"Belajar sih belajar bahasa jawa Jun, tapi bejo-bejo begitu lu mau kawinin anak orang apa mau jualan obat angin?"

Juki ketawa ngakak, Emaknya ini sama seperti dirinya kalo soalan humor bisa jongkok banget. Tapi meski begitu, Emak Juki bahagia banget kalo liat anak semata wayangnya juga bahagia. Adem gitu rasanya.

"Kasep teu mak?" (Ganteng enggak mak?)

Emaknya Juki nganggukin kepala, gak lupa jempol tangannya juga ikut terangkat. "kasep pisan, saha hela atuh emakna!-" (ganteng banget, siapa dulu dong emaknya!) kata Emak sambil naik turunin alisnya. "-emang lu malem mingguannya sama siapa?"

Juki malu-malu monyet jadinya, "mmm... Sama crush mak,"

"Hah, keras?"

"Crush mak Crush! Bahasa gaul, artina gebetan,"

"Heeh pan emak mah teu apal, yaudah atuh jug geura mangkat. Jangan malem teuing!" (Iya kan emak mah gak tau, yaudah atuh sana cepet berangkat. Jangan kemaleman!)

Juki ngangguk sambil cium tangan Emaknya. "Yaudah mak, Jundi pamit ya assalamualaikum,"

"Waalaikummussalam."

________________

Gadis cantik dengan dress selutut bermotif bunga lagi nunggu kedatangan seseorang.

"Jadi dateng?" tanya seseorang di samping gadis itu.

Ayu menganggukan kepala sambil senyum, cantik banget. "jadi katanya. Tunggu ya bentar lagi pasti dia nyampe,"

Tiba-tiba dari arah selatan sosok jangkung nan tampan itu muncul, Juki nyembunyiin sesuatu dibalik jaket denimnya.

"Tuh dia!" tunjuk Ayu.

Ayu tersenyum ke arah Juki begitu pun sebaliknya.

"Lama ya teh? Maaf ya, tadi aku beli dulu-" ucapannya terhenti kala pandangannya menatap heran orang yang ada di samping Ayu.

Sadar akan pandangan Juki, Ayu buru-buru ngambil tangan orang itu. "oh iya aku lupa ngenalin, kenalin Juk ini-"

"Oh abangnya teh Ayu ya? Halo bang, saya Juki. Adik kelasnya teh Ayu,"

Orang itu cuma senyum, sedang raut Ayu berbanding terbalik. "hah abang? Bu-bukan Juk, dia..."

"Oh kalo gitu adiknya ya? Kita seumuran pasti,"

Ayu gelengin kepala, "bukan juga Juk, dia..."

"Siapa teh?"

"Pacar aku."

Deg!

Mulut Juki tertutup rapat, kaget sih lebih tepatnya. Apa katanya tadi, pacar?

"Jadi kenapa aku bawa kamu kesini karna pacar aku penasaran sama kamu Juk. Mau kenalan katanya. Fyi aku suka nyeritain kamu loh ke dia, kalo aku punya adik baru mana lucu lagi orangnya,"

"H-hah adik? J-jadi selama ini teh Ayu anggap Juki ini adik teh Ayu?"

Alis Ayu mengerut. "lah kan iya Juk, kamu itu udah kayak adik aku sendiri."

Juki speechless dengernya. Dengan raut wajah yang seratus delapan puluh drajat beda banget dari sebelum dia dateng kesini, Juki perlahan membalikan tubuhnya.

"Juk mau kemana? Kita kan belum makan,"

Tanpa membalikan badan, Juki membalas perkataan Ayu dengan nada dingin. "pulang, disuruh emak."

Langkah Juki pun ia bawa pergi, Juki sakit hati dengan kejujuran dari Ayu barusan. Jujur aja selama beberapa minggu ini deket sama Ayu dia udah berharap lebih, apalagi Ayu seakan memberi sinyal kalau dia juga ada rasa sama Juki. Tapi malam ini, malam paling eek bagi Juki. Satu kata yang dapat menggambarkan nasib Juki, miris.

"JUKI! JUKI!"

Teriakan Ayu enggak digubris sama Juki. Pemuda itu lempeng-lempeng aja jalannya. Tiba-tiba di depan Juki ada seorang gadis, kira-kira sepantaran sama doi.

"Heh!" Juki menepuk bahu gadis itu.

Gadis itu berbalik dan betapa terpesonanya dia dengan sosok di depannya ini, dan sial! Hatinya geter-geter. "i-iya?"

"Buat lu." lemas Juki seraya memberikan setangkai bunga mawar merah ke arah gadis asing yang tampak melongo itu.

Juki pun melanjutkan langkahnya menuju rumah, dia janji dia bakalan ngadu ke emaknya!

Tanpa Juki perintah, setetes air mata jatuh membasahi pipi pemuda tampan itu.

∆∆∆

Juk! Lirik aku dong🤭

Gimana, lanjut?

Tertanda,

©Deenay__

Dari pintu IPS || 97Lजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें