53. After All?

3.2K 480 174
                                    


Selamat Hari Kasih Sayang
Happy Valentine's day!💘

Happy reading yall-!

Happy reading yall-!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebulan kemudian

Reylan berkutat dengan handphone-nya sangat serius hingga meninbulkan kerutan di area dahi. Mungkin lelaki itu sedang mengurusi pekerjaan kantornya. Reylan sedang dalam masa adaptasi untuk bekerja.

Gavito—ayahnya sudah mulai menyerahkan sebagian urusan perusahaan pada Reylan. Untuk awal-awal ternyata sangat melelahkan.

Beberapa menit kemudian, senyum puas tercetak di bibirnya. Mungkin pekerjaan lelaki itu telah selesai.

"Ren, ganti baju gih. Kita keluar," titahnya pada Renia yang sedang mencuci piring bekas makanannya.

Reylan sedang berada di rumah Renia. Lebih tepatnya, ruang tamu. Mana mungkin dia masuk ke kamar Renia. Alamat digebuki papa gadis itu.

Bukan tanpa alasan dia ke mari. Tadi, ada yang ingin dia bicarakan pada Arsenio.

"Mau ke mana emangnya?" tanya Renia yang tiba-tiba telah berdiri di depannya.

"Gue mau ngajak lo jalan-jalan. Ganti baju gih, bawel banget pacar orang!" cibir Reylan membuat Renia mendelik.

"Nanya doang ih. Tunggu sini 20 menit."

Renia berjalan secepat kilat menaiki besar dan panjang mansionnya lalu menutup pintu dengan kencang saking cepatnya.

"Buset. Ngamok anaknya." Reylan terkejut singkat.

***

"Udah nih. Ayo cepet, ntar kejebak macet."

Reylan mengalihkan pandangan dari ponsel berlogo apel miliknya lalu terpaku melihat kekasihnya.

Cantik. Satu kata yang sudah pasti terlintas di benak Reylan saat melihat gadis pujaannya.

"Heh, ngelamun apaan lo?" cetus Renia.

Lelaki itu segera tersadar kemudian berdiri mencari kunci mobil. "Enggak, gak pa-pa. Yaudah ayo, eh bentar kunci gue mana, dah?" Reylan linglung sendiri sambil menatap sekitar.

"Yang ada di tangan lo, apaan emangnya?" sindir Renia jengah.

"Eh, iya, lupa." Reylan cengengesan sendiri.

"Bentar!" pekik Renia tiba-tiba membuat telinga Reylan berdenging.

"Izin dulu sama Mama, Papa!"

Bola mata Reylan berputar jengah. Kenapa harus sampai memekik coba? Ck, Renia memang beda.

Akhirnya kedua manusia itu menaiki tangga menuju kamar Arsen dan Seana dengan Renia yang menggerutu karena pipinya selalu dicubit Reylan.

SELF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang