Heartless || 02

116 15 9
                                    

02 - Cemburu?

Raelyn menghentakkan kakinya kesal. Bagaimana ia tidak kesal ketika Arelios menyuruhnya turun di halte dekat SMA Mandratama, Sekolah mereka.

"Lo kurang ajar banget ya Ar! Masa lo suruh gue berhenti disini, sih?" Ujar Raelyn kesal, Arelios hanya menatap gadis itu datar.

"Terus? Gue peduli? Nggak." Ucap Arelios santai.

"Gue adu--"

"--Aduin aja. Seharusnya gue jemput Rana! Bukan malah berangkat sama lo!" Potong Arelios tajam.

Raelyn tertawa hambar. "Jemput Rana? Gila ya lo, Ar! Tunangan lo itu gue, bukan Rana!" Ketus Raelyn.

"Selamanya yang bisa miliki hati gue itu, cuma Rana! Bukan lo, ngerti?"

Setelah mengucapkan kalimat itu Arelios lalu pergi dari hadapan Raelyn. Tangan Raelyn mengepal kuat. Mengapa harus ada laki-laki sebajingan Arelios? Andai saja insiden itu tidak terjadi, mungkin saja Arelios tidak akan membencinya seperti saat ini. Jika mungkin Arelios tidak mencintainya, tapi setidaknya mereka masih bisa bersahabat.

"Gue bakal buktiin Ar, kalau itu bukan gue!"

Bruk!

"Ah sorry, Kak! Aku nggak sengaja." Ucap seorang gadis yang tak sengaja menabrak bahu Raelyn yang tengah berjalan itu.

"Mata dipake! Mata lo di dengkul?!" Sentak Raelyn menatap gadis cantik yang tengah menunduk dihadapannya itu.

"Nggak capek lo cari muka didepan gue? Nggak dirumah, nggak disekolah, nggak sama Arel, lo selalu rusuhin gue terus sih, anjing?!" Lanjut Raelyn.

"Maaf Kak Elyn, aku nggak sengaja." Jawab gadis itu lagi.

Raelyn semakin mengepalkan tangannya kuat. "Berapa kali lagi gue harus bilang sama lo, Rana? Jangan pernah panggil gue dengan nama itu! Nama itu nggak cocok keluar dari mulut sialan lo itu, ngerti?!" Sentak Raelyn lagi yang mampu membuat gadis itu yang tak lain adalah Rana, semakin mendudukkan kepalanya.

"Pergi lo dari hadapan gue, Rana! Gue jijik liat tingkah lo yang sok merasa tersakiti kaya gini."

"Pergi, ngadu sama Arel kalau gue bentak lo dijalan!"

-heartless-

"Lo apain Rana?" Tanya laki-laki berbadan tegap itu sembari menatap tajam gadis cantik yang tengah menatapnya malas.

"Udah gue duga, cewe munafik itu pasti ngadu ke lo." Ujar gadis itu yang tak lain adalah Raelyn.

"Bangsat! Gue tanya, lo jawab yang bener!" Sentak Arelios.

Raelyn tersenyum sinis. "Cewe lo ngomong gimana?" Tanya Raelyn.

"Lo maki-maki dia, lo marah-marah sama dia pakai bahasa kasar. Pantes lo kaya gitu ke, Adik lo sendiri?" Jawab Arelios tanpa mengalihkan tatapannya pada kedua mata indah Raelyn.

Arelios tidak berdebar seperti saat ia menatap Rana. Yang Arelios rasakan hanyalah, ketenangan ketika ia menatap kedua mata Raelyn. Tidak! Ia selalu menyangkal bahwa ia sangat tenang menatap mata indah itu, baginya Raelyn itu musibah, penjahat dan juga, pembunuh.

ARELIOS || Heartless Where stories live. Discover now