22

277 35 0
                                    

Felix berlari mencari Changbin yg tak kunjung kembali setelah berpamitan membeli minuman pada Felix.
"Kak Changbin ih,Felix nungguin!" Omel Felix.
Changbin yg ditunggunya sedari tadi malah asik mengobrol dengan seorang lelaki manis di pinggir jalan.

"Eh sayang,maaf ya,kakak lupa" Changbin merentangkan sebelah tangannya ke arah Felix.

"Lupa? Kakak lupain Felix?" Felix berjalan mendekati Changbin dan membiarkan lelaki itu merangkulnya.

Changbin menggeleng
"Kakak ga lupa kamu,tapi kakak lupa kalau kamu nungguin kakak"

"Pacar lu bin?" Tanya lelaki manis yg daritadi mengobrol dengan Changbin.
Changbin mengangguk
"Ini Felix,pacar gue"

Felix tersenyum tipis,ia berusaha membungkuk beberapa detik tapi Changbin menahan bahu Felix.
"Ga usah sopan sopan kalau sama dia"

Lelaki manis itu tertawa
"Gue Seonghwa,mantannya Changbin"

Felix melongo sementara Changbin mengerutkan keningnya
"Ha? Mantan gue?"

"Mantan musuh,typo tadi"

"Palalu typo" ketus Changbin

Seonghwa tertawa melihat Felix yg tampak bingung
"Pacar lu polos banget sih Bin,buat gue ya?"

"Musuhan lagi aja kita" Changbin menarik Felix ke dalam pelukannya.

"Kak~,Felix mau pulang" bisik Felix

Changbin mengusap lembut kepala Felix,
"Gue balik dulu ya"

"Loh,tapi kan kita be.."

"Lain kali aja bahasnya" potong Changbin cepat sambil berjalan meninggalkan Seonghwa di pinggir jalan.

Sepanjang perjalanan Felix diam,tak berbicara,menatap atau bahkan melirik Changbin.
Changbin ingin bertanya, tapi ia fikir suasana hati Felix sedang tidak baik sekarang, mungkin Felix kesal karena ia sudah menunggu lama tapi Changbin malah mengobrol dengan Seonghwa.
"Bahas di rumah aja lah,kalau di sini nanti dia ngambek trus gamau pulang" pikir Changbin

Sesampainya di kamar,Felix merebahkan tubuhnya di atas ranjang, Changbin mengunci pintu dan mencabut kuncinya.
"Kamu kenapa sayang? Kamu marah sama kakak?"
Changbin duduk di samping Felix.

Felix sedikit memutar kepalanya untuk menatap Changbin.
"Felix ga marah"

"Trus kenapa kamu diemin kakak daritadi?"

Felix memiringkan posisi tidurnya menghadap Changbin,tangannya menarik Changbin untuk tertidur lalu membenamkan tubuhnya di pelukan Changbin.

"Felix mau nanya sesuatu,tapi kakak gaboleh marah"

Changbin mengusap punggung Felix pelan.
"Nanya apa sayang?"

Felix mendongakkan kepalanya
"Kakak sayang Felix?"

Changbin menatap Felix bingung,ada apa dengan Felix nya?
"Kok nanya gitu? Ya pasti sayang,sayangg banget malah. Kenapa tiba tiba ngeraguin kakak hm?"

Felix menggeleng pelan dan kembali menenggelamkan wajahnya di dada Changbin.
Changbin menghela nafas
"Sayang, liat kakak"
Changbin menangkup pipi Felix dan memaksanya untuk menatap matanya.
"Kamu kenapa? Cerita sama kakak"

Felix melepas tangan Changbin dari pipinya membuat Changbin sedikit bingung.
"Tadi Felix ketemu Yuna"

Changbin mengangkat sebelah alisnya
"Terus?"

"Kata Yuna kakak suka mukul orang"

Changbin tampak berfikir
"Iya kalau orang itu nyari gara gara",

Felix bangkit dari tidurnya
"Trus nanti? Kalau misalnya kita nikah trus Felix nakal,kakak bakal pukul Felix?"

Changbin tertawa.
"Yuna bilang gitu?"

Felix mengangguk takut.
Changbin ikut bangkit dan meraih kedua tangan Felix.
"Engga sayang,kakak ga mungkin mukul Felix,jangan mikir macem macem dong sayang"

Felix menunduk.
"Felix udah puas dipukul ayah,kalau Kak Changbin mukul Felix juga,itu pasti bakal dua kali lebih sakit".

