ʟᴏ ᴘᴏ ʙɪᴀ ᴛʀᴀᴜᴍᴇʀᴇɪ || ʜᴏʟᴅ ᴏɴ

2.4K 174 133
                                    

➵➵➵➵➵➵➵❂➵➵➵➵➵➵➵

-----------------------------------------------------------

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-----------------------------------------------------------

"Let me take your hand, I'll make it right, I swear to love you all my life."

-----------------------------------------------------------

Kakaknya Jahad.

Dengan rambut pirang dan mata jingga yang selalu berpendar hangat, dia seperti versi malaikat dari adiknya yang menyebalkan.

Jika bukan karena ciri fisik mereka yang sama, Great Warriors tidak mungkin percaya bahwa mereka bersaudara.

Sejak awal mereka bertemu, mata Traumerei sudah terpaku padanya. Bukan, bukan karena dia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, tapi karena [Name] sepertinya punya aura yang bisa memikat orang dalam sekali lihat.

"Jahad, Traumerei! Apa kalian ingin ke perpustakaan?"

Traumerei menatap [Name] yang berjalan mendekat. Saat ini, dia dan Jahad sedang latihan di pelataran penginapan yang mereka sewa.

Angin sepoi menerbangkan rambut pirang [Name], sementara senyum lembut masih terlukis di wajah.

Traumerei diam terpaku saat [Name] sudah ada di dekatnya. Dia sepertinya terpesona dengan kecantikan yang menyerupai malaikat itu.

Sementara Jahad yang menyaksikan semuanya, menatap rekannya tanpa ekspresi. Dia sudah sangat terbiasa melihat orang-orang tersipu ketika berada di dekat kakaknya, jadi ini bukanlah hal yang cukup mengejutkan untuknya.

Yah, walaupun begitu, bukan berarti Jahad akan merestui jika mereka punya hubungan dengan sang kakak.

Tidak ada satupun pria yang pantas mendampingi kakaknya yang terlalu sempurna.

"Gimana? Apa kalian mau ikut?" tanya [Name] memastikan.

Jahad menggeleng. "Tidak."

[Name] mengusap-usap surai pirang Jahad dan menatapnya penuh kasih sayang. "Kamu pasti capek sehabis latihan, apa mau aku belikan sesuatu?"

Jahad menyingkirkan tangan [Name] dari rambutnya. "Tidak usah, dan berhenti memperlakukanku seperti anak kecil!"

[Name] hanya tersenyum, lalu pandangannya berganti pada Traumerei. "Apa kau mau ikut?"

"Mau..." pandangan Traumerei jatuh pada tangan [Name] yang sedang memegang dua buku tebal. "Sini aku pegang barang-barangmu, [Name]."

"Tidak usah, makasih." tangan [Name] yang satunya mengusap-usap rambut Traumerei. "Kau selalu baik padaku, Traumerei. Jahad pasti bisa belajar sesuatu darimu."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 05, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝗻𝗲𝗼𝗻 𝗺𝗼𝗼𝗻 • ᥫ᭡ 𝗍𝗈𝗀 𝗈𝗇𝖾-𝗌𝗁𝗈𝗍𝗌Where stories live. Discover now