Jessi 25 • Random Talk

36.2K 4.5K 69
                                    

Selamat pagi teman ...
Bagaimana kabarnya?

Jangan lupa follow Instagram aku di @coochoci yaaa
Ditunggu loh sama aku

Makasih banyak juga buat yang udah follow
Selamat membaca and stay healthy kalian semua

Love you ❤️

***

How to say 'I proud of you' without actually saying it? Say nothing and mess her hair!

Dan ya, kalimat itu benar-benar terbukti karena aku sedang mengalaminya sekarang.

"Sini coba peluk lagi! Yang tadi belum terlalu jelas." Mas Rizal menarik ku kembali ke dalam pelukannya setelah aku mengatakan bahwa aku barusaja keramas dan rambut ku berbau wangi.

"Jangan modus, Mas!" Ujarku karena orang ini tidak mau juga untuk melepaskan.

"Lima detik lagi, bee!" Aku masih saja merasa merinding dengan panggilan ini.

"Lima. Empat. Tiga. Dua. Satu. Lepas ih!" Aku mencoba melepaskan diri dari pelukannya karena pertemuan kami saat ini memang bertujuan untuk membahas hal yang serius.

Jika aku tidak bersikap tegas semacam ini maka kami hanya akan berakhir dengan seperti ini tanpa beranjak ke aktivitas lain sama sekali.

Ku lihat Mas Rizal mendengus. Tidak terima karena aku melepaskan diri dari pelukannya dan bahkan berpindah duduk di sofa seberang yang terhalang meja agar tidak duduk di dekatnya.

"Kenapa jauh begitu?"

"Jaga jarak aman, Mas. Biar nggak bahaya." Jawabku acuh tak acuh.

"Jadi gimana?" Tanpa mengindahkan ekspresi Mas Rizal yang sedang cemberut karena aku tak mau duduk di sampingnya, aku kembali menanyakan kelanjutan dari permasalahan kami yang belum selesai.

"There's no value free of truth, bee. It always based on something."

"Bisa agama, tradisi or anything." Lanjutnya sembari menegakkan duduknya.

"Sekarang aku mau nanya kamu coba. What is the truth in your mind?" Aku menggeleng karena sependapat dengannya barusan.

Kebenaran adalah hal yang relatif dan tidak bebas nilai. I mean tidak ada kebenaran yang mutlak karena pastinya sesuatu yang dianggap benar itu bersandar pada sesuatu yang lain yang mampu memvalidasi jika hal tersebut adalah sebuah kebenaran.

Contoh konkretnya? Serial BL.
Jika seseorang bersandar pada keyakinan agama maka hal tersebut pastilah salah dan fakta itu adalah mutlak. Sementara untuk sebagian lain yang bersandar pada hal lain maka bisa saja itu tidak menjadi salah karena cinta tidak memandang fisik.

Tapi poin yang ingin aku tunjukan bukan soal ini. Melainkan tentang keadaan dimana satu fakta yang sama ternyata bisa diinterpretasikan secara berbeda sehingga ujungnya menyimpulkan bahwa kebenaran antara satu orang dengan orang yang lain bisa berbeda tergantung apa yang digunakan untuk menilai fakta tersebut. Keyakinan seperti apa yang melatarbelakangi seseorang melakukan penilaian akan sesuatu dan bagaimana perspektifnya akan sesuatu tersebut.

"Nggak tau, Mas. Tiap orang kan punya pemikirannya soal kebenaran sendiri-sendiri." Jawabku setelah terdiam beberapa saat.

"Terus kenapa kamu jadi overthinking begini?" Aku menggeleng karena jujurly aku juga tidak tahu kenapa aku bisa berpikir berlebihan semacam ini.

Aku membenarkan posisi dudukku karena sedikit tidak nyaman. "Tapi aku nggak salah kan kalo mutusin mau rehat sebentar?"

Mas Rizal dihadapan ku tersenyum dan mengangguk. "It's okay to be not okay, bee."

"Manusia nggak bisa kalo terus-terusan di tuntut ini dan itu. Jangan berlebihan, apalagi untuk sesuatu yang ternyata adalah tuntutan orang lain."

Aku mengangguk mendengar ucapan Mas Rizal. Sedikit merasa tenang dari sebelumnya karena mendapatkan dukungan penuh dari laki-laki yang merupakan calon suamiku sendiri. "Jadi aman, kan?" Dia mengangguk yakin.

"How do you feel now?"

"Jadi lebih tenang sih," ujarku menjawab pertanyaannya.

Setelah memutuskan untuk rehat dari dunia industri hiburan untuk waktu yang belum ditentukan aku memang sedikit sering overthinking. Aku merasa bahwa tindakanku tersebut bisa saja mengecewakan penggemar-penggemarku, apalagi dengan berbagai komentar yang muncul di Instagram yang menanyakan kenapa aku memutuskan hal hingga sejauh itu.

Menjadi subjek pembicaraan publik beberapa waktu belakangan ini memang sedikit melelahkan. Kemana-mana seperti diikuti oleh seseorang dan apapun yang aku lakukan tiba-tiba saja sudah tertulis di media sosial. Ya, jika satu dua kali saja mungkin masih biasa. Tapi jika itu rasakan setiap hari dengan durasi waktu yang cukup lama? Tentu saja itu akan melelahkan juga.

"Bagus dong. Life on other expectation not heaalthy, bee. Menjadi bahagia lebih penting..." Ujarnya kemudian.

"Mas sendiri gimana?"

"Gimana apanya?" Tanyanya sembari mengerutkan dahi.

"Pekerjaan, Mas. Emang kamu pikir aku nggak tau kejadian-kejadian kemaren pengaruhnya sama pekerjaan kamu?" Tanyaku meminta penjelasan.

Pasalnya dari kejadian pemberitaan palsu pertama yang sudah pernah dijelaskan oleh Mas Bisma, aku yakin bahwa dia juga mengalami banyak tekanan dari orang-orang di sekelilingnya. Terlebih masa jabatannya yang tinggal menunggu minggu saja, aku tau pasti bahwa tidak sedikit masalah yang harus segera diselesaikannya dengan baik.

Dan sebagai seorang pasangan tentu saja aku ingin sedikit berguna untuknya. At least jika tidak bisa membantu mencari jalan keluar atas masalahnya maka aku bisa menjadi tempatnya untuk berbagi keluh kesah.

BackstreetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang