[34]

2.5K 138 14
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET THE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻


Hazel terbangun dari tidurnya saat merasakan sesak di dada. Dengan terpaksa Hazel membuka kedua matanya yang terpejam erat. Hazel mengedipkan kedua matanya beberapa kali untuk menyesuaikan dengan cahaya yang menerangi kamar Naja.

Hazel menundukkan pandangannya ke bawah. Pantas saja dia merasakan sesak di dada, lihat saja apa yang ada di atas dadanya kini. Dua buah tangan kekar milik Naja dan Zega kompak melingkar erat di dada dan perut rata Hazel secara bersamaan. Mereka juga memeluk Hazel erat dengan Naja di sisi kiri dan Zega di sisi kanan Hazel.

Dengan perlahan Hazel menurunkan satu per satu tangan kekar Naja dan Zega dari atas tubuhnya. Setelah berhasil terbebas dari badan kelewat besar dua iblis itu Hazel berjalan mengendap-endap menuju kamar mandi. Dia tidak ingin langkah kakinya membuat dua iblis tampan itu terbangun. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya jika mereka bangun. Hazel tidak akan pernah bisa menebaknya.

Hazel menatap dirinya di depan cermin besar yang ada di dalam kamar mandi. Dia mengangkat gaun tidur yang dipakainya ke atas. Hazel ingin melihat bekas luka yang ditimbulkan akibat cambukan Naja tadi malam. Hazel meringis pelan melihat garis-garis merah yang menghiasi bokong dan kedua paha bagian belakangnya. Ternyata banyak juga bekas luka yang dia dapatkan akibat cambukan itu.

NAJATRA SIALAN!

Kedua pandangan Hazel kemudian beralih pada gelang kaki yang masih melingkar erat di pergelangan kaki kanannya. Hazel mendudukkan diri diatas wastafel. Dia memerhatikan dengan seksama gelang kaki itu. Otaknya kembali memutar memori ketika kaki kanannya terasa tersentrum saat akan keluar dari apartemen Naja. Hazel bertanya-tanya dalam hati. Kenapa bisa hal itu terjadi. Apa karena gelang kaki ini? Karena setelah Naja memakaikan gelang kaki ini padanya, dia jadi tersentrum tepat beberapa langkah dari pintu apartemen.

Tapi bagaimana bisa. Bagaiman caranya hal itu terjadi. Apa mungkin Naja memiliki sebuah tombol kendali jarak jauh yang mampu membuatnya tersentrum melalui tombol itu. Tapi Hazel merasa tidak pernah melihat Naja meemegang tombol itu. Lalu bagaimana caranya?

Hazel mengacak rambutnya frustasi. Otak minimalisnya ini benar-benar tidak bisa diajak berdiskusi. Terlebih orang yang menjadi lawannya adalah pemilik otak yang selalu berpikir diluar nalar Hazel. Jadi bagaimana caranya bagi Hazel untuk menang melawan Naja.

Usai menyelesaikan urusannya di kamar mandi, Hazel memilih untuk berjalan seorang diri ke dapur. Kerongkongannya terasa kering. Dia ingin melepaskan dahaga dengan segelas susu coklat hangat. Ide yang sangat bagus untuk meningkatkan mood Hazel pagi hari ini.

Hazel menuangkan susu coklat yang dia temukan di dalam kulkas ke dalam gelas lalu memasukkan gelas itu ke dalam microwave. Hazel tersenyum lebar saat suara tanda yang berasal dari microwave itu terdengar nyaring masuk ke dalam indra pendengarannya. Segera saja Hazel mengeluarkan susu coklat hangat miliknya dari dalam microwave.

Hazel dibuat kaget ketika dirinya tiba-tiba diangkat dan didudukkan di atas meja pantry. Dia menatap Zega sebal yang membuatnya kaget pagi ini. Beruntung dia baru saja meletakkan gelas berisi coklat hangatnya yang terisisa setengah ke atas meja.

Zega memajukan wajahnya kepada wajah Hazel. Dia melumat lembut bibir mungil Hazel yang nampak berwarna pink. Tangan kanan Zega menahan tengkuk Hazel yang berusaha untuk melepaskan pagutan bibir mereka berdua.

Zega baru melepaskan pagutan bibir mereka saat merasa Hazel sudah kehabisan napas. Deru napas Hazel memburu berusaha untuk meraup oksigen yang berada di sekitarnya ketika Zega sudah melepaskan pagutan bibirnya pada bibir Hazel. Zega tersenyum senang saat bisa merasakan manisnya bibir mungil Hazel yang bercampur rasa manis dari susu coklat yang diminum Hazel pagi ini. Sungguh nikmat bukan sarapannya pagi ini.

Hazel menatap Zega kesal. Lalu pandangannya beralih pada Naja yang tengah berdiri di depan mesin pembuat kopi seraya memerhatikan kegiatannya dengan Zega. Entah sejak kapan Naja berdiri bersedekap dada di sana.

