CERPEN : FREYA

Začít od začátku
                                    

"Kalau aja lo pake baju koko lengan panjang, pasti gak bakal luka sikunya," ujar Freya pelan seraya membersihkan luka Kalee menggunakan cairan alkohol. Entah kenapa ia tiba-tiba mengingat Kalandra tadi yang mengenakan baju koko berwarna hitam berlengan panjang. Dan tanpa sengaja menekan kapas tersebut ke luka Kalee yang membuat Kalee memekik sakit.

"Aduh. Maaf-maaf." Freya meringis meminta maaf pada Kalee yang kesakitan.

Sementara itu Zian tertawa puas. Ia berdiri untuk mengambil sendok.

Melihat Kalea turun dari lantai dua. Zian buru-buru kembali ke meja makan untuk mengamankan nasi kotaknya. Tapi terlambat. Wanita itu lebih dulu mengambilnya.

"Le! Itu punya gue!"

Kalea hanya menatap malas Zian kemudian mencipratkan air liurnya ke nasi kotak tersebut membuat Zian menggeram kesal. Kalea tertawa senang lalu memakannya tanpa rasa bersalah.

"Kal, karena ..."

"Eh enggak-enggak! Itu punya gue!" Kalee langsung mengamankan nasi kotaknya. Gara-gara nasi kotak itu tali sandalnya lepas tadi. Bahkan ia terluka demi menyalamatkan nasi kotak tersebut.

Zian kini menatap memelas pada Freya. Satu-satunya harapan.

Freya pun kasihan melihat Zian jadi menawarkan untuk berbagi. "Ya udah kita makannya sama-sama."

Zian tersenyum cerah. Tapi ia mengurungkan niatnya untuk makan bersama Freya saat melihat Kalandra.

"Lho Yan kenapa?" tanya Freya heran karena Zian tiba-tiba menolak.

"Enggak usah, Kak. Gue gak mau dibanting pacar lo!" Kemudian Zian berlari keluar dari rumah.

"Gue gak punya pacar," gumam Freya lalu tatapannya bertemu dengan Kalandra. Ia tersenyum tipis. Kemudian menawarkan Kalandra untuk makan. Mengangkat sendok. "Makan Mas."

Dan tanpa ia sangka Kalandra mendekat kemudian memasukkan makanan tersebut ke dalam mulutnya. Nafas Freya tercekat.

Kalea tersedak dan Kalee melotot serta menganga.

"Makasih," ujar Kalandra dengan suara dalam kemudian kembali naik ke lantai dua usai mengambil sebotol air.

Sementara itu Freya masih mematung dengan tangan yang mengudara memegang sendok.

●•••●

Karena lima hari berada di rumah sakit dan kurang beristirahat membuat Freya keblabasan tidur hingga hari telah gelap. Kalau saja bukan Kalea yang membangunkan, sudah pasti ia bangun tengah malam.

Sebelum mandi, ia lebih dulu membersihkan kamar temannya itu. Seprti dugaannya kamarnya sangat kotor dan berantakan. Karena memang semenjak Freya tinggal di sini, hanya Freya yang memperhatikan kerapihan dan kebersihan kamar temannya itu.

"Le, lo kan bakal jadi istri, lo harus tau beres-beres."

Kalea yang sedang makan gorengan mendelik menatap Freya yang mengomel layaknya ibu-ibu. Meski mengomel, tapi Freya tetap memasang sprei baru. Ia menyesal membangunkan Freya. Kalau tau akan diomeli, lebih baik ia membiarkan Freya tidur hingga tengah malam.

"Kan ada ART," sahut Kalea malas. Ia mengambil kantongan gorengan dan piring berisi cabai rawit lalu keluar dari kamar tidak ingin mendengar omelan Freya terus menerus.

Freya mendesah kesal, lalu menyapu kamar tersebut bahkan mengepelnya. Kemudian ia beralih membersihkan tubuhnya. Mulai mandi bahkan mencuci rambutnya karena rambutnya lepek karena sudah empat hari tidak keramas. Di rumah sakit, ia hanya mandi.

CERPENKde žijí příběhy. Začni objevovat