Sakit..
Hati Changbin sakit mendengar ucapan Felix,selama ini ia tidak tau jika Felix sering mendapat pukulan dari ayahnya,Felix tak mau menceritakan apapun padanya.

Changbin menarik Felix ke dalam pelukan nya.
"Engga sayang,kakak janji,kakak ga akan pernah mukul Felix"

Felix mendongak dengan mata berkaca-kaca.
"Janji?"

Changbin mengangguk pasti.
"Kakak janji sayang,jangan nangis ya?"
Changbin mengusap pipi Felix lembut.

"Yuna juga bilang.."

Felix menggantung kalimatnya ketika raut wajah Changbin berubah jadi lebih serius.

"Yuna bilang apa? Kasih tau kakak semuanya"

"Yuna bilang,kalau kakak.. yg udah bikin.. ayah kakak.. meninggal"

Changbin melepas pelukannya dari Felix dan memalingkan wajahnya seketika.
Felix menunduk,merutuki dirinya sendiri,tapi Felix hanya ingin Changbin berbagi penderitaan dengannya,Felix tak ingin Changbin menahannya sendirian.

Changbin menghela nafas panjang,sambil mengatur kembali suasana hatinya.
Pertanyaan Felix memang membuat nya sakit,tapi Changbin tak ingin Felix tau tentang ini.

"Kak,ayo cerita sama Felix,gaboleh nahan sendiri nanti kakak sakit" bujuk Felix.

Changbin masih diam,ia masih belum siap menatap Felix.
Felix melingkarkan tangannya di perut Changbin dan menyandarkan kepalanya pada punggung lelaki itu.
"Kakak marah sama Felix?"

"Nanti dulu ya sayang? Kakak lagi pengen sendiri" Changbin melepas pelukan Felix perlahan.
Felix menatap Changbin nanar yg sedang membuka pintu kamar lalu keluar.
Felix diam. Tangannya meremas selimut Changbin.
.
.
Changbin menendang setiap kerikil tak bersalah yg ia temui di jalan.
"Gue mati matian ngelupain hal itu"
Helaan putus asa terdengar dari Changbin.

Changbin mendudukkan dirinya di kursi yg ada di pinggir jalan, matanya menatap jauh ke atas langit.
"Yah,ayah masih marah sama Changbin?"

Ayahnya meninggalkan Changbin bahkan sebelum Changbin sempat meminta maaf.
"Tapi itu ga sepenuhnya salah gue"

"Soal apa?"

Changbin menoleh dan mendapati Lia berdiri di belakang nya dengan membawa satu buket bunga.
Changbin menghela nafas dan kembali pada aktivitas sebelumnya,menatap langit.

Lia mendudukkan dirinya di samping Changbin,tangannya mengulurkan buket bunga yg tadi ia bawa pada Changbin.
"Gue gamau" gumam Changbin tanpa meliriknya sama sekali.

Lia merenggut kesal.
"Masa Kakak gamau nerima permintaan maaf Lia?"

Changbin menoleh.
"Permintaan maaf?"

Lia mengangguk.
"Besok Lia mau ke Jepang,gatau lagi kapan balik ke sini"

Changbin tak menjawab,pemuda itu hanya menatap Lia beberapa detik lalu kembali menatap langit.

"Lia mau Kakak terima kenang kenangan dari Lia"

" Lia gapapa kok kalau misalnya Kak Changbin bakal nginget Lia nanti sebagai pengganggu atau semacamnya" sambung Lia

Changbin menghela nafas
"Gue ga suka bunga,paling gue kasih Ryujin"

Lia tertawa pelan.
"Gapapa kok,yg penting Kakak udah ambil bunganya dari Lia,Lia udah seneng"

Changbin mengalah. Tangannya meraih buket bunga yg disodorkan Lia sedari tadi.
"Udah"

Lia tersenyum lebar.
"Makasih Kak. Makasih buat semuanya,dan.. semoga langgeng sama Kak Felix"

Changbin menaikkan sebelah alisnya.
"Oh iya,makasih"

Lia meninggalkan Changbin yg masih menatap punggungnya hingga menghilang di balik tembok persimpangan jalan.

Changbin menatap bunga yg tadi Lia berikan.
"Ya kali gue bawa pulang? Ntar Felix liat gimana? Taruh sini aja lah"
Changbin mencoba mengkamuflasekan buket bunga itu dengan hiasan bunga di pinggir jalan.
"Nanti suruh Ryujin ngambil kalau inget"

Love You Seo ChangbinWhere stories live. Discover now