“Mas Naja tolongin aku, Kak Zega nakal nih” adu Hazel pada Naja.

Sontak tawa Zega dan Naja pecah mendengar rengekan Hazel. Zega mencuri lagi satu kecupan di bibir Hazel sebelum pergi menjauh dari area dapur. Sedangkan Naja melangkah mendekat menghampiri Hazel yang masih terduduk di atas meja pantry.

Naja mengulurkan gelas berisi susu coklat milik Hazel kepada gadis itu. Dia menyuruh Hazel untuk kembali minum dengan gerakan kepala. Hazel yang mengerti lantas langsung meminum susu coklat itu hingga habis tak bersisa. Hazel tersenyum senang lalu menyerahkan gelas kosong itu kepada Naja.

Kedua mata Hazel membelalak terkejut saat Naja melumat bibirnya. Persis seperti yang dilakukan Zega tadi. Namun bedanya, jika ciuman Zega tadi terkesan lembut tapi menuntut maka ciuman yang diberikan Naja ini lebih lembut dan menenangkan. Membuat Hazel terbuai karenanya.

Naja mengusap bibir Hazel yang basah dengan ibu jarinya. Terlihat dengan jelas bibir Hazel yang membengkak akibat ulahnya dan Zega. Naja kemudian menggendong koala Hazel dan membawanya menuju meja makan.

“Mas Naja sama Kak Zega itu kenapa suka banget gendong-gendong aku sih. Emangnya aku enggak berat apa?” tanya Hazel bingung saat dirinya sudah terduduk sempurna di sebelah Zega. Jadi posisi mereka adalah Naja duduk di kursi utama, lalu Hazel di sebelah kiri dan di sebelah Hazel ada Zega.

“Bulu aja kalah ringan sama kamu” balas Zega.

Sedetik kemudian suasana di meja makan tiba-tiba terasa mencekam. Naja dan Zega memfokuskan pandangan kepada Hazel membuat Hazel menatap keduanya penuh tanda tanya.

“ingat aturan mainnya Hazel. Jangan dekat laki-laki lain. Semua hal yang mau kamu lakukan harus atas seizin saya dan Zega. Melanggar aturan berarti hukuman menanti. Membantah kesalahan, itu artinya hukuman kamu menjadi dua kali” Ujar Naja penuh penekanan di setiap kata-katanya.

“Kamu enggak perlu melakukan apapun untuk menyenangkan aku dan Naja. Cukup menurut dan enggak melanggar aturan yang udah dibuat. Simple, right? ” timpal Zega.

Hazel menatap Naja dan Zega bergantian. “sebenarnya kita bertiga itu apa? What are we?

Naja tersenyum miring. “lebih dari yang kamu bayangkan”

Hazel berdecak sebal. “sampai sekarang aku bahkan masih bingung dengan status diantara kita bertiga. Kita bertiga ini tuh apa sebenernya? Enggak jelas kan. Lagian aku juga enggak mau dikekang terus kayak gini. Aku enggak mau jadi boneka kalian yang harus selalu patuh sama semua yang kalian perintahin. Aku mau bebas nikmatin hidup aku sama seperti sebelum kalian dateng”

“Takdir kamu udah ada di tangan saya dan Zega sekarang. Sejauh apapun kamu pergi, pada akhirnya kamu akan kembali lagi kepada kami” ujar Naja dengan senyum kecil di bibirnya.

“AKU ENGGAK MAU! AKU MAU BEBAS DARI KALIAN BERDUA!”

Zega tertawa pelan. Dia mengusap pelan rambut Hazel. Berusaha untuk menyalurkan amarahnya melalui usapan itu. “kayaknya kamu mau coba dihukum di meja makan?”

Hazel menurunkan tangan Zega paksa dari atas kepalanya. “ngancem mulu kerjaannya”

“kalau kamu nurut kita pastikan kamu akan merasa bahagia. We will treat you like a queen ” lanjut Zega mencoba memberi pengertian pada Hazel.

Naja menggenggam tangan kanan Hazel. “cuma kamu satu-satu perempuan yang ada di kehidupan saya dan Zega. Cukup jadi anak baik bagi kami, maka kami janji kamu akan merasakan puncak kebahagiaan di dalam hidup kamu”

Be a good girl for us, then we will be a gentleman for you ” tambah Zega sambil mengelus sayang kepala Hazel.

Sialan! Gue harus gimana sekarang?

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET THE ☆
____________________________________
▪︎
____________________________________

Aahh akhirnya bisa update lagi. Maaf banget ya aku gak bisa update sesuai janji tiap tanggal kelipatan 3.

Terus kira-kira kehidupan Hazel bakal gimana ya setelah ini?
____________________________________

Dark SunshineWhere stories live. Discover now