ᴊᴀʜᴀᴅ || ᴛʜᴇ ᴍᴏᴏɴ ɪs ʙᴇᴀᴜᴛɪғᴜʟ, ɪsɴ'ᴛ ɪᴛ?

2.4K 240 44
                                    

➵➵➵➵➵➵➵❂➵➵➵➵➵➵➵

"Kebiasaanmu yang selalu memperhatikan Arlene itu lama-lama terlihat menakutkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kebiasaanmu yang selalu memperhatikan Arlene itu lama-lama terlihat menakutkan."

Aku mengambil tempat duduk di sebelah Jahad setelah berlari ke arahnya. Sebenarnya aku, Hana dan Arlene lagi berkumpul di bawah pohon, tapi aku merasakan tatapannya yang mengarah ke kami. Pasti ke Arlene, di atas padang rumput yang disinari matahari terbenam, mataku menyaksikan bagaimana Jahad menatap Arlene dengan penuh kekaguman.

Jahad hanya diam, sepertinya dia tidak berniat untuk membalas kata-kataku. Aku menghela napas bosan dan mencabut rumput-rumput di sekitarku.

Aku memutar bola mataku saat dia masih tidak membuka mulutnya. Aku merasa diabaikan... padahal kami sudah kenal selama bertahun-tahun tapi dia masih saja memperlakukanku seperti orang asing.

"Yah... aku juga tidak bisa menyalahkanmu sih, Arlene itu sempurna. Seandainya aku seorang pria, mungkin aku sudah mengejar cintanya saat ini." Aku tertawa canggung saat merasakan tatapan tajamnya yang seperti menembus diriku. "Haha... cuma bercanda, kau itu menakutkan sekali."

Hening.

"Menyenangkan sekali... menyaksikan momen matahari terbenam bersama seseorang yang sedang memikirkan orang lain."

"Kenapa kau ada di sini?"

Aku cemberut. Dasar tidak punya perasaan! Padahal aku kan sudah berbaik hati untuk menemaninya di sini!

Kenapa kau ada di sini? Heh... aku juga tidak tahu kenapa bisa berada di sini. Aku mengerti bahwa pertanyaannya mengarah kenapa diriku tidak berkumpul bersama yang lain dan malah duduk bersamanya. Sayangnya aku tidak bisa menahan untuk tidak mengartikannya ke sesuatu yang lain. Sebenarnya kenapa aku ada di sini? Aku masih ingat saat itu aku dan teman-temanku hanya bermain-main saja saat kami sedang berkemah.

"Hei, kau pernah dengar tidak? Katanya ada sebuah gua yang bisa mengirim kita ke dunia lain."

Aku kembali mengingat kata-kata yang tadi Tara---temanku katakan, dan sekarang di sinilah kami, menyusuri hutan untuk mencari gua yang Tara sebutkan. Untung saja saat ini masih siang, jadi suasannya tidak terlalu menakutkan dan kami bisa dengan mudah menyusuri jalan.

"Sebenarnya kamu dapat berita itu dari mana Tar?" aku mendengar Vika yang berada di sampingku bertanya kepada Tara.

"Aku pernah dengar gosipnya." Tara menyingkirkan ranting pohon yang berada di depannya.

Aku yang sedari tadi diam memutuskan berbicara, "mustahil. Tapi kalau itu benar... bagaimana ya? Walau aku suka cerita fantasi, tapi jika mengalami hal itu secara langsung dan tiba-tiba terkirim ke dunia asing yang tidak diketahui... bukankah terdengar menakutkan?"

𝗻𝗲𝗼𝗻 𝗺𝗼𝗼𝗻 • ᥫ᭡ 𝗍𝗈𝗀 𝗈𝗇𝖾-𝗌𝗁𝗈𝗍𝗌Where stories live. Discover now