BAB 21- Tersangka

945 88 20
                                    

JLEB!

"LAVA!" Soka berteriak histeris ketika menyadari bahwa motor yang saat itu melintas membawa pisau di tangannya.

Sebuah pisau berhasil menantap pada tubuh Lava yang ketika itu berusaha untuk melindungi Soka. Darah segar mulai menetes sedikit demi sedikit, Soka yang saat itu memeluk tubuh Lava juga ikut merasakan adanya lendir darah segar di tangannya. Bahkan kini dia memegang sebuah pisau yang masih tertancap di sana. Soka membawa tubuh Lava luruh ke bawah, Soka masih dapat melihat Lava membuka kedua bola matanya.

"L-lo n-nggak p-papa?" ujar Lava yang masih sempat bertanya keadaan lelaki di hadapanya.

Soka menggelengkan kepalanya frustasi. "Enggak, kamu harus bertahan!" ucap Soka dengan lirih.

"T-tarik," suruh Lava dengan terbata.

Soka mengerti akan maksud yang Lava ucapkan. Dia ingin Soka mencabut pisau yang ada di tubuhnya saat itu. Tapi Soka tidak mampu untuk melakukan hal tersebut.

"Enggak! aku nggak bisa!"

Lava mengangkat tangannya untuk ia letakkan pada tangan Soka yang masih memegang gagang pisau disana. Tanpa Soka duga Lava justru menarik pisau tersebut dengan bantuan tangannya.

"LAVA JANGAN!" pekik Soka dengan lantang.

Namun terlambat tangannya sudah mencabut pisau tersebut yang menyebabkan darah segar mengalir semakin deras. Bersamaan dengan hal tersebut kesadaran Lava mulai menghilang.

"Lava bangun, Lava bangun sekarang!" Soka sangat frustasi dengan keadaan malam ini. Dia bingung harus berbuat apa dengan keadaan yang menimpa Lava.

Soka sedikit tertolong ketika beberapa kendaraan mulai berhenti untuk menghampiri dirinya.

"Tolongin saya, saya mohon tolong saya!" Soka mencoba untuk memohon dengan tangisnya dihadapan banyak orang yang kini tengah menyaksikannya.

"Di tangannya ada pisau!"

"Jangan-jangan dia pelakunya?"

"Banyak modus seperti itu sekarang!"

"Benar saya yakin dia pelaku yang berkedok penolong!"

Banyak bisikan-bisikan yang samar Soka dengar. Tapi dia mencoba untuk menghiraukannya karena yang terpenting sekarang adalah keselamatan Lava.

"TOLONG ADA PEMBUNUHAN!" teriak salah satu pengendara yang semakin membuat heboh pengendara yang lain.

"Enggak! bukan saya pembunuhnya!" sangkal Soka tidak terima.

"Lalu kenapa pisaunya ada di tangan kamu?"

Sontak Soka menatap pisau penuh darah yang kini tengah ada di tangannya. Soka menggelengkan kepalanya dengan lesuh, mencoba untuk meyakinkan semua orang bahwa bukan dia pelaku sebenarnya.

"Enggak! enggak! saya tidak melakukanya! AHHHGGGGGGGG!" selanjutnya Soka berteriak histeris yang semakin membuat semua orang yang berada di sana yakin bahwa dia pelakunya.

Seorang pria paruh baya yang ketika itu mengendarai mobilnya terlihat sangat penasaran dengan kerumunan yang terjadi di jembatan layang. Dengan cepat dia menepikan mobilnya dan menerobos kerumunan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

"LAVA!" kaget pria paruh baya tersebut mengetahui gadis yang ketika itu di pangku oleh seorang pria berlumuran dengan darah adalah gadis yang ia kenal.

Tanpa berucap apapun Frizar segera membawa tubuh Lava untuk masuk ke dalam mobil miliknya. Frizar sempat melihat ke wajah Soka sekilas sebelum akhirnya dia menelepon temannya untuk mengamankan Soka malam itu juga.

DELAVA ( On Going )Where stories live. Discover now