalagi lampu tak dinyalakan membuat suasana rumah gelap gulita.

"Mama? Kiel? Riel?" panggil Casvian sedikit berteriak. "Bi, kok rumah gelap? Ini mati lampu, ya?"

Kening Casvian bertambah mengerut kala tak mendapati jawaban dari orang-orang yang ia panggil tadi. Ia menghela napas pelan seraya menyimpan tas berisi laptop ke atas sofa, kemudian berjalan menuju sakelar lampu.

Begitu tangan Casvian menekan sakelar lampu, bersamaan dengan lampu yang menyala potongan kertas metalik menjatuhi kepala Casvian. Remaja pria itu dibuat terkejut dengan suara terompet dan kertas metalik yang memenuhi kepalanya.

"Happy birthday, Bang!" teriak Azriel dan Zadkiel bersamaan dengan heboh.

Azriel dan Zadkiel meminggirkan tubuh hingga menampilkan sosok Riona dan Wylan yang berjalan ke arah Casvian dengan membawa sebuah kue dihiasi krim berwarna biru tua dan sebuah mahkota kecil si atasnya.

Tak lupa juga lilin dengan angka dua dan nol di tengah-tengah kue itu.

"Happy birthday, Vian," ucap Riona dengan senyum hangat. "Ayo, make a wish dulu terus tiup lilinnya."

Casvian yang tadinya masih terkejut dan tak percaya pun segera mengangguk dan memejamkan mata. Perasaan haru mulai merambat dan memeluk erat dadanya, membuat rasa hangat di dalam sana.

"Ya Allah. Terima kasih atas umur yang Kau berikan hari ini. Terima kasih telah memberikan keluarga ini kepada hamba. Tolong, jaga keluarga ini agar tetap utuh ke depannya, jangan merenggut kebahagiaan kecil kami lagi. Ya Allah, tolong bahagiakan adik-adik hamba selalu."

Usai merapalkan doa dan harapannya di dalam hati dengan begitu khusyuk, Casvian pun membuka kedua mata dan meniup api pada kedua lilin yang menyala hingga padam.

Bersamaan dengan asap yang menggumpal dan terbang menghilang membawa harapan dan doa Casvian, suara tepuk tangan pun menyambut Casvian.

Riona menyimpan kue tersebut ke atas meja dan berjalan menghampiri Casvian, ia memeluk erat putranya seraya menciumi kepala remaja itu penuh cinta.

"Selamat bertambah usia, Sayang. Semoga semakin bertambahnya usia kamu semakin dewasa juga pemikiran kamu, semoga rezeki kamu juga semakin lancar dan kamu bisa menemukan tujuan hidup kamu yang sebenarnya," ucap Riona.

Setelah Riona melepaskan pelukannya, Wylan dan ketiga putra mereka saling bergantian berpelukan dan memberikan doa-doa terbaik bagi Casvian.

"Makasih, Ma, Pa," ucap Casvian dengan mata berkaca-kaca, ia beralih menatap ketiga saudaranya. "Thank u, Bro."

Morfeo merangkul pundak Casvian dengan santai disertai senyuman. "Lo harus ucapin terima kasih paling banyak ke Mama sama Kiel, soalnya dari pagi mereka yang paling sibuk buat siapin semua ini."

"Apalagi kue itu, khusus dibuat untuk lo."

Casvian refleks menatap Riona yang terus tersenyum hangat dan menebar aura positif ke sekitarnya. Ia merasa tak percaya mendengar fakta bahwa Riona rela menghabiskan waktu di dapur hanya untuk membuatkan kue ulang tahunnya.

"Makasih banyak, Ma. Vian enggak tahu harus balas semua ini dengan apa lagi," tutur Casvian.

Sekali lagi, Riona membawa Casvian ke dalam dekapan hangatnya. Ia mengelus penuh sayang kepala putra sulungnya itu.

"Mama enggak butuh balasan apa-apa dari kalian, karena Mama tulus sayang sama kalian. Sudah kewajiban Mama juga untuk menyayangi kalian dan melimpahkan kasih sayang ke kalian," ucap Riona seraya menatap ketiga putranya yang lain.

Be a Good Mother [Terbit]Where stories live. Discover now