25

49.8K 2.7K 126
                                    

Biasanya ketika istirahat tiba Bara akan datang ke kelas Ara, namun sepertinya kali ini tidak ada tanda-tanda Bara datang.

"Lo mau cari anakan lucifer pasti?"

"Enggak lah Fel, aku cari Bara."

Feli memutar bola matanya. "Sama aja Ra."

"Kok Bara nggak ada di kelas ya?"

Feli mendengus. "Nggak tau gue, tadi pas masuk kelas tiba-tiba banting tasnya dan langsung pergi, nggak balik lagi sampe jam istirahat."

"Jadi Bara bolos jam pertama?"

"Yups!"

Sifat Bara memang tidak bisa ditebak. Selama Ara menjadi pacar Bara, Ara cukup mengenal karakter Bara. Emosi cowok itu tidak stabil, jadi berubah-ubah.

"Ara."

"Iya?"

"Kenapa sih lo mau-mau aja disuruh Bara."

"Maksut kamu?"

"Lo nggak usah pura-pura nggak tau deh Ra,  Bara selalu ngekang lo, ngatur hidup lo, bahkan perihal pertemanan lo juga diatur. Padahal temen lo cuma gue doang. Bisa-bisanya lo masih pertahanin cowok kayak gitu."

"Bara ngelakuin itu demi kebaikan aku Fel."

"Enggak Ra, itu bukan buat kebaikan lo, tapi buat keegoisannya dia sendiri."

"Bara udah berubah Fel, dia udah nggak kasarin aku lagi."

"Jadi dia sering kasarin lo?" Feli terlihat kaget dengan pengakuan Ara.

"Sekarang udah nggak."

"Gue udah nggak tau sama jalan pikiran lo Ra, ntah lo yang terlalu baik apa terlalu begok."

"Iya Fel, aku emang begok," jawab Ara dengan senyum getirnya. Feli bisa bicara seperti itu karena ia tidak merasakan bagaimana berada diposisinya.

"Sorry Ra, gue nggak bermaksut nyakitin hati lo, gue cuma nggak terima aja lo selalu ngalah. Lawan dong Ra, biar lo nggak diinjek-injek."

"Iya, gak papa Fel, hati aku udah kebal."

"Ra, jangan buat gue makin bersalah." Wajah Feli semakin memelas.

"Kamu nggak salah, apa yang kamu omongin emang bener. Aku juga pengen ngelawan Fel, cuma aku nggak bisa. Bara punya segalanya, papa aku kerja di perusahaanya papanya Bara. Nggak jarang Bara sering ngancem buat pecat papa aku kalo aku nggak nurut."

"Otaknya emang perlu divaksin biar normal."

Ara tertawa, Feli selalu bisa membuatnya tertawa dengan bicaranya yang blak-blakan.

"Sini peluk dulu."

Feli merentangkan tangannya, dan itu disambut Ara dengan baik. Meraka berpelukan layaknya seorang sahabat yang lama tidak bertemu.

***

Ara naik ke rooftop. Kata Juan teman sekelasnya Bara, cowok itu pergi ke rooftop, dan benar kata Juan, Bara berada di sana.

Terlihat Bara sedang duduk dengan kepala menunduk. Ara ikut duduk disamping Bara, rupanya Bara belum menyadari keberadaannya.

"Bara?"

Cowok itu menoleh. "Kok lo disini? lo nggak ikut pelajaran?"

"Ini udah jam pulang Bar."

Bara melihat jam di pergelangan tanganya. Benar kata Ara, ini sudah jam pulang.

"Kamu kenapa Bar?"

"Gue nggak papa."

"Kalo kamu ada masalah, kamu bisa cerita ke aku."

ANANDITASWARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang