2. kasihan juga

3.6K 533 77
                                    

kemarin mukanya madep sono skrg madep sana, kapan madep sininya phil? 😄

Tina POV

"Lah itu bukannya bule yang tadi siang?"

Aku menoleh ke arah pandangan Irma dan melihat sosok pria bule yang kami lihat di restoran cepat saji tadi siang.

"Kasian bener, dia gak punya baju kali ya Tin?" Langkah Irma berhenti, tatapannya benar-benar mengiba melihat pria bule yang sedang duduk di salah satu kafe dekat hotel tempat kami menginap.

Tangannya memegang gelas kosong, matanya menerawang jauh, rambutnya yang berwarna coklat tua tampak acak-acakan tetapi malah membuatnya terlihat lebih sedap di pandang mata.

Seperti yang Irma bilang, pria itu masih bertelanjang dada. Dan sepertinya dia masih memakai celana surfing tadi siang, jangan-jangan dia belum mandi?
Dia punya tempat tinggal gak ya? Apa dia beneran gembel?

"Dia gak takut masuk angin seharian telanjang dada gitu? Tapi gak kenapa sih, kalau pake baju, mana bisa kita liat perutnya yang kotak-kotak" Irma menyeka sudut bibirnya beberapa detik kemudian.

Aku rasa temanku ini tidak sadar meneteskan air liur melihat pria ganteng bertubuh seksi macam pria bule itu.

Jarang-jarang kan nemuin gembel yang perutnya rata dan kotak-kotak seperti dia.
Atau mungkin itu bukan otot perut melainkan tulang rusuk yang keluar akibat pria itu kekurangan gizi?

Ck, aku terlalu hiperbola, kepalaku menggeleng-geleng pelan.

Lenganku mengamit lengan Irma untuk mengajaknya kembali melanjutkan langkah menuju hotel tempat kami menginap tanpa perlu menanggapi perkataannya.

"Tina?"

Suara bariton dan terdengar sangat manly membuat langkahku berhenti. Siapa yang memanggilku? Tidak mungkin ada teman pria yang ternyata sedang berlibur di Bali seperti kami.

"Eh Tin, itu bule manggil elu" Irma menepuk-nepuk lenganku dengan bergerak-gerak senang.

Aku menoleh ke tempat di mana pria itu duduk dan sekarang pria itu berdiri melangkah menghampiri kami dengan senyuman lebar dan wajah senang.

"Kamu benar Tina?" Tanyanya lagi memastikan setelah berdiri menjulang di depan kami yang mematung menatapnya.

"I, iya" Cicitku dengan meringis, jadi dia benar Philipp?

"Elu kenal dia Tin? Ah gila" Suara Irma nyaris terpekik, tangannya sibuk menarik-narik lenganku.

"Sakit pea" Aku menepis tangan Irma karena kesakitan.

Irma terlalu bersemangat.

"Saya, saya Philipp, kamu ingat saya?" Tanyanya sambil bergerak maju, Philipp mengelap tangan kanannya memakai celana lalu mengangsurkannya ke depanku mengajak berjabat tangan.

"Oh Philipp, iya iya" Aku tersenyum kikuk lalu menyambut uluran tangannya.
Masih kaget karena ternyata pria bule ini adalah Philipp.

"Dia siapa Tin? Kenalin gue dong" Bisik Irma dengan mata berbinar.

"Saya Philipp, saudara tiri Tina" Pria itu kembali tersenyum lebar lalu mengajak Irma bersalaman.

My Ex Step BroWhere stories live. Discover now