01. Dua Minggu

53 8 0
                                    

Happy Reading Raaders ✨🦋💙

***

01. Dua Minggu

"Liat noh!" Tunjuknya ke arah gerbang SMA Stern, ralat! Lebih tepatnya ke arah dua sosok yang tengah berjalan bersama sesekali mengobrol satu sama lain. "Gue iri liat tuh cewek. Ya, walaupun seharusnya tuh cewek nggak harus kita benci, tapi, kenapa dia harus terima Sky coba?"

Leva Virsizeio, gadis berbando di balik surai panjangnya itu terus menjadi bahan perbicangan yang mengunsur kebencian selama dua Minggu ini.

Hanya satu permasalahannya, yaitu sosok Sky Alzeevo Hez's. Ya, cowok tampan si Ketua Daledra dan Most Wanted SMA Stern itu dua Minggu lalu baru saja menembak seorang gadis dari Jurusan IPS, lebih tepatnya adik kelasnya lagi.

Kata 'menembak' di sini ketika Sky meminta gadis yang selalu memakai bando itu menjadi pacarnya, saat itu begitu banyak yang menonton mereka di seisi lapangan hingga teras kelas yang bertingkat.

Siapa sangka?

Pengakuan itu mengejutkan Leva di tempatnya. Apalagi ia tengah melaksanakan hukuman dikarenakan telat dan tidak bisa mengikuti upacara bersama sosok cowok di depannya. Kakak kelasnya.

Mereka berdua menjadi bahan tontonan, apalagi jam sudah mendekati jam istirahat, hingga membuat beberapa kelas ada yang sudah keluar setelah jam pelajaran mereka selesai.

"Bangun, Kak Sky." Leva mencicit, entah suaranya terdengar atau tidak oleh sosok cowok yang dikagumi oleh seantero Stern itu.

Tapi, Sky berdiri, suaranya mungkin terdengar? Hingga tubuhnya yang tinggi berhadapan dengan Leva begitu dekat.

"Apa, apa alasan kakak tiba-tiba nyatain perasaan Kakak sama aku?"

"Kita nggak tau hati orang," jawabnya sembari mendekat, spontan membuat Leva mundur beberapa langkah tanpa sadar.

Sky menunduk untuk menyamakan tinggi tubuhnya dengan Leva. "Gue cinta sama lo, pas pertemuan tadi pagi." Suaranya terdengar kikuk saat menjawabnya. Tentu, bagaimana pun yang mengetahui sosok Sky itu hanyalah anggota Daledra, teman-teman Sky. Ini kali pertamanya Sky mengungkapkan perasaannya pada seorang Gadis. Dan ini juga sangat sulit di percaya, sungguh!

"Secepat itu, Kak?" Cicit Leva tercekat. Leva ingat dengan maksud kata 'pertemuan tadi pagi' ya, pertemuan pertama kali Leva bertemu dengan sosok yang selalu dibicarakan oleh semua siswi, bahkan Jifa―sahabat satu bangkunya juga terkadang suka membicarakan Sky.

"It's okay, lo nggak bisa jawab sekarang, gue kasih waktu, besok?" Walaupun wajahnya dingin, tapi dapat Leva lihat senyum yang terpatri di bibirnya begitu tulus.

"Bisa kita ketemuan di perpustakaan pas pulang sekolah nanti, Kak?" tanya Leva pelan-pelan.

Sky menampilkan senyum yang semakin lebar. "Bisa." Setelahnya telapak tangan besar itu mengusak surai Leva yang berbalut bando.

Sky pergi setelah menjawabnya, meninggalkan semua orang yang tengah menonton mereka berdua dengan teriakan yang tidak bisa di tahan lagi melihat perlakuan kecil Sky yang terlihat sangat manis di mata mereka.

Rutinitas setiap pagi Sky dua Minggu ini mengantarkan Leva sampai di depan kelasnya, lalu setelah itu Sky baru menuju ke kelasnya yang berada di gedung sebrang, kelas IPA.

Walaupun sebelumnya Leva telah menolak untuk Sky antarkan dengan alasan tidak ingin semua orang terus membicarakan mereka, akan tetapi Sky tetaplah Sky dengan sifatnya sedikit pemaksa, dan ya, Leva kini tahu sedikit demi sedikit sifat Sky.

"Nanti istirahat nggak?" tanya Sky sebelum gadisnya benar-benar masuk ke dalam kelasnya.

"Um, nggak deh kayanya, soalnya ada tugas yang harus aku selesain di jam istirahat."

"Tapi, bawa bekal?"

"Um, nggak." Leva menggeleng pelan. "Aku lupa." Senyumnya yang malu tidak bisa di tahan lagi.

"Nanti istirahat gue bawa makanan ke kelas lo."

"Eh, nggak usah, Kak." Leva menggeleng cepat, tidak mau sampai Sky harus repot-repot membawakan makanan ke kelasnya.

"Nurut, hmm?" ucapnya mutlak.

***

"Sky!"

"Oy." Sky menoleh untuk mengetahui siapa yang memanggilnya, ternyata Erlangga.

"Ada apa?" tanya Sky sesekali melihat pesanannya yang tengah Ibu kantin buatkan.

"Lo di panggil sama Bu Ema, katanya mau bicarain tentang olimpiade," ujar Erlangga sembari memilih-milih beberapa cemilan ringan yang tersaji.

"Nanti gue ke sana," balas Sky setelahnya.

"Tidak usah pakai toping udang Bu di atasnya."

Seruan Sky itu kembali mengalihkan fokus Erlangga yang masih sibuk memilih makanan yang akan ia makan di jam istirahat pertama ini.

"Buat siapa, Sky?" tanyanya, karena setahu Erlangga Sky suka udang.

"Leva."

"Oh." Erlangga mengangguk, memusatkan pandangan ke sekeliling kantin. "Bukannya Leva nggak ada di kantin, ya?" ucapnya setelah tidak melihat sosok kekasih dari sahabatnya itu.

"Dia di kelas."

"Lo sendiri nggak istirahat?"

"Gue makan berdua sama Leva."

"Dasar!" Sky terkekeh.

―To be continued!―

SKYLEVA [On Going]Where stories live. Discover now