Part 25

16 20 54
                                    

H A P P Y    R E A D I N G

_________________

Mungkin tindakan yang dilakukan oleh Lio saat ini pantas disebut tindakan inplusif. Cowok itu tidak berpikir panjang saat menyusul Yuna ke depan kelasnya. Ia tidak berpikir dampak yang ditimbulkan oleh tindakannya membuat siswa-siswi berasumsi semau mereka. Satu hal yang ia pikirkan adalah, membawa Yuna keluar dari jerat trauma yang dia alami. Sejak pembicaraannya bersama Rina semalam, dunianya ikut meredup. Sebelumnya, Lio tidak pernah berpikir Yuna memiliki trauma berat hingga harus mengomsumsi obat-obatan yang Lio sendiri tidak tau apa khasiatnya.

Dengan tampang santai Lio berdiri tegap di depan cewek yang sekarang tengah menatapnya dengan ekpresi penuh kejutan. Lio meneliti sekelilingnya, yang ternyata mereka saat ini sudah menjadi pusat perhatian.

Audrey tampak berpikir sejenak, lalu cewek itu berucap, "Mau ngajak pulang bareng? Tapi supir gue udah nunggu di luar io,"

Yuna bernafas lega, ia pikir kehadiran Lio disini karena dirinya. Tapi tak berlangsung lama, nafas Yuna kembali tercekat ketika Lio memegang tangannya.

"Ketemu bunda," Ucap Lio mengabaikan ucapan Audrey yang tengah percaya diri.

Disti dan Naila saling beradu pandang, tampak tak paham dengan situasi di depannya.

Harapan Audrey pupus, "Gimana? Maksudnya apa io? Lo kesini bukannya mau ngajak gue pulang bareng gitu?" Tanya Audrey dengan tampang kesal.

"Ngga,"

Yuna menunduk, malu akan kenyataan bahwa sekarang mereka sedang sebagai pusat perhatian, "Duh, gue lupa bilang sama kalian, bunda Rina ngajak ketemuan. Gak papa kan gue balik duluan?" Tanya Yuna tak enak hati. Kejadian di rumah Lio, sudah ia ceritakan kepada Naila dan Disti, tapi ia lupa akan jadwal terapi mentalnya yang Rina jadwalkan hari ini.

Naila mengangguk antusias, akhirnya couple favorit nya bisa ia saksikan berdampingan secara langsung, "Gak papa Yun, caw aja hehehe"

Lio berdehem, akhirnya Yuna memberanikan diri menatap Audrey yang tengah kesal, "Drey gak papa kan?"

Disti menoleh pada Audrey kemudian menyenggol tangan cewek itu agar menyahut, "Hemm, iya gak papa," Ucap Audrey

Selepas persetujuan Audrey, Lio segera beranjak dari sana diikuti oleh Yuna dari belakang.

"Astaga, finally couple gue jalan bareng," Ucap Naila heboh seraya menyenggol Disti.

"Biasa aja kali," Disti menoleh pada Audrey yang masih cemberut, "Muka lo kenapa?"

Audrey mendongak melihat Disti, "Apa dah,"

"Lo sih kegeeran" Celutuk Naila dibarengi kekehan.

Audrey melirik sinis, "Apaan sih. Mereka tuh ngga kaya baru kenal tau ngga, akrab gitu ngga ada canggungnya" Kesal Audrey.

Naila meredakan tawanya, kemudian menatap serius Audrey dengan alis bertautan, "Wait, lo kok kaya ngga suka gitu? Ini Yuna lo drey, bukan Shea. Ngapa lo sewot dah,"

Audrey memutar matanya, "Bukan gitu nai. Cuman kesel aja, Yuna ngga pernah cerita apa-apa sama kita. Kaya sekarang, tau-taunya udah deket sama Lio" Alibi Audrey. Nyatanya ada rasa kesal yang menghampirinya tiap kali melihat interaksi antara Yuna dan Lio.

Will You Be There?? Onde histórias criam vida. Descubra agora