Bersikap Dingin

5 2 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Man, aya awewe ni datang dari Jakarta," ujar Nenek.

"Siapa, Nek?"

"Neng Tika. Ayo neng, calik didieu."

Tika mengangguk sopan.

Lagi-lagi Roman kumat. Tika nekat bertemu dengannya. Padahal Roman tidak pernah memberi tahu alamat di Bandung. Bahkan di hadapan gadis itu ia bersikap dingin. Bukan Roman yang selalu tersenyum apabila Tika mulai usil dengannya.

"Kenapa kamu datang kesini, Tik?"

"Aku ingin ketemu loe, Man."

Pasti ini ulahnya si Amanda. Dia udah wanti-wanti pada adik nya nomer dua. Huhh makin rumit.

"Loe ga seneng aku disini, Man?"

"Ga."

Nenek datang membawa sepiring pisang goreng dan teh dingin. "Mangga, Neng. Wah, Man, kok kamu ga cerita sama nenek kamu punya pacar?"

"Dia bukan pacar aku, Nek. Nenek ingat ga dia tetangga kami. Rumahnya ga jauh sih."

Nenek hanya menggeleng seraya meninggalkan mereka berdua.

"Loe ga seneng gue kemari?"

"Ga."

Ada rasa sesak di dalam dada Tika. Apakah Roman membencinya?  Sudah satu jam mereka berdiam tanpa mengucapkan sepatah katapun. Tika benar-benar kecewa.

"Baiklah, Man. Aku pulang sekarang." Tika bangkit dari kursinya seraya memakai jaket dan membawa tas ranselnya.

Roman diam.

"Percuma saja aku datang kesini. Terima kasih atas makanannya."

"Tik ...."

"Aku benar-benar benci kamu, Man."

Nenek muncul dari balik dapur. "Loh Neng? Bade kamana? Ayo kita makan siang dulu. Nenek udah buatin jengkol goreng kesukaan kamu."

"Terima kasih, Nek. Ga usah repot-repot. Saya mau pulang sekarang. Mendadak ada acara keluarga nanti malam
" Di hadapan sang nenek Tika berusaha untuk tetap tersenyum.

"Kalau begitu Nenek bekelin yah."

Tak lama nenek membawa tupperware berisi makanan. "Ini ada nasi, jengkol goreng, dan tumis kangkung juga karedok. Dimakan ya Neng."

Dal hati Tika bertanya darimana nenek tau kalau ia suka jengkol? Pasti si Roman nih.

"Terima kasih nek ... Saya pamit dulu," Tika mencium tangan nenek. Tanpa melirik sedikitpun ia langsung melengos.

"Man, antar Neng Tika atuh ke Leuwi Panjang."

"Iya nek."

"Ga usah nek. Saya bisa sendiri."

....

Roman memperhatikan punggung Tika dari belakang. "Tik, ayo aku antar kan ka-"

"Ga usah!" Mata Tika menyorotkan kemarahan yang mendalam. Roman mengulurkan tangan tapi ia tepiskan.

Tak lama setelah kepergian Tika, Roman membuka ponsel. Ia ingin menelpon Tika. Namun, alangkah terkejutnya ia, Tika tidak bisa dihubungi. Ia baru sadar ketika memeriksa whatsappnya ....

Nomer anda telah di blokir.

Bersambung ....

Roman dan TikaWhere stories live. Discover now