19

544 144 34
                                    

How's your day?
Jangan lupa vote dan comment ya

Jung Jeje Choi Yejun Park Seobin Kim Jaehwa Ha Yunoh Kanemoto Noa Takata Suno Yoon Nara Hamada Ryun Bang Minjun Kim Hanmin Watanabe Arta Park Bihan So Hajun

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Jung Jeje
Choi Yejun
Park Seobin
Kim Jaehwa
Ha Yunoh
Kanemoto Noa
Takata Suno
Yoon Nara
Hamada Ryun
Bang Minjun
Kim Hanmin
Watanabe Arta
Park Bihan
So Hajun

000

Semuanya terdiam tak bisa berkata kata saat melihat Jaehan bisa membanting Rui dengan ama sangat kuat hingga Rui mendesis kesakitan. Tapi jangan salah, keadaan Jaehan juga tak kalah buruk. Jaehan mengelap darah dari sudut bibir nya yang robek.

" Gimana? Lebih susah lawan bang Yeonjin dari pada lu."kata Jaehan.

" ngaca. Keadaan lu sendiri kaya hampir mati."ujar Rui.

" haha, makanya kalau marah jangan lampiasin ke orang. Susah sendiri kan lu."

Dinding perlindungan milik Rui juga sudah menghilang karena keadaan si pemilik yang melemah. Setelah itu datang anak anak lain yang berdiri di depan Jaehan untuk melindungi Jaehan.

" jangan dekat dekat, atau saya set sat set!"oceh Seobin.

" emang berani?"tanya Jeje.

" ya enggak lah, pake nanya."jawab Seobin.

" mending lu mingkem."kata Suno.

Perlahan tapi pasti Rui berdiri. Tangan nya menyeka darah yang mengalir dari hidung nya. Rui udah tau sih Jaehan emang sekuat itu tapi emosi Rui tadi jauh lebih besar dari akal sehat nya. Jadi Rui enggak nyesel udah duel sama Jaehan yang bikin emosi nya reda.

" Kalian semua udah ingat? Enggak perlu saya jelasin lagi kan keadaannya gimana?"tanya Rui.

" Saya doang yang inget jelas semuanya."jawab Minjun.

Netra Rui menatap wajah Minjun. Wajah Minjun yang mengingatkan nya pada seseorang, satu satunya orang yang pernah memarahi nya karena berusaha menjadi sempurna di segala bidang. Dia bilang, jadi sempurna itu menyeramkan karena pada dasarnya semua makhluk hidup punya kekurangan. Dari pada memberi nasihat untuk tetap tegar, seseorang tersebut menyuruh Rui untuk menangis.

" kalau enggak inget, lebih baik pulang dan hidup tenang."kata Rui.

" Tenang apanya?! Ini kita semua hampir mati gara gara ekhem, em, si ono tuh!"ujar Bihan melirik Jaehan.

" soal itu, enggak usah khawatir. Kemarin kita kecolongan, selanjutnya enggak akan terjadi lagi."

" nyawa kita berasa kacang apa ya."bisik Arta ke Bihan.

" sttt, ngerumpi terus."kata Noa.

" Saya pikir, disini bukan persoalan tentang kita sudah ingat apa belum."ujar Yunoh tiba tiba.

Kaki Yunoh berjalan hingga berhadapan langsung dengan Rui.

" Tentu aja saya menghormati keputusan Yejun dan Ryun serta kalian semua yang terlibat. Tapi, keputusan ini bisa berpotensi untuk membuat perpecahan. Dua keputusan berbeda yang sama sama dianggap benar akan saling berseteru lalu perpecahan akan timbul. Yang satu menahan untuk masuk. Yang satu berusaha masuk untuk mengetahui apa yang harus nya mereka ketahui."

The Lost Immortal Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz