✎𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓱𝓮𝓻 06

Start from the beginning
                                    

"FISYA" bentak Fian berhasil menampar wajah Fisya.

"MASSS! CUKUP" ucap Sania dengan tegas kepada Fian, Sania pun meraih tangan Fisya dan memohon kepada Fisya supaya tidak pergi.

Fisya pun melepaskan kan tangan dari Sania "Tante gak usah ngehawatirin aku lagi ya, dan Papah makasih untuk kenangan terindah selama ini dan terimakasih sudah menerima bunda dan aku waktu dulu. Aku pergi" ucap Fisya sambil melangkah kan kakinya dan menjauh dari hadapan Fian dan Sania.

"Sayang tunggu" ucap Sania tetapi Fisya tidak menjawab perkataan nya dan ia melanjutkannya jalannya dengan rasa sakit yang menusuk di dalam hatinya.

"Bundaaa aku kangen banget sama mamah, aku butuh mamah sekarang" batin Fisya.

Varska yang sedang menjalankan motornya menuju ke arah rumahnya ia melihat Fisya  sedang menangis di jalan, Varska pun menyamperi Fisya dengan rasa penasaranya kepadanya kenapa ia sendirian di jalan.

"Sya" panggil Varska.

Fisya menengok kearah suara tersebut terdapat Varska di hadapan nya dan ia pun menghapus air  matanya dengan cepat yang mengalir di pipinya dan bersikap dingin kepada Varska.

"Ngapain si lo?, pergi!" ucap Fisya dengan tampang datarnya.

"Ckkk malu sama air mata lo masih aja sok-sok an mau ngusir gue" ledek Varska.

"Gue gak bercanda Varska" ucap Fisya kesal.

"Lo sama Papah sama aja" ucapnya lagi.

"Maksud lo?" saut Varska.

"Lo berubah, Ka." ucap Fisya.

"Sikap lo yang berubah Sya." Jawab Varska.

"Gak, Semenjak bunda pergi semua orang yang ada di sekitar gue berubah, dan itu termasuk lo!" jelas Fisya.

"Stop ya Sya, lo jangan kayak gini gue gak suka" balas Varska.

"Semenjak bunda pergi lo jadi lupa sama gue, lo sakitin gue, lo mikirin diri lo sendiri tanpa lo mikirin gue, gue sempet benci sama lo, Ka." jelas Fisya panjang lebar.

"Maafin gue Sya gue gagal jadi Kakak yang terbaik buat lo, dan maaf soal dulu semenjak bunda pergi gue udah gak tau lagi harus apa gue takut Sya, di saat itu bener-bener terpuruk banget sama kepergian bunda." jawab Varska menjelaskan kepada Fisya supaya tidak salah paham lagi kepada dirinya.

"Oh" balas Fisya singkat.

"Maafin gue ya, udah kan jangan marah lagi yaaa pliss" ucap Varska lagi sambil memohon kepada Fisya.

"Gak ya" sautnya.

"Sutttt yaudah sini" ucap Varska.

"Ngapain" balasnya Fisya.

"Peluk" sautnya Varska tanpa basa basi.

"Gak" tolak Fisya mentah-mentah.

"Kebiasaan nih kalo nangis gengsi nya gak mau di turunin" ucap Varska sambil menarik tangan Fisya dan langsung memeluk tubuh nya dengan erat.

"Nangis sepuasnya ya Kakak di sini sayang" ucap Varska sambil mengelus rambut Fisya dengan lembut. Fisya pun melepaskan tangisnya di pelukan Varska, Fisya kangen dengan momen ini dimana dulu ia sedang sedih Varska lah yang selalu ada di dekatnya. 

"Varskaaaaaa hikss.. hikss" terisak Fisya.

"Hey, kenapa" ucap Varska sambil mengeratkan pelukannya.

"Gue sayang banget sama lo, Ka" ucap Fisya.

"Ya, gue juga selalu terus sayang sama lo" balas Varska sambil mengelus rambut nya.

"Gue kangen bunda, Ka." ucap Fisya sambil melepaskan pelukannya.

BUMI VARSKAWhere stories live. Discover now