11

320 35 0
                                    

Hyunjin menyandarkan punggungnya,melirik Jeongin yg sibuk dengan game barunya.

"Hp teruss" Jujur saja, Hyunjin cemburu pada benda mati itu, ponsel laknat itu menyita waktu Jeongin dan juga menyita perhatian Jeongin nya

Hyunjin menghela nafas, memejamkan matanya dan melantunkan lagu.
Jeongin melirik Hyunjin,sekilas Jeongin menatap sekitarnya, memastikan jika ibunya sudah pergi.

Jeongin mematikan ponselnya dan merebahkan kepalanya di pangkuan Hyunjin.
Hyunjin membuka matanya dan mendapati Jeongin yg tengah menatapnya.

"Kenapa senyum senyum?" Tanya Hyunjin

"Ayo lanjut nyanyinyaa,Ayen mau tidur"

Hyunjin merenggut seketika
"Udah dari tadi ditinggal nge game, sekarang mau ditinggal tidur,trus kakak ke sini ngapain coba?"

Jeongin tertawa,
Hyunjin memang dominannya,tapi Jeongin lebih menyukai sisi submisive Hyunjin saat pemuda itu sedang merajuk. Mungkin itu alasan Jeongin lebih sering mengabaikan Hyunjin, supaya Hyunjin terus merengek padanya.

"Trus kakak mau apaa??" Jeongin bangkit dari pangkuan Hyunjin

Hyunjin menyeringai
"Mau kamu" dengan cepat kedua tangan Hyunjin menahan tangan Jeongin dan mengukung tubuh Jeongin di atas sofa.

Jeongin menggigit bibirnya
"O iya? Mau ngapain?"

Hyunjin ingin menggigit Jeongin sekarang juga kalau saja mereka tidak sedang berada di rumah Jeongin,bisa bisa Ibu Jeongin datang dan mengusir Hyunjin detik ini juga.

"Kakak mau cium kamu" bisik Hyunjin, setidaknya biarkan Hyunjin mengecup kesayangannya,karena Hyunjin sudah sangat merindukan rubah manisnya.

Jeongin menggeleng,ia berusaha melepas cengkraman Hyunjin pada tangannya.
Hyunjin yg tau jika Jeongin nya sedikit memberontak pun membiarkan kedua tangan Jeongin lepas.

Hyunjin kira Jeongin akan mendorongnya untuk duduk kembali,tapi Hyunjin salah.
Jeongin mengalungkan tangannya di leher Hyunjin
"Biar Ayen yg cium kakak" bisik Jeongin lalu mulai mencium Hyunjin.

Hyunjin membulatkan matanya, bohong jika Hyunjin tidak sedang dilanda dilema sekarang,
Kalau Hyunjin membalas Jeongin sekarang,mereka bisa ketahuan. Tapi kalau berhenti, Hyunjin juga tidak mau.
Akhirnya Hyunjin memilih mengikuti setan nya untuk membalas ciuman Jeongin.

Jeongin melepas ciumannya, mendorong Hyunjin untuk duduk lalu duduk di pangkuan Hyunjin
"Ibu lagi pergi sama temen temennya,jadi pulangnya bakal lama"

Hyunjin menatap Jeongin tajam
"Kenapa ga bilang dari tadii?? Kakak takut banget ketahuan ibu kamu" protes Hyunjin

Jeongin mengusap pipi Hyunjin lembut
"Seneng aja liat kakak panik kaya tadi"

Hyunjin menyeringai
"Setan kecil,mau kakak hukum? Hm?"

Jeongin tak menjawab,ia hanya menyamankan posisi duduknya di pangkuan Hyunjin
Hyunjin meraih tengkuk Jeongin dan melumat bibir Jeongin.

"Ekhem"

Hyunjin dan Jeongin masih sibuk dengan aktivitas mereka berdua

"WOYY!!"

Hyunjin reflek mendorong Jeongin hingga anak itu terbalik di bawah sofa.

"Ah Kakk,sakitt~" rengek Jeongin yg Hyunjin tebak sebentar lagi ia akan menangis

Chan,si pelaku tertawa menyaksikan bagaimana detik detik Hyunjin melempar kekasihnya di tengah tengah aktivitas mereka.

