Mutiara refleks memendarkan pelukannya. Ia langsung mundur dua langkah untuk memberi jarak dengan laki-laki di hadapannya yang terlihat begitu tenang. "Masalah serius."

Tio sedikit memikirkan kepalanya. "Coba lo cerita."

"Tio jangan marah," mohon Mutiara dengan menekuk kebawah dua ujung bibirnya.

"Enggak."

"Ara ...,"

"Ara ...,"

"Ck. Dari tadi Ara-Ara. Ngomong tuh to the point bangsat." murka laki-laki itu.

"Gue terlibat dalam masalah yang menimpa Vella," sarkasnya dengan kepala menunduk.

Tio membuat dahinya berkerut. Dua kelopak indahnya melebar. Ini tidak sedikit terkejut, namun ia begitu terkejut. Ia susah untuk mencerna dan untuk mempercayai gadis di hadapinya. Tio tahu, Mutiara begitu benci dengan Asavella. Tapi apa maksudnya?

"A-ara. Lo terlibat dalam masalah, Aca? Lo ngapain badebah!" geramnya sembari memegang kedua bahu Mutiara.

"Gu-gue diem-diem mencuri ponselnya, Vella. Gue disuruh Jysa waktu istirahat dan kalian semua di perpustakaan saat itu. Dan gu-gue, ngirim pesan ke Kak Brian."

"Gu-gue, enggak tahu kalau rencana Jysa sekejam ini, Yo." Matanya kembali menetes dengan tangan yang begitu gemetar. "Ta-tangan Ara ternoda secara tidak langsung."

Tio mengepalkan tangan begitu erat hingga urat-uratnya terlihat. Andaikata Mutiara bukan perempuan. Sudah habis Mutiara di hadapan Tio, bahkan Tio juga akan berniat melemparnya terjun dari rooftop lain empat ini.

Tio berpaling muka, memukul kosong ke udara. "Bajingan!!" teriaknya yang membuat Mutiara menutup mata begitu ketakutan.

"ELO!" Tio menunjuk Mutiara yang masih memejam ketakutan. "ELO KENAPA LIBATIN GUE DENGAN INFORMASI INI!"

"KENAPA ENGGAK ORANG LAIN ATAU NGGAK HARTA!!"

"Bilang ke gue, gimana caranya tuli buat hari ini aja, Ra. Bilang ke gue gimana caranya!!"

Mutiara memegang lengan Tio dengan sungai yang semakin deras di kedua pipinya. "A-ara mohon, A-ara mohon sembunyikan ini dari Kak Brian ataupun Harta dan yang lain. A-ara cuma bisa berani cerita ke Tio."

Tio menepis pergelangan Mutiara begitu kasar-menarik rambutnya sendiri dengan kasar. Mengumpat sumpah serapah berkali-kali untuk Mutiara. Bahkan, Tio ingin sekali menenggelamkan dirinya seusai mendengar informasi ini.

"A-ara, janji. A-ara bakalan mengatakan semua ini ke Vella."

"Tapi Ara mohon, Yo. Jangan bilang ini ke Harta ataupun Kak Brian. Ara, takut ...."

"Lo pikir gue diem? Lo pikir gue percaya sama lo! ACA GUE HAMPIR DIHUKUM MATI KARENA ULAH LO DAN JYSA!!" bentak Tio terbawa emosional.

"LO DENGER BERITANYA ENGGAK SIH!"

"KEPALA! KEPALA DIINJEK. KEPALA ASAVELLA DIINJEK! GU-GUE NANGIS DENGERNYA DITAMBAH PENGAKUAN LO KALO LO PELAKU JUGA DIBALIK DRAMA JYSA!" murka Tio yang kemudian menjerit emosional.

ASAVELLA [TERBIT] ✓Where stories live. Discover now