#5 Eric Edgar

5 1 0
                                    

Aku Eric Edgar, dan ini cerita tentang bagaimana aku bisa bergabung di Veneficus. Dahulu, kami keluarga Edgar adalah keluarga yang memang dari zaman nenek moyang sudah menjadi sorcerer. Aku dulu mempunyai kakak bernama James Edgar, dan tentu saja mempunyai ayah dan ibu.

"Kalian harus menjadi seseorang yang terkuat diantara yang terkuat! Aku tidak peduli apapun yang terjadi!"

Itulah yang selalu dikatakan ayah, maupun ibu kami kepada kami. Saat itu aku mendengar percakapan ibu dengan kakak. Umurku masih 12 waktu itu.

"Lihat ibu! Aku mendapat nilai bagus di pelajaran seni!" Ucap kakak dengan bangga.

"Hah! Kau pikir aku peduli James?! Aku sama sekali tidak peduli jika kau mendapat nilai bagus disana! Lalu ingin jadi apa kau saat besar? Pelukis? Kau ingin membuat keluarga ini malu hah?! Tentu saja kau harus menjadi penyihir yang hebat!" Jawab ibu dengan keras.

Tentu saja perkataan ibu membuat hati Kakak terluka. Kakak memang sebenarnya bercita-cita menjadi pelukis, bukanlah penyihir. Karena kejadian itulah, kakak mengubur dalam-dalam impiannya.

"Apa yang terjadi kakak?" Tanyaku padanya waktu itu.

"Tidak ada apa-apa Eric, tidak perlu dipikirkan..." Jawab kakak dengan wajah yang terlihat seperti dipaksa tersenyum.

Hingga pada suatu hari, kami dikumpulkan untuk berlatih seperti biasa.

"Baik, kali ini kita akan melatih tentang pengontrolan sihir." Ucap ayah waktu itu.

"TIDAK AKU TIDAK MAU!" Teriak kakak waktu itu.

"Hah! Apa yang kau ucapkan James! Kau berani menentangku?!"

Setelah itu ayah pun langsung memukuli James tanpa henti. Aku tahu kalau ayah dan ibu mantan penyihir kelas atas yang sudah menghabisi banyak iblis, tetapi sebagai orang tua kau seharusnya tidak memukuli anakmu sendiri. Ibu pun hanya melihat Ayah yang memukuli kakak dengan tatapan tajam. Aku saat itu juga tidak bisa melakukan apapun dan hanya bisa melihat. Setelah itu, Kakak mengobati luka-lukanya sendiri. Dan aku datang ke kamarnya.

"Kakak, kenapa kau melawan ayah?"

Awalnya kakak terkejut mendengar pertanyaanku, tetapi setelah itu sambil tersenyum dia berkata.

"Tidak apa, aku melakukan ini agar kau tidak mengalami hal yang sama seperti yang kualami. Sudah kembali ke kamarmu dan belajar, capailah cita-citamu!"

Aku tidak paham dengan apa yang dikatakan kakak. Akhirnya aku kembali ke kamarku. Tapi dari luar kamar aku mendengar kakak yang menangis dan berkata "aku tidak kuat lagi."
Keesokan harinya, aku berlari ke kamar kakak. Dan dengan kencang menggedor pintu kamarnya.

"KAKAK!! KAKAK!! AYO KITA BERMAIN KAKAK!!..... kakak?"

Tapi tidak ada balasan dari dalam kamar. Aku pun merasa ada yang aneh karena saat itu sudah agak siang tapi pintu kamar masih dikunci. Aku pun dengan sekuat tenaga mendobrak pintu kamar kakak. Tapi tenaga anak kecil tidak cukup untuk mendobrak pintu kamar yang terkunci. Akhirnya aku pun meminta tolong ayah untuk mendobraknya. Dan bruak, pintu berhasil terbuka. Betapa terkejutnya aku karena melihat kakak tidak terbaring di tempat tidur. Tapi dengan posisi tergantung dengan tali tambang di langit-langit kamar. Mulutku serasa diisi dengan banyak isian, membuatku tidak bisa berkata sepatah kata pun.

"Itu artinya dia tidak siap menjadi penyihir dan harus dibuang!"

Apa?! Bajingan! Anakmu baru saja mati dan kau masih bisa berkata seperti itu. Tiba-tiba tanganku merasa sangat dingin dan diselimuti mana. Tanpa ragu aku langsung memukul bajingan itu. Membuatnya pingsan dan aku langsung pergi dari rumah ini. Saat itu jalan satu-satunya bagiku adalah menjadi penyihir. Aku pun menjadi penyihir dan selama 2 tahun, semua penyihir selalu sama. Mementingkan iblis atau musuh mereka dibanding keselamatan orang. Aku pun menjadi berpikir bahwa tugas penyihir adalah seperti itu. Lalu pada suatu ketika, aku mendapat misi di suatu bangunan dan ternyata. Disana ada juga ayah dan ibu. Mereka disandra iblis disana. Aku juga tidak tau bagaimana mereka bisa ada disini. Tapi aku sudah tidak peduli dengan kedua bajingan itu. Aku pun membunuh ketiganya. Saat itu aku tiba-tiba dihampiri oleh penyihir

"Waw, kau punya tekhnik yang sangat bagus!" Ucap dia.

"Siapa kau?"

"Aku, Charles Vincenzo. Ayo bergabung dengan Veneficus!"

Dan begitulah bagaimana aku bergabung dengan Veneficus.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 21, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

VeneficusWhere stories live. Discover now