"Lah anjir gue ga bawa ponsel" rutuk Chan ditengah aksi nya mentertawakan pasangan itu,harusnya Chan merekam kejadian itu, pasti akan viral dalam satu hari

Hyunjin membantu Jeongin berdiri dan memeluk anak itu sambil mengusap ngusap kepala Jeongin agar anak itu tidak menangis

"Mana yg sakit? Sini kakak pijet"
Jeongin menggeleng sambil menenggelamkan wajahnya di dada Hyunjin.
Sebenarnya jatuh tak terlalu sakit bagi Jeongin,hanya saja ia belum sanggup menatap Chan yg memergoki aksi nya dan Hyunjin,ya walaupun hanya sekedar berciuman tapi itu akan membuat gelar polos Jeongin tercoret seketika.

"Santai aja Je,gue sama Seungmin juga sering gitu" ujar Chan sambil sesekali masih tertawa.

Tapi bukannya tenang, Jeongin malah merasa semakin malu dan semakin memeluk Hyunjin erat

"Setan lu Chan" umpat Hyunjin
.
.
"Ngga ngga,gue mau ngomong serius" ujar Chan setelah ia puas tertawa

Hyunjin mengangguk menunggu Chan melanjutkan kalimatnya.
Chan menghela nafas,tapi sedetik kemudian ia kembali tertawa,dan lagi,detik detik Hyunjin mendorong Jeongin terlintas begitu saja di kepala Chan membuatnya sulit untuk berkonsentrasi.

Hyunjin meraih koran yg ada di atas meja,menggulungnya dan memukul kepala Chan berkali.
"Sadar! Ayo sadar! Sadarlah engkau wahai Tuan Chan!"  Pukulan Hyunjin seirama dengan nada bicara Hyunjin.

Chan menggigit bibirnya,mencoba menahan dirinya untuk tidak lagi tertawa
"Jadi gue mau ngomong soal.. Yuna"
Hyunjin kembali menggulung korannya saat mimik wajah Chan tampak seperti orang yg sedang menahan tawa.

"Yuna? Yuna temennya Lia?"

Chan mengangguk
"Iya,Yuna temennya Lia"

Hyunjin menaruh korannya dan merangkul Jeongin yg sudah kembali fokus pada ponselnya

"Jadi kemaren sore dia nemuin gue,gue gatau dia liat dimana tapi yg pasti dia nanya ke gue,tadi yg sama Kak Changbin itu siapa?"

Hyunjin tampak bingung
"Siapa? Felix?"

Chan mengangguk
"Iya,trus dia nanya nanya soal Felix ke gue,bahkan sampe minta kontaknya Felix,gue berharap kecurigaan gue ga bener tapi kayanya dia suka sama Felix"

Hyunjin menepuk dahinya
"Keren,yg Lia sama Chaeryeong aja belum keberantas,nambah satu lagi sekarang"

"Trus Yeji gamau diberantas?" Celetuk Jeongin
Hyunjin menoleh ke arah Jeongin, jantung nya berdegup 2 kali lebih cepat ketika matanya bertemu dengan mata tajam Jeongin

"Iya kelupaan sayangg" Lagipula Yeji bukan ancaman serius bagi hubungan Hyunjin dan Jeongin,semua orang memang tau kalau gadis itu menyukai Hyunjin,tapi gadis itu tak pernah menempeli Hyunjin saat Hyunjin sedang bersama dengan Jeongin,

"Banyak alasan,bilang aja kakak suka kan ditempelin sama Yeji?"

Hyunjin menggeleng
"Kalau kakak suka ngapain kakak ngehindarin dia? Lagian Yeji sekarang juga udah rada jauhin kakak"

Jeongin mengerucutkan bibirnya dan kembali menatap ponselnya
"Awas genit genit sama dia" ancam Jeongin

"Berarti sama yg lain boleh?" Tanya Hyunjin polos

"KAK HYUNJINN!!!"

"Bercandaaa"

Chan menghela nafas melihat Jeongin yg sedang memburu Hyunjin dengan sapu panjang milik ibunya.

"Ntar ada yg pecah auto tidur di luar lu Je" ujar Chan dan berhasil, Jeongin berhenti dan kembali duduk di sofa

"Gaboleh deket deket ayen selama seminggu!" Jeongin melipat tangannya lalu membuang muka dari Hyunjin

"Aaa jangan gitu dong yangg,kakak kan gabisa jauh dari kamuu" rengek Hyunjin

Chan memutar tubuhnya menghadap Hyunjin yg berdiri di belakang sofanya
"Yahh,gaboleh deket deket,gadapet kiss dong?" Goda Chan sambil tertawa

"BANGCHANNN!!"
Hyunjin meraih sapu panjang yg tadi digunakan Jeongin untuk memburunya, kini Hyunjin manfaatkan untuk memburu Chan

"Taruh sapunya,nanti ada yg pecah!!" Omel Jeongin

Love You Seo ChangbinWhere stories live. Discover now