12. Hunting Jajan

101K 16.1K 1.8K
                                    

"Mama, ini namanya apa?" tanya Azriel.

Tangannya kini penuh dengan plastik kecil bening berisi lima tusuk telur yang digulung dalam tusuk sate. Sementara mulutnya sibuk mengunyah makanan itu seraya melirik sekitar.

Taman itu kini dipenuhi oleh banyak penjual yang menawarkan berbagai dagangan mereka, mulai dari makanan ringan, makanan berat hingga pakaian dan aksesoris.

"Itu telur gulung," sahut Riona.

"MAMAA!!" pekik Zadkiel yang membuat beberapa pengguna jalan menolehkan perhatian mereka dan menatap remaja laki-laki itu bingung. "Liat, ini ayamnya lucu banget!"

Bagai menemukan sesuatu yang langka, Zadkiel menatap berbinar pada puluhan ayam dengan warna berbeda-beda yang berada dalam satu kandang itu.

Beberapa orang yang berada di sekitar Zadkiel bahkan menatap bingung melihat tingkah Zadkiel yang aneh. Mereka tak habis pikir, bagaimana bisa remaja laki-laki sebesar itu tak pernah melihat rupa anak ayam warna-warni.

"Nah, itu anak ayam yang Mama bilang semalam," ucap Riona pada Casvian yang berdiri di sebelahnya.

Ia kemudian berjalan mendekat ke arah Zadkiel, diikuti Wylan dan Casvian dari belakang. Sedari tadi Wylan terus memasang muka dingin dan tak segan-segan menatap tajam pada pria yang mencuri pandang pada Riona.

Wylan sendiri bahkan tak membiarkan Riona berjauhan dalam jarak lebih dari satu meter darinya.

Sementara Azriel dan Morfeo sendiri sekarang sudah berpencar, mereka lebih fokus pada jajanan unik yang tak pernah mereka lihat dan rasakan sebelumnya.

"Kiel mau beli satu enggak?" tawar Riona.

Dengan cepat Zadkiel menggelengkan kepala. Anak ayam itu memang terlihat lucu, tetapi ia tak ingin mengambil pusing dengan mengurus anak ayam itu. Pasti sangat melelahkan.

"Ini mah namanya bukan olahraga lagi, tapi hunting makanan," gumam Wylan melihat tingkah istri dan anak-anaknya.

"Pulang yuk, udah siang banget nih. Matahari juga tambah panas," ajak Riona merasa tubuhnya sudah mulai lengket karena keringat. "Vian, telepon adik kamu yang dua ekor itu, suruh ke sini."

Casvian hanya mengangguk kecil seraya mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Ia kemudian menekan kontak Azriel, saat hendak menelepon adik bungsunya, terlihat dari arah berlawanan Azriel dan Morfeo datang.

"Tuh anaknya," ucap Casvian seraya menunjuk Azriel dan Morfeo yang jalan mendekat.

Wylan sontak membulatkan mata kala melihat kedua putranya itu datang dengan membawa belasan kantung plastik bening di kedua tangan mereka. Wajah Azriel bahkan tampak berseri-seri, bak anak kecil yang dibelikan mainan oleh ibunya.

"Ya ampun! Kalian habis borong jajanan atau gimana, Nak? Itu belanjaan kalian banyak banget!" pekik Riona heboh.

Riona menepuk jidatnya pelan, kalau anaknya makan jajanan sebanyak itu bisa-bisa mereka akan sakit perut.

"Sudah-sudah, ayo pulang dulu. Ngomelnya lanjut di rumah aja," ajak Wylan sekaligus menengahi omelan istrinya.

Jika ini berlanjut, bisa-bisa Riona akan memarahi Azriel dan Morfeo di tengah-tengah jalan dan dengan matahari yang bersinar begitu terik. Bisa jadi kedua anaknya itu akan pingsan duluan sebelum acara ceramah Riona selesai.

"Nanti lanjut di rumah lagi, Sayang," ucap Wylan lagi saat melihat Riona hendak melayangkan protes.

Ia memeluk pinggang Riona posesif dan menggiring wanita itu untuk berjalan pulang dengan keempat anaknya yang berjalan mengikut di belakang.

Be a Good Mother [Terbit]Where stories live. Discover now