2

462 45 2
                                    

Felix keluar kamar dan mendapati kedua orang tuanya tengah sarapan,tanpa mengajaknya,dan biasanya memang begitu.
Felix tersenyum tipis  lalu berjalan keluar rumah

Hari ini Felix berencana untuk keluar rumah seharian, beberapa kerikil kecil di jalan menjadi sasaran tendangan Felix saat anak itu teringat obrolan nya dengan sang ayah semalam.

"Tapi Felix harus kemana coba" gumam Felix mengingat ia tak punya tempat untuk ia singgahi.

"Dulu kalau Felix lagi sedih pasti Jisung ada di sini buat ngehibur Felix" gumam Felix lagi.
Jisung adalah sahabat masa kecil Felix,orang yg selalu ada di samping Felix, menghibur Felix saat ia merasa tak aman di rumah.
Tak jarang Jisung mengajak Felix untuk menginap di rumahnya dan meminta izin langsung pada ayah Felix agar mendapat izin.
Tapi ketika mereka baru saja lulus sekolah dasar,Jisung memberi kabar yg sangat menyakitkan bagi Felix.
Keluarga Jisung akan pindah keluar dari Australia dan itu adalah saat terakhir Felix bertemu Jisung.

"Felix kangen Jiji"
Felix menghela nafas,ia berjalan menuju taman dan duduk di bawah pohon, membiarkan angin meniup wajahnya hingga ia tertidur
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Changbin menutup pintu lemarinya dan menatap cermin sambil menyisir rambutnya.
Matanya melirik ponselnya yg lagi lagi hening,tak membunyikan notifikasi khusus dari kekasihnya.
Changbin menghela nafas lalu duduk di pinggir ranjang.
"Kenapa sih Fel,makin ke sini lu makin jarang ngabarin gue"

Changbin mengambil ponselnya
"Biasanya jam segini rutin banget nge spam"

Changbin menggigit bibirnya sendiri
"Telfon jangan.. telfon jangan.. telfon jangan,ah jangan dulu lah"

Changbin memasukkan ponselnya ke dalam saku jaket dan keluar dari kamarnya.

"Mau kemana kak?" Tanya seorang gadis cantik yg duduk di kursi malas

"Bukan urusan lu" judes Changbin

"Ih, Ryujin kan cuma nanya,galak banget" Ryujin memutar tubuhnya menghadap Tv

Changbin memutar bola matanya jengah
"Gue mau ngumpul,puas lu?" Jawab Changbin lalu keluar dari rumah

Ryujin tersenyum tipis
"Gue tau kok kalau lu ga benci sama gue kak. Tapi tenang aja,cepat atau lambat gue pasti bikin lu nerima kehadiran gue di sini" gumam Ryujin sebelum kembali menggigit keripik yg ia ambil dari kaleng yg sudah ia peluk sedari tadi.

.
.
.
Tetesan hujan membangun Felix dari tidurnya,Felix berlari menuju pondok cantik kecil yg ada di sudut taman untuk berteduh.
Felix mengeluarkan ponselnya dan melihat jam
"Udah hampir jam 5,Felix tidur nya lama juga" gumam Felix lalu menyandarkan punggungnya

"Felix kangen Kak Changbin,telfon jangan ya.."
Felix menimang ponselnya beberapa saat.
"Felix telfon aja" tangannya bergerak menekan tombol hijau di sebelah nama kontak Changbin.

"Kemana aja?" Felix memang tak bisa melihat wajah Changbin,tapi dari nada bicara Changbin,Felix bisa menebak jika Changbin sedang kesal padanya.

"Maaf kak,Felix ketiduran" sesal Felix

"Tumben tidur siang siang? Kamu sakit?" Nada bicara Changbin berubah menjadi khawatir

"Iya Kak,Felix demam kayanya" Felix menyentuh dahinya dan ia tidak berbohong,suhu tubuhnya sedikit tinggi sekarang.

"Ya ampun sayang,kamu hujan hujanan?"

Ini yg Felix suka dari Changbin,
"Kehujanan kak"

"Ya udah kamu istirahat dulu ya? Kakak masih di luar,nanti kakak kabarin kamu kalau kakak udah pulang"

"Siap kak,hati hati yaa"

Felix mematikan telfon nya dan menatap langit
"Felix ga siap kehilangan Kak Changbin,maafin Felix yah" gumam Felix sebelum ia mengambil ancang ancang berlari menerobos hujan.

