Promosi Cerita Baru

1K 36 1
                                    

Prolog

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Prolog

Aku menatap nanar benda pipih yang ada di depanku, benda yang membuatku menyandang status calon ibu.

"Sehat terus ya nak." Doaku dengan mengusap perutku yang masih datar.

Untuk pertama kali setelah satu bulan aku berkubang nestapa, ternyata Tuhan mengirimkan malaikat kecil untuk menemaniku di dunia ini.

"Sekarang Mas pilih aku atau Lila?" Tanyaku kepada sesosok pria yang membuatku jatuh cinta untuk pertama kali. Namanya Kevan Ardianto, dia atasanku di perusahaan.

Wajah Kevan mendongak menatapku dengan gurat wajah yang gusar. "Dewi, kumohon beri Mas waktu sebentar lagi."

"Sampai kapan?" Todongku dengan air mata yang sudah menganak sungai membasahi wajahku.

"Lila membutuhkanku sekarang, dan aku tidak bisa meninggalkan dia. Tapi aku juga mencintaimu, Dewi, percaya sama Mas."

Tanganku kuangkat ke depan, memberinya tanda bahwa aku sudah menyerah dengan kondisi ini. Dimana aku kekasihnya tetapi yang kurasa sebaliknya. Pengabaian demi pengabaian yang kurasakan, dan aku rasa ini sudah cukup. "Sudah cukup Mas. Aku sudah tidak bisa lagi. Sekarang Mas bisa kembali ke Lila."

Dan siang itu menjadi pertemuan terakhir kami, aku pergi dari kota itu meninggalkan semua kenangan yang pernah kurasakan. Ditambah tidak ada orang yang tahu kecuali Ilham, teman sejawatku saat menjadi budak korporat.

"Lo nggak papa, Wi?" Tanya Ilham saat kami melakukan video call malam ini.

Tersenyum aku mengangguk, "Enggak papa, aku punya kabar bahagia buat lo."

"Apa?"

"Aku bahagia disini dan keadaanku dengan dekbay baik."

"Syukurlah. Bulan depan gue usahain bukan berkunjung."  Ujarnya dengan wajah yang bahagia. Aku mengangguk, "Iya."

"Ya Tuhan, kenapa hidup lo rumit sih."

"Enggak rumit, ini pilihanku jadi aku akan bertanggungjawab atas apa yang menjadi urusanku. Aku hanya ingin memberi kabar saja, dan doakan kehamilan ini tidak akan menggangu aktivitasku ke depan."

"Oke, take care ya. Semoga lancar sampai lahiran."

Aku memutuskan sambungan telepon dan memilih untuk istirahat. Mungkin besok aku akan memeriksakan kandunganku ke dokter.

***

Prolog

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Prolog

Dulu, impianku cukup sederhana.
Dewasa, menikah, dan memiliki anak, membentuk keluarga yang sudah lama kurindukan. Keluarga yang bisa memperlakukan diriku dengan baik.

"Dara, nanti jemput Naura!"

Aku menatap wanita paruh baya yang tengah mempersiapkan bekal untuk Naura. "Kenapa harus Dara, Dara juga harus bekerja Ma."

"Karena kantor kamu yang dekat dengan sekolah Naura." Alasan itu lagi, Naura adikku yang sedang menempuh pendidikan kelas tiga SMA.

"Kan bisa pakai ojol, aku sibuk Ma."

"Apa kamu nggak kasihan sama adik kamu? Dia masih sakit-sakitan." Semua nampak sama, dan akan tetap sama ada atau tidaknya diriku. Ini bukan kemauanku, tapi aku yang harus mendapatkan perilaku seperti ini, menjadi anak yang dianaktirikan.
"Bapak sudah bilang sama Wira, dan Wira juga menyetujuinya. Jadi kamu harus ikhlas dengan keputusan ini." Ucap Bapak saat aku baru saja pulang kerja. Aku menatap pria yang memberikanku kehidupan itu. Wira?

Kenapa harus Wira?

"Kenapa Bapak selalu memberikan apa yang diingikan Naura?"

"Karena Naura sakit-sakitan?" Lanjutku dengan nada yang sedikit meninggi, aku sudah cukup sabar akan semua tingkah keluarga ini kepadaku. Tapi sekarang rasanya aku ingin pergi dari rumah ini.

Wajah sayu Bapak menatapku, "Karena kamu pasti bisa menemukan pria lain yang jauh lebih baik dari Wira." Itu menurut Bapak, bukan menurutku.

"Silakan, nikahkan mereka. Bagaimanapun aku menolak rasanya sama saja. Bapak tidak pernah melihat diriku ada di keluarga ini." Jawabku dengan pergi meninggalkan ruang keluarga.

Dan malam itu menjadi malam terakhir diriku di rumah dan kota ini. Menikmati hidup tanpa campur tangan keluarga, dan lebih lagi dengan Naura.

****

Shaffira ✔ (KBM & KARYAKARSA)Where stories live. Discover now