24

281 35 0
                                    

Felix membuka matanya perlahan, sesekali ia mengernyit karena cahaya dari jendela membuat sakit matanya.

"Aah udah bangun?" Suara seorang wanita muda membuat kesadaran Felix kembali sepenuhnya.
Felix segera bangkit duduk ketika menyadari ada seorang wanita cantik yg duduk di samping ranjangnya.

"Hng? Jangan duduk dulu,kan masih pusing?"

Felix tampak sedikit takut ketika wanita cantik itu mendekati Felix.
"Bi..bi siapa?"

Wanita muda itu mengerjap polos beberapa detik lalu tersenyum lembut.
"Namaku Eunha,dan jangan panggil aku bibi,panggil aku ibu"

Felix melongo
"I..bu?" Eunha mengangguk semangat.
Felix melayangkan pandangan nya ke sekitarnya,Felix yakin kalau ia masih di kamar Changbin dan Felix tidak sedang bermimpi.
Atau jangan jangan.. ia sudah mati?

Eunha mengangkat tangannya ingin mengecek suhu tubuh Felix, tapi Felix malah menggeser tubuhnya menjauh hingga ia terpojok di kepala ranjang.
"H..hey.. kenapa takut gitu? Emangnya muka ibu seserem itu?" Eunha menoleh ke arah cermin lalu menggeleng tipis.
"Ngga serem,ibu cantik. Kenapa Felix takut si?" Eunha melipat tangannya sambil cemberut.

Felix tersenyum tipis,tingkah Eunha sama sekali tidak menunjukkan jika ia seorang ibu.
"Felix.. masih hidup kan?"

Eunha melongo.
Apa ia sedang berbicara dengan arwah sekarang?
Pintu kamar terbuka,tampak Changbin berdiri di depan pintu.
"Ibu,Felix udah sadar kenapa ibu ga bilang Changbin"
Changbin mendekati Felix ingin mengecek suhu tubuh Felix tapi Felix malah memeluk Changbin erat.

Changbin menatap Felix dan Eunha bergantian.
"Kenapa ini? Ibu apain Felix?"

Eunha menggeleng
"Belum ibu apa apa in loh,dia liat ibu aja takut"

Changbin tertawa.
"Kan Felix belum tau ibu,ya wajar dia takut tiba tiba ada orang dalam kamarnya"

Felix mendongak, Changbin mengusap pipi Felix lembut.
"Demam kamu udah turun sayang?"

"Ekhemm uhukk uhukk" Eunha menarik nafas panjang setelah sesi batuk pura puranya selesai.

"Itu ibu kakak, sekarang jadi ibu kamu juga,jangan takut ya? Ibu ga gigit kok" jelas Changbin.

Felix melirik Eunha yg juga menatapnya. Perlahan Felix melepas pelukannya pada Changbin. Ia malu berpelukan di hadapan calon mertuanya.

"M..maaf bu. Felix tadi gatau,Felix cuma..kaget aja. Maafin Felix bu"  Felix membungkuk dengan posisi duduk walaupun kepalanya masih terasa sakit.

Eunha melirik Changbin.
"Changbin ga pernah ngasih tau soal ibu ke kamu?"

Felix menggeleng polos,Eunha menatap Changbin dengan tatapan tajam yg dibuat buat.
"Dasar anak durhaka. Punya pacar ga dikasih tau ke ibunya sendiri"

"Kan ibu lagi sibuk sibuknya,coba kalau ibu di rumah, pasti Changbin bakal kenalin ibu sama Felix" bantah Changbin tak terima

Eunha menopang dagunya dan menatap Felix.
"Ngomong ngomong,Felix cantik. Ya walaupun masih cantikan ibu,tapi untuk kategori cowo Felix cantik banget"

Felix mengerjap polos,ia tak mengerti apa yg Eunha katakan.

"Ya cantik dong,pacarnya aja ganteng gini"
Eunha bergidik ngeri ketika Changbin mulai tebar pesona sambil menyisir rambutnya dengan jarinya.

Eunha merangkak ke atas ranjang dan menempelkan tangannya di dahi Felix.
"Demam kamu udah turun,masih pusing?"

Felix mengangguk canggung.

"Ibu bikinin teh mau? Biar perutnya anget dulu. Felix belum makan kan?"

Lagi lagi Felix mengangguk.

Eunha tersenyum lalu kembali ke posisinya semula.
"Ryujinn"

"Iya bu?"

"Bikinin teh buat kak Felix,jangan terlalu manis dan airnya jangan terlalu panas"

Changbin menaikkan sebelah alisnya
"Kirain beneran ibu yg mau bikin"

Eunha melipat tangannya.
"Ngapain ibu harus kerja kalau ibu punya dua anak yg cantik dan ganteng serta berbakti"

"Tadi katanya durhaka" gumam Changbin

"Berbakti dalam beberapa hal,durhaka selebihnya"

Felix tertawa pelan, keluarga Changbin tampak sangat menyenangkan. Felix iri..
Andai saja ia bisa merasakan bagaimana rasanya bercanda tawa dengan keluarga kecil yg bahagia. Felix menginginkan nya..

"Felix,nyandar sini sayang,nanti pusing kalau duduknya dipaksain" Eunha mendirikan sebuah bantal di dekat Felix.
Felix menyandarkan kepalanya dan menyamankan posisi duduknya.

"Kakak mau mandi dulu ya,kamu sama ibu dulu" Changbin menyambar handuk di lemarinya.
Felix mengangguk sebagai jawaban.
"Ibu,titip Felix ya"

Eunha mengangguk.
"Ga kamu titipin juga pasti ibu jagain"

Changbin tersenyum lalu melirik Felix dan mengedipkan matanya sebelum keluar kamar.

Eunha menatap Felix yg tersenyum tipis pasca dikedip tuan Changbin.
Eunha meraih tangan Felix dan menggenggamnya lembut.

"Jadi, Felix asli korea?"

Felix menggeleng
"Australia bu"

Eunha terperangah sebelum Ryujin menyandarkan nya sambil membawa secangkir teh dan menaruhnya di atas nakas.
"Cepet sembuh Kak Felixx"

Felix tersenyum tipis.
"Makasih ya Ryujin"

Ryujin menutup pintu dan meninggalkan Felix dan Eunha di dalam kamar.
Eunha kembali menatap Felix.
"Udah lama di korea?"

Felix menggeleng
"Baru bu"

Eunha memiringkan kepalanya.
"Trus pacaran sama Changbin nya?"

Felix tersenyum tipis.
"Felix sama Kak Changbin udah pacaran 5 tahun,tapi baru ketemu sekarang. Selama ini cuma lewat hp doang"

Eunha menatap Felix nanar.
"Woaaaa. Kalian berdua harus cepet cepet nikah berarti"

Felix mengangkat kepalanya.
"Ibu.. setuju sama hubungan.. Felix dan Kak Changbin?"

Eunha mengangguk pasti.
"Changbin itu ga pernah tahan dalam hubungan. Kalian bertahan lama, artinya Changbin pasti sayang banget kamu"

Felix menunduk malu.
Eunha menopang dagunya.
"Trus orang tua Felix dimana?"

Raut wajah Felix berubah seketika.
"D..di.. Australia..bu"

"Kapan mereka bisa dateng? Kita harus segera rencanain pernikahan kalian. Sebenarnya ibu punya satu rencana baik,tapi Felix jangan kasih tau Changbin dulu"

"Rencana.. apa bu?"

"Ibu mau kasih salah satu cabang perusahaan ayah Changbin buat Changbin,buat dia kelola sendiri,jadi dia bakal punya penghasilan sendiri buat kehidupan kalian nantinya"

Felix memiringkan kepalanya,ia tak tau apapun soal itu.
"Tapi.. nanti kalau Kak Changbin ngelola perusahaan.. pasti Kak Changbin ga ada waktu lagi buat Felix"

Eunha tertawa pelan.
"Itu tanggung jawab Changbin buat bagi waktu antara kerja dan keluarga"

Felix menunduk.
"Felix ga yakin ayah setuju soal ini bu"

Senyum Eunha pudar seketika.
"Maksudnya?"

"Felix juga ga yakin ayah bakal datang ke sini buat Felix"

Eunha sedikit meremas tangan Felix saat raut wajah anak itu mulai sayu.
"Kenapa hm? Cerita sama ibu"

Felix menarik nafas panjang
"Hubungan Felix sama ayah ga terlalu dekat bu.. atau mungkin bisa dibilang,ga deket sama sekali"

Eunha menaikkan sebelah alisnya menunggu Felix menyelesaikan ceritanya.

"Ayah ga suka sama semua hal yg Felix lakuin karena keinginan Felix sendiri. Ayah bahkan nentang hubungan Felix sama Kak Changbin"

"Changbin tau soal itu?"

Felix mengangguk.
"Ayah sebenernya mau jodohin Felix sama seseorang"

Love You Seo ChangbinWhere stories live. Discover now