Membuatmu Bahagia

12 2 0
                                    

Di kantin kampus Roman duduk sambil menikmati es teh manis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Di kantin kampus Roman duduk sambil menikmati es teh manis. Sesekali matanya melirik sosok di pintu masuk. Oh, Lina sudah datang. Tersenyum manis gadis manis itu menyapanya.

"Hai, sudah lama menungguku?"

Roman mengangguk dan mempersilakan duduk. "Aku pesankan makanan. Kamu mau makan apa?"

"Apa aja deh."

"Makan piring dan gelas mau?"

"Ih candanya ga lucu."

"Lah kan tadi bilang apa aja."

Lina mengalah. "Nasi goreng pake cengek."

"Oke."

....

Hari sudah semakin sore Roman dan Lina menyusuri pelataran kampus. Roman lebih banyak diam daripada bicara. 

"Btw, kok kamu ga sama Tika?"

"Dia dah pulang duluan. Ada urusan katanya."

"Oh." Lina manggut-manggut. Dia sibuk mencari topik pembicaraan.

"Kamu mau ngomong apa?"

"Eh oh itu aku mau nanya, tanggal 14 kamu ada waktu ga?"

Alis Roman mengernyit. "Ada acara apa?"

"Aku ada dua tiket nih film bioskop. Nah teman aku ga bs datang. Daripada kebuang aku ajak kamu deh. Mau ga?"

"Film apa?"

"Kukira Kau Dirumah," lina tersenyum.  Dalam hatinya ia suka melihat wajah Roman saat bicara. Serius, kadang lucu, tapi sebenarnya ganteng.

"Kenapa kamu ga ajak yg lain?"

"Umm aku pikir ada waktu aja sih. Kalo kamu ga mau ya gapapa."

Roman masih menimbang-nimbang. Ia masig bingung menerima ajakan Lina atau tidak. Ia pun mengangguk.

"Baiklah."

"Yooshh! Makasih ya Roman. Aku hanya ingin melihat kamu tertawa aja sih."

"Emangnya aku kenapa?"

"Kan kamu seriuuuuusss gitu lohh. Aku jarang melihatmu tertawa." Lina tersenyum seraya melirik Roman yang tengah menatapnya.

Roman tersenyum miring. "Huh aku emang gitu."

"Aku ingin melihatmu bahagia."

Roman terpaku menatap Lina yang sedang menunduk dalam. Bahagia? Apa selama ini aku ga bahagia?
Ia jadi berpikir, apa bersama Tika ia bahagia? Tentu saja iya, tapi gadis itu datar-datar aja terhadapnya.

"Hei, Man, kok kamu ngelamun?" Lina jadi salah tingkah dibuatnya.

"Aku antar kamu pulang. Dimana rumahmu?"

"Lumayan jauh dari sini. G usah diantar, Man. Kasian kamu, nanti Tika marah."

Roman tertawa. "Tuh bis dah datang, ayo naik."

Sepanjang jalan Roman lebih banyak menatap jalanan dari balik jendela. Lina melirik diam-diam. Entah apa yang dipikirkannya. Gadis manis berambut panjang sebahu jadi penasaran. Ia mendekap tas buku yang ia pinjam dari perpustakaan.

"Kita dah sampe." Ia beranjak tapi kerepotan membawa buku dan tas. Roman berinisiatif membantunya.

"Sini aku bawa."

.....

"Tuh rumahku."

Mata Roman mengikuti arah yang ditunjuk Lina. "Terima kasih sudah nganterin aku kerumah," ujar Lina. "Mau masuk dulu?"

Roman menggeleng. "Tidak. Makasih."

Baru saja Lina hendak melangkah, Roman sudah mengatakan jawaban final nya. Jantung Lina berdegup kencang.

"Aku jemput kamu jam dua siang."

Bersambung ....

Roman dan TikaWhere stories live. Discover now