Asa mengusap-usap lembut tiap ujung kotak mini yang ternyata kotor akibat tanah. Bahkan di pitanya juga seperti ada bercak air keruh yang mengering.

Seakan kotak itu baru saja jatuh. Itu mungkin, hanya firasat Asa.

“Buka, Ca.”

“Buat gue?”

“Lebih tepatnya buat, Langitnya semesta.”

Asa tersenyum ramah. "Lo kek kenal gue lama, Ka. Panggilan itu udah lama enggak ke ucap dari birai seseorang."

"Gue asal aja loh," celah Saka yang memberikan mimik terkejut.

"Gapapa kok, tapi setidaknya tahun ini gue bisa denger. Ya ...," Asa menggantung—mendongak menatap langit tak bertabur bintang. Hanya ada satu satelit kecil yang menemani sang rembulan malam. "Walaupun vibesnya berasa beda."

Ia segera membuka kotak mini itu. Dan di sana, Asavella mendapati sepucuk surat yang sudah kusam. Bahkan, di sana terdapat bercak noda berwarna cokelat pada tiap ujung kertas. Hatinya seakan terenyuh. Bukannya bahagia dan penasaran dengan isinya. Asavella kembali menutup.

“Kenapa, Ca? Nggak suka, ya? Apa terlalu menyeramkan surat gue? Kalau enggak suka, gue bakalan bu—”

Asa menggeleng cepat memotong dialog Saka. "Gue suka yang bilang gasuka siapa?

"Dan jangan buang apa yang udah lo beli dari jerih payahnya buat dapet ini sampai buat seolah isi surat ini sudah terpendam tanah begitu lama."

"Kalo orang enggak bisa menghargai pemberian orang lain dan usahanya, gapapa. Setidaknya jangan dibuang. Dia gatau seberapa berjuangnya buat dapet dan kemas sedemikian indah."

"Murah atau mahal itu bukan cara melihat yang benar. Karena, semua diukur dari kemampuan kita."

Saka kagum dengan cara Asa yang menghargai pemberian seseorang. Usia Saka dan Asa memang tidak jauh berbeda. Hanya berjarak 2 bulan sebelum bulan kelahiran Asa. Namun pola pikir Asa sudah seperti orang yang lebih dewasa dari usianya.

Ia segera kembali membuka kotak mini itu. Dan mengambil sepucuk surat yang lusuh dengan stiker lucu berbentuk buah jeruk yang menghias tiap tepi surat tersebut.

--------

Hai, langitnya semesta diiringi hujan pada rembulan malam. Selamat ulang tahun ke 1—

Apa kabar? Hehe, bocah jer—

Senyum terus ya, cantik. Dunia sudah sakit, kamu jangan sakit. Mau ayam? Besok, ya. Aku beliin.

Sekarang kita dipisahkan sementara dengan waktu. Dan besok mari bertemu untuk menukar rindu. Mau kan?

Sekarang aku cuma bisa kasih pick gitar. Nanti, aku kasih tempat teduh terbaik versiku.

Langitnya semesta ...

Kita hanyalah setumpuk momen tanpa komitmen sebab kenyataan menyadarkan aku dan kamu akan berpisah karena waktu.

August 9,—

----

Banyak kata yang dihapus dengan sengaja menggunakan tip-ex. Asa tidak bisa membaca dengan leluasa walaupun hanya beberapa saja yang dihilangkan.

“Kenapa di tip ex, Ka?” tanya Asa penasaran dan memperlihatkan bagaiman kertas kusam tersebut—menunjuk beberapa kata yang pikir Asa ini ada lanjutannya.

“Gue gatau. Gue rasa itu nggak penting buat diperjelas. Gue juga nggak tahu ulang tahun kamu kapan, Ca. Jadi, gue asal aja coret-coret dan hapus lagi,” jelas Saka yang tidak memuaskan.

ASAVELLA [TERBIT] ✓Where stories live. Discover now