"Darimana kamu?" Nada dingin Jeongmin menyambut Felix.
Felix memeluk dirinya sendiri, tubuhnya masih basah kuyup dan Jeongmin tidak mengizinkan nya untuk masuk sekedar mengeringkan badannya.

"Jalan jalan yah,Felix mau ke kamar" Felix melangkahkan kakinya ke dalam rumah,tapi kakinya yg licin membuat Felix terpeleset dan terjatuh.

Jeongmin menghela nafas tapi ia sama sekali tidak berminat untuk membantu Felix berdiri.

"Sana masuk,mandi,ganti baju,nanti malam kita makan malam sama keluarga Sunwoo" perintah Jeongmin

Felix mendongak,lalu berdiri
"Felix gamau yah"tolak Felix

"Kamu nolak?" Tanya Jeongmin sambil menggertakkan giginya

Felix mengangguk
"Iya,Felix nolak. Felix capek yah,Felix udah gamau jadi boneka ayah lagi, Felix juga punya hidup Felix sendiri yah,dan Felix berhak ngambil keputusan buat diri Felix sendiri"

Jeongmin tertawa pelan,ia menutup pintu dan menguncinya
"Kamu emang bener bener anak yg ga berguna Felix"

Felix berbalik
"Terus? Ayah nyesel udah ngebesarin Felix? Kalau Felix ga guna kenapa ayah biarin Felix hidup?! Kenapa ayah biarin bunda ngelahirin Felix?! Kena..."

"CUKUP FELIX!!" bentak Jeongmin

"Apa yah?! Ayah mau nampar Felix?" Tanya Felix ketika ia melihat Jeongmin mengangkat tangannya

"TAMPAR YAH!! TAMPAR FELIX! KENAPA GA SEKALIAN AYAH BUNUH FELIX BIAR AYAH PUAS!!" Felix membanting pintu kamar dan menguncinya. Di luar terdengar suara makian Jeongmin yg kesal karna Felix membentaknya.

Felix terduduk di depan pintu,bahkan ia masih belum mengeringkan tubuhnya.
"Hiks.. bunda.. Felix benci ayah bun" lirih Felix dalam tangisan nya
Sowon adalah ibu tiri Felix,ia menikahi Jeongmin ketika Felix baru berusia 7 bulan, sedangkan Bunda Felix meninggal ketika ia melahirkan Felix.
Kadang Felix menyimpulkan jika Jeongmin membencinya karena ia lah penyebab bundanya meninggal. Tapi Felix tidak bisa menyimpulkan kenapa Sowon juga tidak menyukainya.

"Nanti malam kita makan malam sama keluarga Sunwoo" Felix mengusap air matanya ketika ia teringat ucapan Jeongmin.

"Ngga.. Felix gabisa diam di sini,nanti malam ayah pasti akan nyeret Felix buat ikut ke acara makan malam mereka."

Felix berdiri dan menyambar handuk untuk mengeringkan rambutnya.
"Felix harus pergi dari sini"
Felix membuka lemarinya dan mengganti baju basahnya.

Dengan cepat Felix menyambar koper di atas lemarinya dan mengambil ranselnya lalu memasukkan semua baju nya ke dalam koper,tak lupa Piko pun Felix selipkan di sana"
Setelah dirasa barang yg dibawanya cukup,Felix mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang lalu menaruh dompetnya di atas nakas.

"Maafin Felix yah,Felix rasa cuma ini jalan satu satunya biar Felix bisa bebas dari ayah" Felix membuka pintu jendela kamarnya dan mulai keluar.
Jalan belakang adalah jalan yg dipilih Felix untuk menghindari orang.

Felix menyusuri jalan setapak yg membawanya entah kemana, beberapa menit berjalan cukup membuat Felix kelelahan.
Felix bersandar di bawah pohon sambil mengatur nafasnya.
Matanya menatap ke sekeliling,gelap.
Felix menghela nafas

"Felix harus pergi kemana? Felix ga punya siapa siapa" gumam Felix
Terlintas di fikiran nya untuk menghubungi Juyeon,kakak Felix dan meminta bantuan.
Tapi Jeongmin pasti bisa menemukan nya dengan cepat
"Lagian sejak nikah,Kak Juyeon udah ga pernah ngehubungin Felix"

Love You Seo ChangbinWhere stories live. Discover now