15

652 160 37
                                    

How's your day?
Jangan lupa vote dan comment ya

Jung Jeje Choi Yejun Park Seobin Kim Jaehwa Ha Yunoh Kanemoto Noa Takata Suno Yoon Nara Hamada Ryun Bang Minjun Kim Hanmin Watanabe Arta Park Bihan So Hajun

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Jung Jeje
Choi Yejun
Park Seobin
Kim Jaehwa
Ha Yunoh
Kanemoto Noa
Takata Suno
Yoon Nara
Hamada Ryun
Bang Minjun
Kim Hanmin
Watanabe Arta
Park Bihan
So Hajun

000

Hutan yang rimbun di penuhi oleh pohon besar yang umur nya sudah ratusan tahun. Hutan yang menjadi rumah bagi banyak fauna dan flora. Hutan yang saat ini menjadi arena perburuan anak dari para pemimpin. Tahun lalu, Hajun dan Jeje memenangkan perburuan ini oleh karena itu mereka berdua jadi panitia nya.

Netra mata tajam berwarna emas mengamati sebuah rusa layaknya makanan siap santap. Perlahan kuku tangan nya memajang hingga tajam. Dalam seperkian detik ia ingin menerjang buruan nya yaitu sang rusa. Namun seseorang sudah memanah rusa tersebut dengan kecepatan kurang dari satu detik.

" WOHOOO!" sorak laki laki berambut hitam dan mata hitam nya yang membawa panah serta busur panah sambil memperlihatkan senyum lebar nya.

" wah, itu kan buruan gua!"kata Arta.

" terus? Gua harus bilang wow gitu?"tanya Bihan.

" lu ngerebut buruan gua njir! Curang bener!"

" hey hey serigala, yang bunuh yang dapet."

" oh gitu main nya, BANG HANMIN! BIHAN BUNUH RUSA NI—"

Brak..!

Sebelum Hanmin mendengar teriakan Arta yang gampang di kenali. Bihan segera menerjang tubuh Arta dan menutup mulut Arta dengan tangan nya. Walaupun ini acara berburu hewan, tapi tetep aja Hanmin enggak terima kalau ada yang bunuh beneran. Makanya, Hanmin dari tahun ke tahun selalu balik bawa hewan hidup yang mau dia rawat bukan hasil buruan.

" tangan lu kotor! Jangan sentuh sentuh wajah ganteng gua."

" haaaaaa? Ngomong nih ama pantat gua."kesal Bihan.

" dih? Anak pemimpin apaan? Omongan lu jorok banget."

" ama temen sendiri, kecuali gua ngomong gitu ama raja. Boleh dah lu tempeleng kepala gua."

" eh han, lu masih inget pembahasan rapat kita waktu itu kan?"

Bihan yang sedang asik mencabut anak panah nya serta mengelap anak panah nya dari darah rusa menatap Arta yang sedang duduk di dekat pohon. Ia menghela nafas gusar sekali lalu memasukkan kembali anak panah tersebut ke tempat nya.

" iya, kenapa emang?"tanya Bihan.

" lu percaya?"

" enggak tau deh gua, Bang Jaehwa anak nya asik kok."

" kalau alasan lu gitu doang semua orang juga bisa begitu. Contoh nya, mana ada yang percaya Bihan si penakut bunuh rusa tanpa ketakutan sedikit pun."

Penuturan Arta membuat Bihan tertawa kecil. Bihan penakut sih tapi enggak sepenakut itu. Lagian juga, enggak berguna dia bilang ke semua orang kalau Bihan juga bisa berani? Kan enggak semua hal harus di tunjukin? Lagian, pura pura penakut bikin Bihan lebih leluasa lakuin tugas nya sebagai anak dari pemimpin tanpa harus bersembunyi dari pandangan orang orang. Yang pura pura lemah sama penakut bukan cuma Bihan doang kok.

The Lost Immortal Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon