24. SAH

9.9K 466 14
                                    

SAAAHHH

Ucap serempak para tamu yang menghadiri prosesi akad nikah Karin dengan-ah kalian pasti taulah ya siapa orangnya. Lila tersenyum bahagia melihat sepasang pengantin yang baru saja sah menjadi suami isteri tersebut. Mereka menandatangani buku nikah masing-masing dan saling bertukar cincin.

Tak terasa air matanya jatuh, ia sangat terharu. Dalam bayangan Lila saat ini seandainya saja ia yang berada di posisi itu pasti sangat senang rasanya, bisa menikah dengan orang yang dicintai dan mencintai kita.

Ia merasakan tangannya digenggam erat oleh pria disampingnya, pria itu menepuk-nepuk pelan punggung tangan Lila berusaha menenangkan gadis itu. Bahkan dengan lembutnya pria itu menyeka air mata Lila yang mengalir di pipi.

"Udah, jangan nangis lagi. Nanti make up nya luntur." Bisiknya pelan pada Lila. Lila hanya tersenyum, kemudian perhatiannya teralihkan pada tangannya yang masih dalam genggaman pria itu. Disana ada sebuah cincin yang tersemat di jari manisnya. Lila tak menyangka dirinya saat ini berstatus tunangan pria disampingnya. Entah setan apa yang merasukinya, ia langsung menerima lamaran pria itu dua minggu yang lalu. Bahkan kedua orang tuanya hampir terkena serangan jantung begitu Lila memberitahukan bahwa dirinya sudah dilamar orang dan menerima lamaran tersebut.

"Sebulan lagi kamu juga ada diposisi Karin. Duh jadi engga sabar pengen nikah sama kamu." Lila langsung mencubit pinggang pria yang konon katanya sebulan lagi akan menjadi suaminya.

Setelah akad nikah langsung dilanjutkan resepsi malam harinya. Acara resepsi hanya dihadiri keluarga serta kerabat terdekat saja, bahkan acara tersebut hanya diadakan dihalaman rumah Atmadja Aksadaru. Berhubung halaman rumah Madja lumayan luas, sehingga bisa mengusung konsep garden party. Untungnya cuaca juga sangat mendukung.

Orang tua Lila dan orang tua Gani terlihat sedang asik mengobrol sembari menyapa beberapa tamu yang mereka kenal. Lila yang tak tau harus duduk dimana karena tidak begitu mengenal para tamu undangan akhirnya hanya ikut nimbrung saja dengan Kenza and the gank. Bahkan Lila sempat terpana beberapa detik melihat penampilan Eky dan Reno yang tampak rapi tidak seperti biasanya yang urakan. Tetapi biarpun urakan asal punya wajah yang sedikit mendukung maka penampilan bisa jadi urutan terakhir.

"Cieee yang bentar lagi nikah.." Goda Eky pada Lila sambil menaik turunkan alisnya.

"Cieee yang udah tua tapi belum nikah-nikah," Ejek Lila gantian.

"Waduh! yang godain si Eky tapi yang kena sindir bertiga."

Lila tertawa sejadi-jadinya tak sengaja ledekannya barusan juga menyindir Abangnya. "Maaf ya Abang-Abang sekalian, Lila jadi merasa berdosa banget karena mendahului yang lebih tua. Ya habis gimana lagi dong, kan katanya engga boleh menolak lamaran ya udah Lila terima daripada pamali."

"Tapi lo serius Li, bakal nikah sama cowok modelan begitu?" Tanya Reno.

"InsyaAllah, Bang. Doain ya."

"Kenapa engga sama Abang aja sih, Li? Abang patah hati jadinya."

"Bang Eky telat, coba aja lebih awal. Pasti Lila bakal pikir-pikir lagi sih."

"Adek Kenza gemes banget sih, pengen gue karungin terus gue buang ke jurang." Eky mencubit pipi Lila pelan. Sementara Kenza hanya geleng-geleng kepala saja melihat interaksi antara adiknya dengan para sahabatnya.

"Btw, calon suami lo mana? Kagak kelihatan batang hidungnya daritadi."

Lila hanya mengedikkan bahu, ia juga tidak tahu dimana keberadaan pria itu karena saking asiknya mengobrol dengan Eky dan Reno.

****

"Pulangnya sama aku aja ya, aku anterin."

"Lila pulang sama Bang Kenza aja bareng Papa sama Mama."

GANINDRA (End) Where stories live. Discover now