[Bagian 58] Luka dan Obat

Start from the beginning
                                    

Tara menoleh saat Arga mengucapkan kalimat itu, apa katanya? Sayang? Bisa-bisanya si brengsek itu memanggil perempuan lain dengan sebutan sayang di depan istrinya sendiri? Wah benar-benar tidak bisa dibiarkan.

gelud woy gelud!

Tara tertawa sinis menatap dua insan yang ada di hadapannya. Ia ingin melangkahkan kakinya keluar dari apartemen tempat tinggal Tania. Namun suara Arga menghentikan langkahnya.

"Mau kemana kamu?" tanya Arga yang sudah berdiri, begitupun Tania yang dibantu Arga.

Tanpa menoleh Tara menjawab dengan santai. "Cari selingkuhan!" ceplos Tara membuat Arga menatapnya tajam.

Pria itu menarik tangan istrinya membuat Tara berbalik menatap Arga. "Jawab yang bener!" desis Arga tidak suka dengan jawaban istrinya barusan.

Tara mendecak kesal, lalu menepis tangan Arga yang mengcengkram kuat pergelangan tangannya. "Aku mau kemana itu bukan urusan kamu! Gausah kepo deh!"

Arga maju satu langkah, memegang kedua lengan Tara erat lalu membisikan sesuatu ditelinganya. "Saya masih suami kamu, kalau kamu lupa!" bisik Arga membuat Tara merinding mendengar nada ucapan Arga yang berbeda dari biasanya.

Tara melepaskan tangannya lalu menjauhkan tubuhnya dari suaminya itu. Tara terkekeh kecil. "Suami? Setelah apa yang kamu lakuin ke aku, kamu masih bisa bilang kayak gitu?"

Tara menghela napasnya sebelum melanjutkan ucapannya. "Iya, kamu suami brengsek! Benci banget gue sama lo anj--" ucapan Tara terhenti kala Arga mencium bibirnya dengan kasar.

Tara memukul-mukul bahu pria itu sedangkan Arga semakin menekan tengkuk leher istrinya.

Tania yang melihat itu cukup kaget, ada perasaan panas dan kesal saat melihat Arga mencium istrinya. Tania mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Arga melepaskan ciumannya mengingat ada Tania di sana. Pria itu menarik kasar tangan Tara keluar dari Apartement. "Kita pulang ke rumah," ucap Arga seraya menyeret Tara.

"Nggak! Gue nggak mau!!" tolak Tara berusaha keras melepaskan cengkraman tangan Arga. Namun nihil, tenaganya tidak sebanding.

Tania memanggil Arga dan mulai mengeluarkan jiwa gatelnya. Ia mencari cara agar pria itu tetap berada di sisinya.

"Kak jangan pergi, aku sendirian di sini..." pinta Tania dengan wajah memelas namun Arga tidak memperdulikannya.

"Kak Argaaa," rengek Tania membuat Arga berdecak jengah.

"Diem di sini, jangan manja bisa?!" sentak Arga pada Tania.

Tania terdiam, matanya mulai berkaca-kaca. "Kak Arga bentak aku?" tanya Tania dramatis, terlihat dari wajah Arga bahwa pria itu cukup muak dengan tingkah perempuan dihadapannya itu.

Tanpa berucap lagi, Arga pergi meninggalkan Tania, tak lupa membawa Tara pergi dari sana membuat Tania mendecak kesal.

"Sial, liat aja nanti," gumam Tania seraya menatap punggung keduanya yang menghilang dibbalik pintu apartemen.

༻୨♡୧༺

"Kamu jahat, Argaa," lirih Tara yang baru saja bangun dari tidurnya.

Tara menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya yang tanpa sehelai benang itu. Semalam Arga melakukannya dengan sangat kasar dan tanpa ampun, membuat Tara menangis memohon untuk berhenti, tetapi pria itu tidak memperdulikannya sama sekali.

Sekarang pukul 09.00 pagi. Tara hendak berdiri dan pergi ke kamar mandi tetapi area bawahnya terasa sangat perih dan badannya seperti remuk ingin patah.

ARGATARA [NEW VERSION]Where stories live. Discover now