ᴋʜᴜɴ ᴇᴅᴜᴀɴ || ɴᴏᴛʜɪɴɢ ɪs ᴇɴᴏᴜɢʜ ғᴏʀ ʏᴏᴜ

2.2K 199 95
                                    

➵➵➵➵➵➵➵❂➵➵➵➵➵➵➵

[Name] menatap Eduan yang turun dari ranjang dan memakai pakaiannya kembali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Name] menatap Eduan yang turun dari ranjang dan memakai pakaiannya kembali. Selalu seperti itu, dia datang kepadanya hanya untuk memenuhi kepuasannya saja.

Menjadi salah satu istri Khun Eduan bukanlah hal yang membahagiakan untuknya. Mereka memang sudah menikah cukup lama, tapi jarak di antara hati keduanya semakin menjauh saja.

"Kau terlihat menyedihkan." Dengan itu dia pergi, meninggalkan [Name] yang memegang selimutnya dengan tatapan sendu.

Yang kuinginkan hanyalah dicintai olehmu.

[Name] ingin menyerah, tapi sekeras apapun mencoba, dia tetap saja berakhir mendambakan cintanya. Mungkin, perasaan seperti itu sudah hilang dari kamus Eduan ribuan tahun yang lalu. Tapi tetap saja... [Name] menikah dengan Eduan karena mencintainya, berbeda dengan Eduan yang hanya menjadikannya sebagai kesenangan semata.

[Name] tahu bahwa Eduan adalah pria mata keranjang yang tidak cukup memiliki satu wanita saja, tapi dia masih mempertahankan harapan kecil yang dimiliki, berharap bahwa suatu saat nanti... Eduan akan melihat dan mecintainya.
______________________________________

"Rain, kau harus menjadi Putri Jahad. Bila kau berhasil, kita akan menjadi penguasa di keluarga ini." [Name] berkata kepada putrinya yang saat ini juga balas menatapnya. Ekspresi gadis bersurai biru itu datar dan dingin, tidak terganggu sama sekali dengan ucapan sang ibu yang memanfaatkannnya hanya untuk kekuasaan semata.

"Iya, Ibu, aku akan menjadi Putri Jahad."

[Name] memang tidak berbeda dengan istri Khun Eduan yang lain, memanfaatkan anak-anak untuk mencapai tujuannya. Mungkin, jika anaknya menjadi Putri Jahad, Eduan akan melihatnya... Eduan akan menyadari keberadaannya... dan mendapatkan cintanya yang selama ini dia dambakan.

[Name] memang ibu yang buruk, dia mengakui hal itu. Dia naif, egois dan terobsesi pada pria yang bahkan tidak menganggapnya berharga.

"Aku juga membaca buku itu!" [Name] memulai pembicaran ketika dia berada di perpustakaan Keluarga Khun dan melihat Eduan yang sedang membaca buku tebal berwarna hitam.

"Oh iya? Aku tidak tahu kau suka hal seperti ini."

[Name] tersenyum, dia senang, dia senang Eduan mengajaknya bicara. Mungkin, usahanya membaca buku-buku yang Eduan sukai selama ini membuahkan hasil juga untuknya. Tidak apa jam tidurnya berkurang dan kesehatannya memburuk, asal dia bisa berbicara dengannya, ini sudah cukup... ini benar-benar sudah cukup.

"Aku dengar buku ini memiliki penjualan tertinggi tahun ini, dari semuanya, aku paling suka seri yang ketiga." [Name] berjinjit dan mengambil buku tebal dengan sampul berwarna indigo dan menunjukkannya ke Eduan.

Eduan tertawa. Untuk sesaat jantung [Name] berdebar lebih cepat dari biasanya, hormon serotonin dalam dirinya meningkat, membuatnya tidak bisa menahan lengkungan senyum yang terulas.

𝗻𝗲𝗼𝗻 𝗺𝗼𝗼𝗻 • ᥫ᭡ 𝗍𝗈𝗀 𝗈𝗇𝖾-𝗌𝗁𝗈𝗍𝗌Where stories live. Discover now