Gugurnya Sang Mawar Putih

5 1 0
                                    

Roman menatap gundukan pusara ibunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Roman menatap gundukan pusara ibunya. Air mata terus membasahi pipinya. Wajahnya tertutup oleh rambut hitamnya. Ia terus menatap adik-adiknya menangis dipelukan ayahnya. Kedua nya masih SMA.

Payung hitam pun tak mampu menahan deritanya.

Ia berduka.

Pemuda itu tak dapan menahan kesedihannya.

Sang ibu telah pergi kepangkuan-Nya.

Roman berjalan diapit oleh tetangganya.

Ia bahkan tidak peduli ada Tika disampingnya. Setia menemaninya. Mereka berdua melewati duka. Roman termangu menatap ayah juga kedua adiknya.

"Man, pulang yuk," ujar gadis penyuka jengkol menepuk bahunya.

"Tik, kamu pulang duluan, ya."

"Tika yang disampingnya menepuk pelan kemeja Roman yang basah. "Iya."

Sampai dirumah, Roman menatap isi lemari pakaian ibunya. Masih tersusun rapi bajunya. Sebentar lagi bapak dan ibu pengajian akan datang untuk berdoa.

Tika sudah tiba duluan kerumahnya. Dalam hati Roman bertanya kenapa ga diajak cowoknya? Buat apa Tika memberi perhatian padanya? Bukankah itu tidak penting buatnya?

Oh, salah duga. Dans telah tiba. Pacarnya Tika itu memberi ucapan padanya. "Aku turut berduka cita."

Roman tersenyum. "Terima kasih, ya."

Roman duduk menjauh tidak mau ada di dekat mereka. Buat apa? Nanti jadi setan ketiga. Ia diapit kedua adiknya bernama Amanda dan Denisa.

"Aman, Deni, bantu ayah dulu," ujarnya.

"Iya," jawab keduanya.

Setelah pengajian selesai, Ayah memanggil ketiga anaknya. "Ayah mau bicara."

Ayah menghela napas. "Sekarang ayah merangkap pekerjaan bapak rumah tangga. Sekalian merangkap tugas ibu juga. Jadi, ayah harap kalian jangan bertengkar terus ya. Bantu ayah melakulan pekerjaan lainnya. Kalian sudah dewasa."

"Roman, selesaikan kuliahmu, ya."

Kemudian ia melirik Amanda dan Denisa yang sembab oleh air mata. "Kita akan pindah kemana, Pa?"

Mata ayah menerawang. "Kita pikirkan sama-sama."

Bersambung ....

Roman dan TikaWhere stories live. Discover now